Para Ibu harus memperhatikan makanan, minuman, serta kebiasaan yang bisa membahayakan perkembangan serta pertumbuhan bayi di dalam rahim.
Pada prinsipnya, menjalani kehamilan yang sehat bukan berarti membuat ibu harus mengubah gaya hidupnya. Ibu tetap bisa melakukan aktivitas seperti biasanya, hanya saja ada penyesuaian gaya hidup agar kesehatan bayi dan ibu tetap optimal sampai persalinan.
Untuk itu, ada beberapa jenis makanan, minuman, serta kebiasaan yang sebaiknya dihindari selama kehamilan agar bayi di dalam rahim bisa terus berkembang dan tumbuh sesuai fasenya. Sehingga bayi dapat dilahirkan dalam keadaan sehat sempurna.
1. Stres
Reaksi otak ketika mengalami stres adalah, akan mengeluarkan hormon kortisol yang jika diproduksi secara berlebihan akan menyebabkan detak jantung serta tekanan darah meningkat. Hal ini bisa memicu terjadinya kontraksi dan membuat risiko melahirkan prematur menjadi tinggi.
“Karena itu, ibu hamil harus menghindari stres,” ucap dr. Jesurun Bangun Daud Hutabara, M(Ked)OG, SpOG., dari ZAP Premiere Medan. Menjaga agar tidak stres bisa menjadi tantangan tersendiri untuk ibu hamil, apalagi di tengah situasi pandemi seperti sekarang.
“Pandemi membuat situasi serba tidak pasti, karena itu ibu perlu mendistraksi pikiran negatifnya dengan merelaksasi diri atau melakukan kegiatan yang membuat senang.” katanya.
Baca Juga: Ini 4 Manfaat Bermain untuk Anak Balita
2. Alkohol
Mengapa alkohol harus dihindari? “Karena alkohol bisa masuk ke aliran darah plasenta yang akhirnya masuk ke organ-organ vital bayi yang sedang berkembang di dalam rahim ibu,” jawab dr. Jesurun.
Organ-organ vital bayi masih belum terbentuk sempurna ketika berada di dalam rahim ibu, khususnya organ hati. Dijelaskan dr. Jesurun, organ hati bertanggung jawab untuk mendetoksifikasi racun yang masuk ke dalam tubuh, termasuk alkohol.
Tapi karena organ hatinya belum terbentuk sempurna maka fungsinya untuk memproteksi pun belum optimal.
“Ibu hamil yang mengonsumsi alkohol bisa menyebabkan keguguran, kematian janin di dalam kandungan, dan semakin tinggi kadar alkohol dalam tubuh janin bisa menyebabkan gangguan fungsi organ-organ. Jadi ibu hamil dilarang minum alkohol serta memerhatikan segala asupan yang mengandung alkohol!” tegas dr. Jesurun
3. Merokok
Selain alkohol, racun yang tidak bisa didetoksifikasi oleh tubuh adalah nikotin yang ada di dalam rokok. Nikotin ini dijelaskan dr. Jesurun, dapat masuk hingga ke dalam aliran plasenta yang kemudian diedarkan ke organ-organ vital janin.
Ditegaskan dr. Jesurun, semua ini akan merujuk pada kondisi bayi lahir dengan berat badan rendah, bayi lahir dalam keadaan tidak sempurna, bayi lahir dengan masalah pernapasan seperti asma, sampai kematian janin yang mendadak.
4. Berendam di Air Hangat
Banyak diantara kita yang merasa lebih rileks ketika berendam di air hangat atau bersauna. Tak hanya sekadar memberikan efek relaksasi, berendam di hot tub atau bersauna juga membuat sendi lebih rileks hingga badan bisa bebas dari pegal-pegal.
Para ibu hamil biasanya tergoda untuk berendam di air hangat atau bersauna karena kehamilan membuat sendi dan otot terasa lebih kaku. Tapi kebiasaan ini harus dihindari selama kehamilan karena berisiko menaikkan temperatur tubuh yang bisa memicu terjadinya kontraksi palsu.
Waspadai juga risiko dehidrasi ketika berendam di air hangat atau melakukan sauna. Jika ingin tetap bisa menikmati manfaat relaksasi dari air hangat, bisa dilakukan dengan mandi air hangat, bukan berendam di air hangat. Pastikan suhu air hangat tidak melebihi 40 derajat Celsius.
5. Makan Daging atau Seafood Mentah
Ibu hamil yang mengonsumsi daging atau seafood mentah berisiko untuk terinfeksi bakteri toksoplasma dan salmonella. Bakteri ini bisa memicu terjadinya keguguran dan bayi dilahirkan dalam keadaan cacat.
Adapun risiko penularan toksoplasma atau salmonella semakin meningkat seiring dengan usia kandungannya. Jadi jika ibu hamil terinfeksi kedua bakteri ini saat usia kehamilan trimester pertama, maka bayi dalam kandungan berisiko tertular hingga 15%
Sedangkan pada trimester kedua, risiko penularannya menjadi 30% dan di trimester ketiga, resiko tertularnya menanjak hingga 60%.
6. Konsumsi Kafein secara Berlebihan
Kafein yang dimetabolisme di dalam tubuh memiliki sifat diuretik, yaitu membuat tubuh memproses urin lebih banyak dan cepat. Tak hanya itu, ketika dikonsumsi kafein juga membuat tekanan darah meningkat, detak jantung meningkat.
Kafein bisa menyerap hingga ke dalam plasenta. Orang dewasa bisa memetabolisme kafein dengan baik, tapi pada bayi hal ini tidak mungkin terjadi karena sistem pencernaan bayi masih dalam proses penyempurnaan.
Artinya, kafein bisa menembus plasenta dan mempengaruhi detak jantung serta tekanan darah bayi. Adapun konsumsi kafein yang direkomendasikan adalah 150-300 mg per hari atau sekitar secangkir kopi.
Hal yang juga harus diingat adalah, kafein tidak hanya ada di dalam kopi tapi juga teh, cokelat, dan soda.
Baca Juga: Ingin Meningkatkan Imunitas Anak? Tetap Ada Aturannya!
7. Susu yang Tidak Dipasteurisasi
Susu yang tidak dipasteurisasi atau dipanaskan, berisiko mengandung bakteri Listeria monocytogenes. Infeksi yang disebabkan bakteri ini dinamakan listeriosis. Adapun gejalanya adalah, demam, mual, nyeri otot, dan diare.
Pada ibu hamil, sering kali gejalanya tidak muncul sehingga tidak menyadari kalau tubuhnya sedang terinfeksi. Alhasil, berisiko menyebabkan keguguran dan bayi lahir dalam keadaan tidak sempurna.
Itu dia, Toppers beberapa pantangan yang harus dihindari ibu hamil, jaga kesehatan ibu dan bayi dengan mencukupi kebutuhan nutrisi dan beristirahat dengan cukup. Kamu juga bisa mendapatkan berbagai kebutuhan ibu dan bayi melalui Tokopedia!
