Kegelisahan di hari-hari awal sekolah umum dirasakan anak-anak. Orang tua tentu ingin menenangkan anaknya, misalnya dengan mengajak bicara. Tapi, pilihlah kalimatnya dengan bijak.
Kebanyakan anak-anak akan merasa cemas dan gelisah jika akan menghadapi situasi baru atau asing untuknya. Reaksi tersebut sangat normal dan biasanya bersifat sementara saja. Namun, bagi sebagian orang, kecemasan mungkin tidak akan berangsur hilang, dan itu dapat mulai mengganggu kehidupan sehari-hari.
Menurut National Institute of Mental Health di Amerika Serikat (AS), 1 dari 4 anak akan mengalami gangguan kecemasan dalam hidup mereka. Salah satunya adalah kecemasan yang berhubungan dengan sekolah. Ini sangat umum terjadi pada anak-anak dan biasanya disamarkan dengan sebuah penyakit.
Jika anak mengeluh sakit perut atau pusing sesaat sebelum pergi ke sekolah atau menunjukkan respon negatif saat hendak mengerjakan tugas sekolah, ada kemungkinan ia mengalami school anxiety Berita baiknya, para ahli mengatakan, dengan mendorong anak untuk mengekspresikan kekhawatiran mereka akan dapat membantu mereka meringankan dan mengendalikan kecemasan mereka. Berikut ini adalah 5 kalimat positif yang dapat orang tua katakan pada anak ketika sedang cemas.
5 Kalimat Positif Menghilangkan Cemas Anak
1. “Ceritakan tentang kekhawatiranmu, ayah dan ibu akan mendengarkan.”
Menurut Alisa Cinelli, ahli perilaku anak di AS yang telah diakui keahliannya pada isu pendisiplinan anak secara positif, kalimat di atas bisa orang tua katakan pada anak jika kamu merasa si kecil sedang stres atau cemas. Alisa menambahkan, anak-anak akan merasa terhibur ketika mereka tahu bahwa mereka memiliki orang dewasa untuk diajak curhat. Cobalah untuk benar-benar mendengarkan.
Tidak perlu terlalu keras berusaha mencari solusi dan membagikannya pada anak. Mendengarkan kegelisahan anak saja sebenarnya sudah cukup, karena hal tersebut membuat anak tahu kalau orang tuanya peduli padanya.
2. “Apa yang paling kamu sukai di sekolah?”
Pertanyaan-pertanyaan yang mengingatkan anak pada hal-hal menarik di sekolah bisa membuat anak lupa akan kecemasannya dan membuatnya menjadi lebih bersemangat pergi ke sekolah. Hal ini juga mendorong anak untuk mengantisipasi semua hal baik yang akan terjadi di sekolah dan membantunya berpikir positif pada hal-hal yang berkaitan dengan sekolah.
3. “Sepertinya kamu merasa gugup karena……”
Secara alami, biasanya orang tua ingin menyelesaikan masalah anak. Tapi, sebagian besar orang tua kerap melewatkan satu detail kecil yang membuat perbedaan besar pada anak, yaitu validasi. Secara umum, validasi diartikan sebagai suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai. Dalam kasus ini, setelah kamu mendengarkan cerita anak tentang kecemasan, ulangi kembali kata-katanya, dan tunjukkan pada anak, bahwa kamu menerima atau mengakui perasaan anak tersebut.
Coba ucapkan kembali apa yang telah kamu pahami dari cerita anak, dan tanyakan kembali pada anak apakah kamu sudah benar-benar memahaminya. Dengan begini, anak akan merasa bahwa tidak ada yang salah dengan merasa cemas, bahwa perasaannya adalah hal yang normal, sehingga ia akan merasa mendapatkan lingkungan (keluarga) yang aman, nyaman, dan tenang.
4. “Apa yang bisa Ibu/Ayah bantu?”
Daripada menebak-nebak apa yang anak butuhkan untuk mengatasi kecemasannya, mengapa tidak menanyakannya langsung padanya? Bisa jadi, bantuan yang kecil, seperti mengantarnya masuk ke kelas pada hari pertama sekolah atau membawakannya bekal makan atau cemilan kesukaannya, dapat meringankan kekhawatiran anak.
5. “Mari kita tulis semua hal yang kamu tunggu-tunggu.”
Menurut Colleen Wildenhaus, pendiri ‘Good Bye Anxiety, Hello Joy’ yang fokus membantu guru dan orang tua mengasuh anak dengan kecemasan berlebihan, membantu anak untuk fokus pada hal-hal yang akan membuatnya bahagia, akan meredakan kekhawatirannya. Collen menjelaskan, ketika anak mengatakan bosan, kesepian, atau melihat teman di media sosial, kamu dapat mengingatkan kembali betapa senangnya melihat teman-teman itu di sekolah setiap hari.
Demikian juga pada seorang anak yang senang melakukan penelitian atau menyelesaikan masalah matematika, orang tua dapat mengingatkan bahwa kembali ke sekolah bisa memberikannya kesempatan dan ilmu baru di bidang yang anak kuasai. Menuliskan semua hal positif membangun antisipasi anak pada hal-hal yang baik. Tidak masalah apa yang membuat anak kamu bersemangat, apakah itu belajar sains atau hanya kegiatan ekskul favorit.
BACA JUGA: BAYI REWEL KARENA DAHAK DI HIDUNG & TENGGOROKAN? INI CARA MENGELUARKANNYA
Merasa gelisah untuk suatu hal baru yang akan dilakukan tentu cukup normal, bahkan untuk anak-anak atau orang dewasa sekalipun. Namun, ketika hal tersebut dirasakan oleh si kecil, para orang tua perlu menyikapi hal tersebut dengan bijaksana agar dapat memberikan dorongan dan semangat untuk anak.