• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Tiga Nakama Berbagi Cerita Permainan Favorit di Masa Kecil

21 November 2019
Share
Tiga Nakama Berbagi Cerita Permainan Favorit di Masa Kecil

Apa yang paling kamu ingat dari momen masa kecilmu? Biasanya, salah satu momen tak terlupakan di masa kecil kita adalah bermain! Sebagai anak-anak, bermain adalah salah satu kegiatan favorit. Tak heran jika kemudian kita memiliki koleksi mainan atau permainan favorit yang biasanya kita mainkan sendiri atau bersama teman-teman.

Hal ini juga dialami oleh tiga orang Nakama Tokopedia yakni Evira Tiffany Tiurma, Nathaniel Biancaputra dan Kristiasih Margaret. Ketika masih anak-anak, khususnya kala duduk di bangku Sekolah Dasar, ketiganya memiliki mainan favorit mereka masing-masing, mulai dari Tamiya hingga permainan Benteng! Seperti apa cerita mereka? Yuk baca bersama-sama!

Evira Tiffany Tiurma (Copywriter)

Evira masih ingat betul bagaimana ia merengek untuk minta dibelikan boneka barbie. Ketika kecil, bermain boneka dan rumah-rumahan adalah kegiatan favorit Evira. Ia memiliki koleksi boneka hingga perlengkapan masak-masakan.

“Dulu aku biasanya main peran sama saudara aku. Jadi hari ini misalnya aku jadi Ayah atau Ibu, pokoknya kita gantian. Terus nanti kita pura-pura masak pakai mainan masak-masakan warna-warni gitu dari plastik. Aduh jadi kangen,” kenang Evira.

Ketika di sekolah, permainan favorit Evira beda lagi. Ia sangat senang bermain Bekel dan ABC 5 Dasar. Bagi yang mungin lupa, Bekel adalah permainan menggunakan bola kecil yang bisa dikepal tangan. Kita harus mampu melempar bola keatas, kemudian memindahkan biji bekel di lantai sebelum akhirnya menangkap bola kembali dalam waktu yang sangat singkat.

Sementara itu, ABC 5 dasar adalah permainan adu ketangkasan dimana masing-masing pemain harus menyebutkan nama hewan atau negara, sesuai kesepakatan di awal berdasarkan huruf yang muncul setelah suit dilakukan.

“Main bekel itu susah banget sih. Aku jadi belajar konsentrasi dan sigap karena harus fokus memindahkan biji bekel sambil melihat posisi bola. Apalagi ada masa-masa dimana teman-temanku mulai jago dan pamer trik mereka pas main bekel, itu aku jadi terpacu untuk latihan supaya bisa melakukan trik yang sama atau bahkan lebih,” cerita Evira.

Nathaniel Biancaputra (Graphic Designer)

Ketika ditanya permainan favorit ketika kecil, Nathan sempat berpikir selama beberapa lama. “Hmm apa yaa.. ada banyak banget!” 

Namun, ia akhirnya menyebutkan Tamiya sebagai salah satu mainan favoritnya. Alasannya sederhana, karena saat itu Tamiya bisa dimainkan bersama teman-teman dan bisa di modifikasi sendiri sesuai keinginan.

“Dulu gue beruntung banget dapet banyak Tamiya dari Om. Udah gitu Tamiya yang dikasih adalah jenis yang jarang ada dan sudah dimodifikasi sedemikian rupa, jadi bangga tiap kali liatin ke temen,” kata Nathan.

Dulu, ia seringkali mampir ke tempat penyewaan arena Tamiya untuk bertanding dengan teman-teman. Hal paling menantang adalah ketika Tamiya harus melewati lintasan dengan putaran 360 derajat. “Dulu kan gue belum ngerti fisika, jadi ya percobaan aja setiap Tamiya bisa nggak melewati itu. Setelah SMP baru gue tau kalau ternyata mobil harus punya massa dan kecepatan tertentu untuk bisa melewati rintangan seperti itu.”

Selain Tamiya, Nathan juga senang bermain mainan tradisional tiap kali mudik ke kampung halamannya di Solo. Biasanya, ia dan saudara-saudaranya akan pergi ke pasar malam kemudian membeli perahu berbahan kaleng yang bisa bergerak apabila diberi api di dek bagian belakang.

“Pas masih kecil, gue ngerasa itu ajaib banget. Kapalnya bisa bergerak sendiri hanya dengan dikasih api di belakang. Lagi-lagi pas gue udah lebih besar dan belajar tentang Fisika baru deh gue ngerti sebenarnya gimana itu terjadi. Jadi sebenarnya penjual mainannya keren banget kan bisa menerapkan hal-hal seperti itu ke dalam mainan,” kata Nathan.

Tidak hanya terpukau pada ilmu fisika yang diterapkan pada mainan, Nathan juga terpukau pada kreativitas mainan tradisional. Ketika kecil, ia bersama saudara-saudaranya sempat diajarkan membuat kapal dan mobil-mobilan dari kulit Jeruk Bali. “Hal-hal semacam itu yang akhirnya memunculkan kreativitas daam diri gue,” katanya.

Kristiasih Margaret (Office Management)

Menjalani masa kecil di daerah Jakarta Timur, Kristi sangat beruntung karena masih menemukan lahan kosong yang bisa digunakan untuk bermain bersama teman-teman. Tak seperti anak sekarang yang bermain gadget di kamar, Kristi lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain di luar rumah bersama teman-teman sebayanya.

“Mainan favorit aku itu Benteng dan Karet,” kata Kristi dengan mata berbinar. Permainan Benteng adalah permainan yang dimainkan oleh dua grup yang saling memperebutkan benteng masing-masing. Grup yang berhasil menyentuh benteng milik lawan tanpa tertangkap akan keluar sebagai pemenang. 

Tak jarang, Kristi sampai jatuh dan luka-luka akibat bermain, tetapi semua itu dinikmatinya karena seru. “Apalagi main karet, kan susah ya kadang untuk melewati karet yang tingginya melebihi kita. Dulu waktu aku baru belajar, aku sering banget jatuh dan luka-luka karena main karet. Tapi semakin lama, aku jadi semakin mengerti trik agar bisa melewati karet yang tinggi, jadi lukanya berkurang,” cerita Kristi sambil tertawa.

Di rumah, Kristi juga sering bermain bersama keluarganya. Biasanya, mereka bermain board game seperti halma atau ular tangga. Saking seringnya bermain mainan ini, Ayah Kristi sampai membuat papan halma sendiri yang dilapisi kaca agar tidak cepat rusak kalau dimainkan terus menerus.

“Dulu kan gadget belum seheboh sekarang, jadi keluarga masih bisa kumpul untuk main bersama-sama. Itu salah satu kenangan yang tidak terlupakan sih menurut aku, makanya weekend selalu jadi hari yang aku tunggu saat itu karena Ayah akan mengeluarkan board game yang beliau buat sendiri untuk kita mainkan sama-sama. Kalau di hari biasa tidak boleh karena harus belajar,” cerita Kristi.

Kristi sendiri mengaku kangen pada permainan masa kecilnya. Apalagi saat ini ia sudah jarang melihat anak kecil bermain Benteng atau Karet bersama-sama. Board game saja sekarang sudah berubah bentuk menjadi digital dan bisa dimainkan melalui gadget.

“Aku merasa kalau masa kecil aku itu sederhana tapi bahagia. Kita putar otak se-kreatif mungkin agar hal-hal yang ada di sekeliling bisa menjadi mainan, tidak perlu membeli dulu di mall. Ada proses yang harus dijalani, termasuk belajar bersosialisasi. Aku pribadi merasa kalau anak-anak di masa kini harus lebih sering bermain di luar ruangan bersama teman-teman,” tutup Kristi.

Cerita Evira, Nathan, dan Kristi bisa jadi telah membangkitkan memori kita tentang permainan masa kecil. Dalam rangka Hari Anak Sedunia yang jatuh tanggal 20 November, bagaimana kalau kita mulai mengajarkan permainan favorit kita dulu kepada keponakan atau sepupu kita saat ini? Siapa tahu mereka senang dan bisa jadi teman mainmu!

TAGS
Share
Bianca AdriennawatiBianca Adriennawati

Related Articles

Evoware: Produksi Gelas yang Bisa Dimakan untuk Mengurangi Sampah Plastik
Behind The Scene
Evoware: Produksi Gelas yang Bisa Dimakan untuk Mengurangi Sampah Plastik
© 2009-2023, PT Tokopedia