Bayi yang terlahir prematur perlu perawatan khusus. Berikut ini cara merawat bayi prematur agar sehat agar dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
Setiap orang tua pasti berharap bayi yang akan dilahirkan berada dalam kondisi yang sehat dan normal. Tapi terkadang, ada faktor-faktor risiko yang menyebabkan bayi harus dilahirkan sebelum waktunya atau prematur. Secara definisi, bayi prematur adalah bayi yang dilahirkan sebelum usia 37 minggu.
Karena lahir belum pada waktunya, maka organ-organ pada bayi prematur tidak sebaik bayi yang lahir sesuai waktunya. “Tidak hanya dari kesiapan organ, tapi secara psikologis, bayi prematur juga belum siap untuk menghadapi dunia luar. Karena itu mereka cenderung lebih cengeng,” jelas Dr. dr. Rinawati Rohsiswatmo, SpA(K) yang merupakan salah satu dokter anak yang ahli menangani bayi prematur.
Baca juga: Penyebab Bayi Gumoh dan Cara Mudah Mengatasinya
Faktor Risiko Terjadinya Kelahiran Bayi Prematur
Dr. Rinawati juga menegaskan, butuh penanganan khusus untuk merawat bayi prematur. Karena setiap perawatan yang diberikan kepada bayi prematur sesungguhnya adalah usaha bersama untuk memastikan kondisi bayi tetap sehat dan bisa bertahan hidup.
“Itu mengapa saya selalu menekankan, bahwa merawat bayi prematur merupakan kerja tim yang tidak hanya dokter, perawat, tapi juga orang tua untuk bisa mempersiapkan bayi prematur mendapatkan perawatan terbaik sampai ia siap menghadapi dunia luar.” Lantas, apa sajakah yang menjadi faktor risiko terjadinya kelahiran bayi prematur?
Dr. Rinawati menyebutkan ada beberapa situasi yang membuat bayi lahir prematur. Pertama, ketika ada masalah kesehatan pada ibu, misalnya preeklamsia atau kondisi tekanan darah ibu meningkat yang juga disertai dengan adanya protein dalam urin. “Kondisi ini bisa berbahaya bagi keselamatan bayi sehingga harus dilahirkan dengan segera,” jawab Dr. Rinawati.
Kedua, faktor risiko terjadinya bayi lahir prematur disebutkan Dr.Rinawati adalah, adanya masalah kesehatan pada bayi dalam kandungan. Sedangkan yang ketiga adalah, adanya masalah pada tali pusar seperti pengapuran. “Kondisi ini membuat tali pusar tidak berfungsi dengan baik sehingga tidak ada makanan yang sampai kepada bayi. Karena tidak mendapat nutrisi, maka bayi tidak berkembang, jadi harus segera dilahirkan.”
Tapi bayi lahir prematur sangat bisa dihindari. Caranya? “Mempersiapkan kehamilan dengan baik. Terapkan pola makan bergizi seimbang, cukupi kebutuhan makronutrien dan mikronutrien bahkan ketika mulai merencanakan kehamilan. Lalu, rajinlah melakukan pemeriksaan di masa kehamilan untuk memastikan janin yang berkembang di dalam rahim selalu dalam kondisi yang terbaik hingga siap dilahirkan,” papar Dr. Rinawati.
Cara Merawat Bayi Prematur
1. Menjaga suhu tubuh bayi:
Karena bayi lahir kurang bulan, maka banyak organ-organ vital bayi yang belum terbentuk sempurna. Hal ini berdampak pada kemampuan bayi untuk menjaga suhu tubuhnya sendiri. Alhasil, kebanyakan bayi prematur perlu dijaga suhu tubuhnya dengan bantuan inkubator.
Berapa lama bayi prematur harus berada di dalam inkubator? Dr. Rinawati menyebutkan sangat tergantung pada kondisi bayi. “Persyaratan bayi sudah tidak memerlukan inkubator adalah, jika dia sudah tidak perlu mendapatkan infus atau sudah bisa minum tanpa bantuan selang. Atau secara garis besarnya, kondisi bayi sudah stabil, maka dia bisa diganti dengan inkubator alami, yaitu skin to skin contact.
2. Menerapkan metode kangguru:
Skin to skin contact atau metode perawatan kangguru sebenarnya melakukan kontak kulit langsung antara kulit bayi dengan kulit ibu. Tujuannya adalah, agar suhu tubuh ibu yang hangat bisa pindah ke bayi. “Inilah yang menggantikan inisiasi menyusui dini (IMD) pasca persalinan. Karena, sebagian besar bayi prematur lahir dalam kondisi yang kritis maka IMD terlewatkan dan yang diprioritaskan adalah menjaga suhu tubuh bayi agar selamat dari masa krisisnya.”
Demikian Dr. Rinawati menjelaskan seraya menyebutkan kalau metode kangguru ini juga bisa dilakukan secara bergantian dengan bapak. Saat melakukan metode perawatan kangguru, bayi prematur bisa saja belajar untuk menyusui. Tapi Dr. Rinawati menekankan pentingnya melihat apakah bayi sudah bisa menghisap atau belum. “Bayi yang lahir di bawah usia 34 minggu, belum memiliki kemampuan untuk menghisap, karena itu harus dilihat kesiapan bayi untuk melakukannya.”
3. Membentuk pertumbuhan bayi prematur secara optimal:
Pada bayi prematur, sebagian besar lahir dalam kondisi tidak optimal. Karena itu, setelah dilahirkan, maka prioritasnya adalah mengejar ketinggalan berat badannya. “Pada prinsipnya, bayi prematur bisa mendapatkan ASI eksklusif tapi mari dilihat kalau bayi harus tumbuh bukan sekadar hidup,” ucap Dr. Rinawati.
ini artinya, sambung Dr. Rinawati, pertumbuhan bayi harus benar-benar dapat diproyeksikan dalam grafik tumbuh optimal. Umumnya, bayi prematur bisa mendapatkan ASI eksklusif. Tapi pada satu titik biasanya akan memerlukan suplementasi protein dan kalsium. Jadi, tetap dapat ASI. Hanya saja perlu dilengkapi dengan suplementasi untuk mengoptimalkan pertumbuhan bayi yang begitu pesat.
“Tapi ada juga bayi prematur yang bisa menjalani ASI eksklusif tanpa tambahan suplementasi, selama pertumbuhannya sesuai grafik maka aman untuk memberikan ASI eksklusif.”
4. Stimulasi bayi prematur sesuai usia koreksinya:
Pada bayi prematur ada istilah usia koreksi yang adalah usia kronologi bayi dikurangi jumlah jeda minggu atau bulan bayi dilahirkan. Dr. Rinawati kemudian memberikan contoh, jika bayi dilahirkan pada usia kronologis 30 minggu berarti jumlah jeda minggunya adalah 10 minggu. “Dalam 10 minggu ini, berat badan, panjang badan, dan lingkar kepala bayi harus memenuhi standar pertumbuhan grafik bayi normal,” jelas Dr. Rinawati.
Ini juga berarti stimulasi yang diberikan kepada bayi prematur harus disesuaikan dengan usia koreksinya. “Ingat, perkembangan itu tidak pada satu titik, tapi range usia. Misalnya, range usia 12-18 bulan sudah bisa jalan. Jadi kalau ada yang baru bisa jalan usia 16 bulan masih normal karena masih dalam range usia, tapi kalau di luar itu, harus diwaspadai.
Itu dia, Toppers beberapa cara merawat bayi prematur di rumah secara aman, pahami resikonya terlebih dahulu dan jangan lupa konsultasikan pada dokter spesialis untuk mendapatkan saran serta penangan yang paling tepat.