Ingin rencana bisnis berjalan sesuai keinginan dan terencana? Simak contoh proposal business plan dan tips membuat business plan yang tepat berikut ini!
Business Plan – Rencana bisnis atau business plan adalah dokumen perencanaan yang merangkum tujuan bisnis, bagaimana cara perusahaan untuk mencapai tujuan, dan operasional bisnis secara keseluruhan.
Jika kamu memiliki ide untuk memulai sebuah usaha atau bisnis baru, maka kamu perlu membuat business plan untuk membantumu menentukan apakah ide bisnismu layak atau tidak, dan bagaimana perencanaan bisnismu kedepannya.
Selain untuk membantu perencanaan bisnis, business plan juga dapat digunakan untuk mencari investor, mengatur keuangan, serta membantu mencari langkah atau keputusan yang tepat untuk bisnis kedepannya.
Baca Juga: Format Slip Gaji Karyawan: Contoh & Cara Membuatnya
Contoh Proposal Business Plan

Dalam pembuatan proposal business plan sebenarnya tidak ada yang benar atau salah, namun dalam pengaplikasiannya dapat dibagi menjadi dua kategori yang berbeda, yaitu traditional business plan dan lean startup business plan.
Menurut Small Business Administration, rencana bisnis tradisional merupakan rencana bisnis yang paling umum. Traditional business plan biasanya mencangkup perencanaan yang sangat mendetail. Sedangkan lean startup business plan lebih singkat dan hanya berisikan poin-poin utama dari business plan.
Untuk selengkapnya, yuk simak contoh proposal business plan berikut ini!
1. Traditional Business Plan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, traditional business plan merupakan rencana bisnis yang sangat berorientasi pada detail dan membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakannya.
Para investor umumnya akan lebih menyukai rencana bisnis tradisional karena memiliki detail yang lengkap dan komprehensif.
Rencana bisnis tradisional biasanya terdiri dari executive summary atau ringkasan business plan, deskripsi perusahaan, analisis pasar, organisasi dan manajemen, layanan atau lini produk,
Berikut beberapa poin yang biasanya ada dalam traditional business plan:
- Executive Summary
Executive Summary atau rangkuman business plan merupakan penjelasan singkat untuk memberitahu pembaca tentang perusahaan kamu dan bisnis yang ingin kamu jalani.
Sertakan juga pernyataan misi, produk atau layanan bisnis, dan informasi dasar tentang tim, karyawan perusahaan, lokasi perusahaan, informasi keuangan, serta high-level growth plans, jika kamu ingin meminta pembiayaan pada investor.
- Deskripsi Perusahaan
Dalam bagian ini, kamu dapat memberikan informasi rinci tentang perusahaanmu dan bisnis apa saja yang sudah kamu selesaikan. Kamu perlu membuatnya spesifik dengan daftar konsumen, organisasi, atau bisnis yang dilayani oleh perusahaanmu.
Jelaskan juga keunggulan kompetitif yang dapat membuat bisnis kamu menjadi sukses. Seperti adanya tim ahli atau lokasi perusahan yang sempurna untuk bisnis.
- Analisis Pasar
Dalam traditional business plan, kamu perlu mencantumkan analisis pasar, di mana kamu membutuhkan pemahaman yang baik tentang prospek industri dan target pasar.
Analisis pasar akan menunjukkan apa saja yang dilakukan oleh perusahaan lain dan apa saja kekuatan mereka. Dengan begitu, kamu dapat melakukan riset pasar terkait bisnis yang akan kamu jalani.
- Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Bagian ini akan menjelaskan tentang bagaimana struktur perusahaanmu dan siapa saja yang turut menjalankannya.
Usahakan untuk menggunakan bagan organisasi guna memudahkan penjelasan tentang siapa saja yang ada di perusahaanmu dan apa saja tanggung jawab mereka.
Selain itu, kamu juga bisa memasukan pengalaman unik setiap orang saat berkontribusi pada keberhasilan bisnismu.
- Layanan atau Lini Produk
Kamu perlu menjelaskan layanan atau lini produk apa saja yang kamu tawarkan. Jelaskan bagaimana hal tersebut dapat menguntungkan pelanggan dan seperti apa siklus hidup produk yang kamu tawarkan.
Dalam bagian ini, kamu juga perlu menjelaskan tentang rencanamu terkait kekayaan intelektual, seperti hak cipta dan paten, serta penelitian atau pengembangan yang akan kamu lakukan untuk mengembangkan produk bisnismu.
- Pemasaran dan Penjualan
Kamu perlu menjelaskan tentang strategi pemasaran apa yang akan kamu jalankan dan bagaimana strategi tersebut dapat menarik dan mempertahankan pelanggan.
Bagian ini nantinya akan berkaitan dengan proyeksi keuangan. Untuk itu, kamu perlu mendeskripsikan strategi pemasaran dan penjualanmu dengan jelas dan detail.
- Permintaan Pendanaan
Apabila kamu membuat business plan untuk menarik investor, maka kamu memerhatikan bagian permintaan pendanaan ini. Kamu perlu menjelaskan tentang persyaratan pendanaan, berapa banyak pendanaan yang kamu butuhkan, dan untuk apa kamu menggunakannya.
- Proyeksi Keuangan
Pada bagian ini, kamu perlu meyakinkan pembaca bahwa bisnismu akan sukses dan stabil secara finansial. Ini karena proyeksi keuangan akan melengkapi bagian permintaan pendanaan yang sebelumnya sudah kamu buat.
Apabila bisnismu sudah mapan, maka kamu perlu mencantumkan neraca, laporan laba rugi, dan laporan arus kas selama tiga hingga lima tahun terakhir.
- Lampiran
Lampirkan dokumen pendukung atau bahan lainnya yang diminta secara khusus oleh investor atau pembaca guna menunjang perencanaan bisnismu.
Beberapa dokumen yang perlu kamu cantumkan dalam lampiran di antaranya adalah riwayat kredit, surat referensi, dokumen hukum, lisensi, izin, kontrak, gambar produk, dan lain sebagainya.
Baca Juga: Apa Itu Brainstorming? Perlukah Dilakukan?
2. Lean Startup Business Plan

Berbeda dengan traditional business plan yang sangat detail, proposal lean startup business plan biasanya lebih singkat dan hanya mencantumkan poin-poin penting yang berkaitan dengan bisnis.
Proposal lean startup business plan umumnya berisikan bagan yang menggambarkan proposisi nilai, infrastruktur, pelanggan, dan keuangan perusahaan. Poin-poin ini bertujuan untuk memvisualisasikan fakta mendasar perusahaan.
Lean startup business plan sebenarnya memiliki berbagai versi proposal, namun Business Model Canvas yang dikembangkan oleh Alex Osterwalder merupakan salah satu business plan template yang paling terkenal dan sering digunakan.
Berikut beberapa komponen penting dalam Business Model Canvas:
- Key Partnership
Bagian ini biasanya terkait dengan pemasok, produsen, subkontraktor, dan mitra strategis lainnya yang dapat mendukung bisnismu.
- Kegiatan Utama
Kamu perlu membuat daftar tentang kegiatan atau cara apa saja yang akan kamu lakukan untuk memperoleh keunggulan kompetitif.
- Sumber Kunci
Selain membuat daftar kegiatan utama, kamu juga perlu membuat daftar tentang sumber daya apa saja yang dapat kamu manfaatkan untuk mendapatkan nilai dari pelangganmu. Seperti asel, modal, karyawan, dan lain sebagainya.
- Proposisi Nilai
Kamu perlu membuat pernyataan yang jelas dan meyakinkan tentang proposisi nilai yang kamu gunakan untuk mewakili perusahaan di pasar.
- Hubungan Konsumen
Pada bagian ini, kamu perlu menjelaskan bagaimana pelanggan atau konsumen akan berinteraksi dengan bisnismu. Pikirkan tentang pengalaman pelanggan dari awal hingga akhir.
- Segmen Pelanggan
Kamu perlu mencantumkan target pasar atau segmen pelanggan dengan spesifik guna mencapai tujuan bisnismu.
- Channels atau Saluran
Buatlah daftar cara atau saluran apa saja yang akan kamu gunakan untuk berkomunikasi dengan pelangganmu.
- Struktur Biaya
Kamu perlu membuat struktur biaya dengan tepat dan jelas. Tentukan strategi apa yang ingin kamu lakukan, dan buat daftar biaya yang paling signifikan untuk mencapai tujuan dari strategi bisnismu.
- Arus Pendapatan
Dalam bagian ini, kamu perlu menjelaskan tentang bagaimana perusahaanmu akan menghasilkan uang. Misalnya seperti melakukan penjualan secara langsung, membuat biaya keanggotaan, atau menjual ruang iklan.
Tips Membuat Business Plan

Kaye Vivian, seseorang yang ahli dalam membuat rencana bisnis memberikan beberapa tips yang dapat membantu kamu saat membuat business plan.
Berikut adalah 10 tips membuat business plan dari Kaye Vivian, yang dapat meningkatkan konten dan presentasi rencana bisnismu:
- Ketahui pesaing bisnismu.
- Kenali audiens bisnismu.
- Persiapkan bukti yang mendukung klaim-mu.
- Bersikap konservatif terkait perkiraan dan proyeksi keuangan.
- Bersikap realistis dengan waktu dan sumber daya yang tersedia.
- Bersikap logis.
- Memiliki tim manajemen yang kuat.
- Dokumentasikan mengapa ide bisnismu akan berhasil.
- Jelaskan fasilitas dan lokasi terkait pekerjaanmu.
- Diskusikan opsi pembayaran untuk investor.
Baca Juga: Contoh Mind Mapping dan Cara Membuatnya
Itu dia Toppers contoh dan tips membuat business plan yang tepat dan menjanjikan. Semoga setelah mengetahui contoh dan tips business plans di atas, kamu jadi bisa membuat rencana bisnis yang baik dan dapat menguntungkan usahamu.
Nah, untuk kamu yang ingin mengetahui lebih banyak tentang bisnis, kamu bisa belajar melalui buku-buku bisnis dan buku menarik lainnya, yang semuanya bisa kamu dapatkan dengan mudah dan hemat di Tokopedia!
Penulis: Nyimas Pamela