Avigan adalah salah satu merk obat asal Jepang yang dipercaya sebagai terapi COVID-19. Simak fakta berikut!
Di tengah melonjaknya jumlah pasien positif COVID-19, masyarakat kembali dihebohkan dengan beredarnya sebuah obat yang dinilai bisa digunakan sebagai terapi untuk membantu penyembuhan.
Obat bernama Avigan ini merupakan merk obat asal Jepang untuk flu, yang memiliki kandungan bahan aktif favipiravir. Penggunaan obat Avigan ini juga sudah mengantongi izin darurat dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).
Diketahui beberapa hari terakhir juga muncul laporan bahwa obat Avigan banyak dicari. Dengan melambungnya permintaan, pemerintah didorong tetapkan harga eceran tertinggi (HET) melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.1.7/Menkes/4826/2021.

Baca Juga: Ivermectin: Benarkah Atasi COVID-19, Apa Fungsinya?
Fakta-fakta tentang Obat Avigan
Meski sudah diizinkan beredar untuk penggunaan darurat oleh BPOM, penggunaan obat ini tetap perlu pengawasan ketat dari tim medis. Hal ini dikarenakan Avigan memiliki serangkaian efek samping yang cukup serius dan fatal.
Untuk mengetahui lebih lanjut, simak beberapa fakta menarik seputar obat Avigan berikut ini:
1. Diuji Coba di Wuhan dan Shenzen
Obat Avigan telah melewati uji klinis pada 200 pasien di rumah sakit Wuhan dan Shenzen. Dari Shenzen, menyumbang 80 pasien, yang mana 35 pasien menerima perlakuan obat oral Avigan, dan 45 orang dalam grup kontrol atau tidak minum obat Avigan.
Menurut Zhang Xinmin, yakni pejabat di Kementrian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi di China, pasien yang diberi obat Avigan di Shenzen berubah status menjadi negatif setelah rata-rata empat hari setelah positif. Data ini dibandingkan dengan rata-rata 11 hari untuk pasien yang tidak minum obat tersebut.
Pada hasil penelitian kedua pun menunjukkan bahwa pasien yang menerima obat favipiravir tersebut teruji negatif dalam waktu singkat, dan gejala pneumonia berkurang.
2. Obat Flu Asal Jepang
Avigan adalah agen anti-virus yang secara selektif dan berpotensi bisa menghambat RNA-dependent RNA polimerase (RdRp) dari virus RNA.
Obat ini merupakan salah satu obat flu yang digunakan untuk mengobati penyakit jenis baru influenza di Jepang.
3. Tidak Dijual Bebas
Beredarnya berita bahwa obat Avigan dapat digunakan sebagai obat mengatasi corona, menyebabkan perilaku ‘panic buying’ pada masyarakat. Hal ini berimbas membuat para warga berbondong-bondong ke apotik untuk memborong Avigan tanpa resep dokter.
Oleh karena itu, BPOM pun menghimbau masyarakat agar tidak sembarangan membeli dan mengonsumsi obat antivirus seperti Avigan. Sebab, obat ini berisiko memiliki efek samping serius.
Kini, obat Avigan tidak lagi bisa dibeli atau dikonsumsi secara bebas. Kamu mungkin harus menggunakan resep dari dokter saat akan membelinya ke apotek.
4. Tidak Boleh Dikonsumsi Ibu Hamil
Diketahui memiliki efek samping yang cukup serius, membuat obat flu asal Jepang ini perlu pengawasan lebih dari pihak tim medis.
Faktanya, Avigan tidak boleh dikonsumsi oleh ibu hamil. Alasannya karena akan memberi pengaruh buruk pada janin, sehingga bentuk janin mengalami kelainan.
5. Perlu Dibantu Obat Lain
Di Jepang, Fujifilm Toyama mengembangkan obat ini pada tahun 2014 dan telah diuji coba kepada pasien COVID-19 sejak bulan Februari 2020.
Melalui uji klinis tersebut, para pakar mungkin akan menemukan bahwa Avigan mampu efektif mengobati pasien virus corona asalkan dibantu dengan obat lainnya.
Seorang dokter yang melakukan uji klinis di Universitas Kesehatan Fujita menyatakan, Avigan dapat diberikan sebagai obat darurat untuk pasien dalam kondisi kritis di beberapa rumah sakit.

baca juga: Merk Vitamin C Terbaik, Perkuat Daya Tahan Tubuh!
6. Memilik Efek Samping Serius
Obat yang dikembangkan oleh Toyama Chemical di Jepang ini diketahui memiliki efek samping yang cukup serius dan berbahaya. Salah satu efek samping yang disebabkan adalah kecatatan pada bayi yang baru lahir.
Tak hanya itu, obat ini juga menimbulkan efek samping lainnya seperti muntah, penurunan berat badan, dan penurunan kemampuan bergerak jika dikonsumsi secara berlebihan.
7. Pernah Digunakan untuk Melawan Ebola
Tidak hanya dikembangkan sebagai obat flu, Avigan juga sempat digunakan sebagai obat eksprimental saat muncul wabah virus Ebola yang ganas di Afrika Barat tahun 2014 sampai 2016.
Sampai kemudian digunakan sebagai obat untuk pasien COVID-19 oleh para dokter China, dan mulai diimpor oleh Indonesia pada pertengah tahun 2020.
8. Harga Terjangkau
Dipercaya dapat mengatasi COVID-19 secara efektif, menyebabkan terjadinya kenaikan harga obat ini karena tingginya minat dari masyarakat.
Hal ini mengharuskan pemerintah mengeluarkan surat keputusan terkait harga obat tersebut. Avigan 200 mg dipatok tidak boleh melebih harga Rp22.500.
Apabila ada pihak atau oknum yang ketahuan menjual harga obat Avigan lebih dari itu, maka terancam hukuman pidana penjara dan denda.
9. Dosis Avigan yang Tepat
Umumnya, obat akan bekerja dengan efektif apabila dosis yang diberikan sudah benar. Untuk obat avigan sendiri, dosisnya dibedakan berdasarkan harinya.
Hari pertama dosis yang diberikan yakni 1.600 mg per dua kali sehari. Untuk hari kedua sampai dengan hari kelima dosis dikurangi menjadi 600 mg.
Sementara dosis untuk anak-anak belum ditentukan, maka dari anak kecil disarankan tidak mengonsumsi obat ini terlebih dahulu.
10. Tidak Boleh Sembarangan Dikonsumsi dengan Obat Lain
Tentu ada alasan di balik penggunaan obat Avigan yang harus berada di bawah pengawasan dokter. Sebab, ada beberapa jenis obat yang tidak bisa berinteraksi dengan obat ini, karena dikhawatirkan muncul efek samping berbahaya.
Maka dari itu, sebelum mengonsumsi obat Avigan perlu konsultasi terlebih dahulu dengan dokter dengan menjelaskan penyakit apa yang sedang diderita atau yang sudah pernah diderita. Tujuannya untuk pencegahan dampak buruk pada kesehatan tubuh.
Baca Juga: Vitamin Daya Tahan Tubuh Anak Terbaik, Si Kecil Jauh dari Penyakit
Dengan adanya informasi dan fakta-fakta di atas, harapannya Toppers bisa mendapatkan pengetahuan lebih tentang obat Avigan ini.
Jaga diri dan kesehatan dengan tetap mematuhi prokes yang berlaku. Gunakan masker dan minum multivitamin secara rutin ya, Toppers!

Penulis: Cindy Krisania Juli Haryono