Kenali gaya bahasa cinta ayah agar tahu cara efektif membujuknya mengikuti apa yang ibu mau.
Ayah dan ibu mendapat undangan ke resepsi pernikahan dari salah satu teman dekat. Seminggu sebelum hari-H, ibu sudah mengingatkan ayah mengosongkan jadwalnya untuk datang ke resepsi tersebut.
Bahkan hampir setiap hari, ibu berinisiatif mengingatkan ayah dan jawabannya selalu, “Ok.” Tapi, tiga jam menjelang waktu keberangkatan ke undangan resepsi, ayah tidak di rumah karena keasyikan melakukan hobinya bersama teman-teman.
Pasti ibu langsung menelepon ayah, tujuannya memastikan pulang lebih cepat agar tidak terlambat ke undangan resepsi. Dan jawaban ayah adalah, “Duh, ‘Bu kok infonya mendadak, sih?” Siapa diantara ibu yang pernah mengalami kejadian serupa? Rasanya pasti gregetan dan bertanya-tanya bagaimanakah cara yang efektif berkomunikasi dengan ayah?
BACA JUGA: Yang Perlu Dipersiapkan Suami saat Jalani Program Bayi Tabung
Kebutuhan Berbicara Ibu dan Ayah Berbeda
Fonda Kuswandi, S.Psi., Psikolog dari ProV Clinic menyebutkan model komunikasi antar pasangan adalah fondasi dari komunikasi yang efektif dalam rumah tangga. Jika ayah dan ibu saling mengerti bagaimana berkomunikasi, maka akan membentuk gaya serta respon komunikasi yang sama kepada anak.
“Kalau komunikasinya benar anak akan selalu merasa disayang tanpa syarat. Alhasil, kebutuhan cinta anak akan selalu terpenuhi karena dia tidak bingung melihat pola komunikasi orang tuanya yang tidak sejalan. Lalu bagaimana agar komunikasi ibu dan ayah bisa sejalan? Ketahuilah bahwa kebutuhan berbicara ibu dengan ayah itu berbeda. Penelitian menyebutkan, kebutuhan berbicara ibu dalam sehari bisa mencapai 20.000 kata. Sedangkan ayah, kemampuan berbicaranya maksimal hanya 7.000 kata,” jawabnya pada acara Basic Parenting yang digelar komunitas Folka Mom beberapa waktu lalu.
Melihat perbedaan itu maka ibu dan ayah harus saling memahami model komunikasi yang efektif. Komunikasi dalam rumah tangga bukan sekadar efektif, tambah Fonda, tapi perlu juga melibatkan perasaan. Sehingga pola komunikasi yang terjadi dalam rumah selalu dipenuhi dengan energi positif yang mendukung tumbuh kembang anak. Kebanyakan pasangan, sambung Fonda, setelah punya anak jadi lupa akan kebutuhan untuk bermesraan berdua. “Coba terakhir kali kapan ibu dan ayah nge-date atau ngobrol berdua sambil menertawakan hal-hal konyol.” Padahal kualitas kebersamaan ini perlu dilakukan sebagai medium mendengarkan serta memahami perasaan satu sama lain.
Inilah 5 Bahasa Cinta yang Harus Dipahami Bersama
Menurut Fonda, ibu dan ayah harus mengerti tentang 5 bahasa cinta dari Dr. Gary Chapman, seorang konselor pernikahan yang menemukan teori ini. Berdasarkan hasil pengamatannya, Chapman menyimpulkan, setiap orang memiliki bahasa cinta masing-masing yang kemudian memengaruhi kemampuannya untuk mencintai serta merasa dicintai.
“Ini adalah kunci bagaimana seseorang merespon individu lain,” jelas Fonda. Ketika ibu mampu mengenali gaya bahasa cinta ayah, maka itu akan mengisi kebutuhan emosionalnya dengan bahasa cinta yang dibutuhkan. “Hasilnya, ayah akan memberikan respon positif pada perkataan ibu, jadi tidak perlu lagi geregetan sendiri,” seloroh Fonda.Apa sajakah 5 bahasa cinta yang diciptakan Chapman itu?
1. Words of affirmation
Orang dengan gaya bahasa cinta ini akan sangat senang ketika diberi kata-kata yang membuatnya merasa dihargai atau dicintai. Jika ayah masuk dalam kategori ini dan ibu ingin mengajaknya untuk melakukan gaya hidup sehat, coba katakan begini, “I love you, Ayah, jangan lupa makan buah dan sayur, ya” Dan jangan lupa untuk memberi ayah pujian jika dia sudah berinisiatif berubah.
2. Gifts
“Salah satu ciri orang dengan gaya bahasa cinta ini adalah tiap kali travelling, dia akan sibuk mencari oleh-oleh,” jelas Fonda seraya menyebutkan orang dengan bahasa cinta ini biasanya tidak hanya suka memberi tapi juga suka menerima hadiah. Jika ayah masuk kategori ini, jangan lupa untuk memberikan hadiah pada hari-hari pentingnya. “Tidak perlu yang mahal karena yang dilihat, kita ingat dan perhatian.”
3. Act of service
Orang dengan gaya bahasa cinta ini akan merasa diperhatikan ketika dia diberikan bantuan. Misalnya disaat ayah tengah dipadati dengan memenuhi target dari kantor sampai terpaksa membawa pekerjaannya ke rumah, ibu bisa membantu dengan membawakan makanan ke ruang kerjanya. “Jangan lupa makan ya, Ayah. Atau mau ibu suapi, biar Ayah ngga sakit.” Bisa jadi begitu target kantor terpenuhi, Ayah mengajak ibu dan anak-anak berlibur ke luar kota.
4. Quality time
Orang dengan bahasa cinta ini akan begitu bahagia dengan menikmati waktu berkualitas berdua. Tidak perlu repot-repot menyiapkan suasana, cukup ngobrol di ruang makan sambil berbagi cerita lucu sudah bisa membuat pasangan bahagia. Yang penting dihabiskan berdua dan berkualitas. Fonda kemudian mencontohkan komunikasi efektif yang bisa dilakukan. “Biasanya kalau kualitasnya sudah dapat, kita akan lebih mudah untuk meminta ayah melakukan sesuatu. Misalnya, kemarin itu aku gregetan loh” pas Ayah lupa soal undangan resepsi.”
5. Physical touch
Orang dengan gaya bahasa cinta ini akan merasa bahagia ketika pasangan memberikan sentuhan fisik, seperti membelai rambut, memeluk, mencium, berpegangan tangan ketika berjalan. “Intinya kedekatan fisik menjadi ungkapan rasa sayang dan dihargai,” jelas Fonda.
Untuk memahami bahasa cinta mana yang dimiliki pasangan, menurut Fonda bisa diamati dari bagaimana cara pasangan mengungkapkan cintanya. “Tapi sebelum mengamati pasangan, kenali dulu apa yang menjadi bahasa cinta, ibu. Ajak juga pasangan untuk mengenali bahasa cinta dia lalu diskusikan berdua, dengan begitu bahasa cinta kedua belah pihak bisa saling bersinergi,” pungkas Fonda.
BACA JUGA: 30 Ucapan Ulang Tahun untuk Suami: Penuh Makna di Hari Jadi
Itulah, cara efektif untuk berkomunikasi dengan pasanganmu, Toppers. Semoga kamu dapat mengenali bahasa cinta dan suamimu sehingga dapat menjalin hubungan yang harmonis! Dengan demikian, buah hati pun dapat tumbuh dengan baik.