Bertepatan dengan HUT DKI Jakarta yang ke-495, Tokopedia kali ini ingin membagikan kisah menarik dari salah satu penjual lokal Tokopedia asal kota metropolitan, Jakarta. Dakara Indonesia, sebuah bisnis fesyen milik Ayu Purnamasari ini berkofus pada busana etnik yang modern. Berbahan dasar tenun, Dakara ingin mengajak lebih banyak masyarakat Indonesia untuk lebih mencintai budaya Indonesia melalui fesyen.
Walau mengambil konsep tradisional, Dakara hadir dengan desain etnik yang modern dan terus berkomitmen untuk turut serta melestarikan warisan budaya tanah air. Produk yang dihasilkan Dakara pun bervariasi, mulai dari outerwear, kimono, jaket, gaun, celana, kemeja, tunik, dan masih banyak lagi. Pemilihan corak dan desain pada setiap produk Dakara juga menjadi identitas tersendiri yang mudah dikenali.
Berdiri sejak tahun 2017, Ayu bercerita bahwa bisnisnya ini dimulai berdasarkan kecintaannya terhadap kain tenun Indonesia yang akhirnya membawa ia kepada seorang produsen kain asal Jepara yang kemudian menjadi produsen tetap Dakara hingga saat ini.
Perjalanan Ayu dalam mengembangkan bisnisnya pun melewati berbagai hambatan yang berliku-liku. Bahkan, saat pertama kali mencetuskan ide untuk membuat bisnis tersebut, Ayu harus menghadapi rintangan yang berat, yaitu restu orang tuanya sendiri. Kendati demikian, Ayu tidak menyerah begitu saja. Ia pun terus berusaha untuk meyakinkan kedua orang tuanya agar dapat merestui bisnis yang akhirnya dapat ia dirikan.
Titik terang pandemi: mendatangkan banyak manfaat dan inovasi
Setelah mengumpulkan sejumlah modal, di tahun 2017 Ayu memulai bisnisnya dengan membuka toko offline di tiga tempat. Jelang beberapa tahun di saat bisnisnya mulai ramai di pasaran, Ayu harus menerima kenyataan pahit. Pandemi membuatnya terpaksa harus menutup ketiga tokonya lantaran pusat perbelanjaan yang menjadi tempatnya berjualan pun berhenti beroperasi kala itu.
Hal tersebut tentunya berdampak pada omzet Dakara yang mengalami penurunan drastis hampir 100%. Kondisi ini lah yang akhirnya mempertemukan Ayu dengan Tokopedia. Menurutnya, Tokopedia merupakan kanal digital yang ia yakini dapat membantunya bangkit. Beralihnya penjualan dari offline ke online justru membawa lebih banyak manfaat serta keuntungan baginya dan orang di sekitarnya. Dakara meraup omzet besar hingga puluhan juta rupiah dan dapat membuka lapangan pekerjaan lebih luas.
Menurut Ayu, Tokopedia berkontribusi sebesar 90% terhadap penjualannya di saat pandemi. Bahkan, setelah mengikut berbagai kampanye Tokopedia seperti Bangga Buatan Indonesia, Dakara mengalami kenaikan transaksi lebih dari dua kali lipat.
Selama pandemi, Tokopedia mencatat pertumbuhan UMKM yang begitu signifikan, khususnya UMKM perempuan. Riset LPEM FEB UI 2020 mengungkapkan bahwa jumlah perempuan pegiat UMKM yang memulai bisnis dari nol lewat Tokopedia selama pandemi hampir 1,5x lipat lebih tinggi dibandingkan jumlah laki-laki.
Hal ini turut didorong oleh inovasi dan keinginan untuk beradaptasi di tengah keadaan yang menantang. Dakara pun justru termotivasi untuk terus menciptakan produk baru agar mampu bertahan dan dapat mengembalikan daya beli masyarakat sehingga perekonomian negeri dapat pulih kembali.
Jika awalnya Dakara fokus membuat produk fesyen seperti outerwear, kimono, dan tunik, Ayu berinovasi untuk membuat waist bag, topi, dan masker saat pandemi. Siapa sangka jika produk-produk ini ternyata menjadi produk paling favorit di Tokopedia. Tak hanya itu, Ayu juga selalu mendengar saran dan masukan dari pelanggannya. Berkat feedback yang diberikan oleh konsumennya, kini Ayu pun dapat memenuhi permintaan pelanggan untuk membuatkan souvenir pernikahan.
Dakara Indonesia saat ini memberdayakan belasan ibu rumah tangga tunggal untuk bekerjasama dalam proses produksi yang permintaannya kian meningkat. Mengingat bahwa keadaan pandemi saat ini perlahan mulai membaik, Ayu dan tim bertekad untuk terus berinovasi melalui kain tenun demi ciptakan lebih banyak variasi produk untuk masyarakat Indonesia.