Saat Chinese New Year alias Tahu Baru China, hujan seringkali turun dengan awetnya. Mengapa imlek identik dengan hujan? Apa benar ada hubungannya?
Perayaan imlek sering dikaitkan dengan hujan dan orang-orang percaya bahwa perayaan imlek identik dengan hujan. Mungkin sering didengar oleh orang Tionghoa yang berada di Indonesia, bahwa hujan selalu ada menjelang perayaan Chinese New Year.
Namun, apakah benar hujan pertanda keberuntungan? Atau hujan hanyalah faktor cuaca? Sebenarnya apa alasan ilmiah dibalik perayaan tahun baru imlek yang selalu diiringi dengan hujan?
Secara ilmiah, periode imlek yang terjadi sekitar bulan Januari ke Februari tepat dengan puncak-puncaknya hujan. Di Tanah Air sendiri, sekitar Januari tengah ke Februari awal biasanya selalu diiringi hujan yang lumayan deras daripada hari-hari lainnya. Apalagi Imlek tahun ini jatuh pada 22 Januari 2023, jadi siap sedia payung ya
Ada juga yang mengatakan bahwa relasi hujan dan imlek memang, karena kebetulan datang di saat bersamaan dengan hari raya imlek. Sebab, hari dalam tahun imlek tidak sama dengan kalender Masehi ataupun Hijriah.
Perhitungan hari dalam imlek merupakan gabungan berdasarkan fase bulan mengelilingi Bumi dengan bumi mengelilingi matahari yang juga bisa disebut sebagai “lunisolar”.
Baca Juga: Sejarah & Asal-usul Imlek, Kenapa Identik dengan Warna Merah?
Imlek dan Hujan
Sejarah Orang Tiongkok dan Hujan

Sumber Gambar: Museologue
Dilansir dari Wartakota yang mengutip Tribun Jateng, Ketua Yayasan Klenteng Kebun Jeruk TITD Low Lie Bio Indra Satya Hadinata mengungkapkan bahwa di Tiongkok yang kala itu mayoritas penduduknya hidup bertani, maka perayaan Imlek adalah perayaan musim semi.
Setiap musim semi datang, mereka memanen banyak maka perayaan imlek adalah perayaan musim semi, namun saat musim dingin mereka memanen sedikit maka musim semi selalu membawa kabar gembira dan pengharapan bagi petani.
Meskipun sekarang kebanyakan orang Tiongkok tidak lagi menjalani profesi sebagai petani sebanyak dulu, mereka tetap menjalankan tradisi dan mereka juga percaya bahwa hujan adalah simbol keberuntungan, sebagaimana air dan hujan selalu membawa rezeki.
Hujan dan Keberuntungan

Sumber Gambar: Becoming Minimalist
Menurut Ahli Feng Shui, Suhu Yo, hujan adalah tanda keberuntungan. Di Jakarta, kawasan-kawasan elit seperti Kelapa Gading, sering terkena banjir.
Kawasan tersebut bisa dibilang sebagai wilayah ‘Kepala Naga’ dan banjir yang terjadi saat ini dianggap sebagai sebagian orang keberuntungan. Ia mengatakan bahwa hujan menjadi simbol rezeki dan keberuntungan, dan selain ini ada kisah di balik hujan deras menjelang imlek.
Kalau hujannya sedikit saja atau gerimis maka hoki nya masih ada tapi hanya sedikit, bila hujan kencang atau deras maka hoki dan keberuntungan lagi berlimpah-limpah. Namun, ketika tidak ada hujan, hal sebaliknya terjadi.
ayo lengkapi imlek dengan dekorasi terunik
Baca Juga: Mengintip Tradisi Imlek di Berbagai Negara yang Berbeda-beda
Bunga Mei Hua dan Hujan

Sumber Gambar: Pinterest/Helene Le Dauphin
Suhu Yo mengatakan, dulu legendanya menjelang imlek biasanya Dewi Kwan Im sedang menanam bunga Meihua. Hujan berarti Dewi Kwan Im sedang menyirami bunga tersebut hingga mekar.
Pada saat hari raya imlek, justru biasanya tidak ada hujan karena bunga yang ditanam Dewi Kwan sudah mekar. Saat bunga Mei Hua sudah mekar, waktunya untuk acara dan berkumpul bersama keluarga dan teman.
Jikapun hujan biasa tidak bertahan lama dan tidak akan hujan lagi dalam 1-2 hari ke depan. Maka dari itu, pesan bunga Meihua yang bermekaran saat Imlek menjadi simbol perubahan musim semi.
Suasana yang tepat untuk cara suka cita menyambut tahun baru agar lebih semangat dan beruntung.
Baca Juga: Inspirasi Dekorasi Tahun Baru Imlek DIY Terbaik
Jadi, itulah alasan mengapa hujan identik dengan imlek. Tetapi mau bagaimanapun hujan atau tidak adalah urusan Sang Pencipta dan pada akhirnya mitos percaya atau tidak percaya dikembalikan ke masing-masing individu.