Sejarah musik di Indonesia memang sudah ada sejak era 70-an. Semakin berkembangnya zaman, gaya musik pun berubah mengikuti tren internasional. Namun, bukan berarti gaya musik modern Indonesia kini sudah kehilangan jati dirinya.
Jika Toppers sering mendengarkan musik top charts atau musik mainstream, tentu Toppers menyadari beberapa kemiripan musik Indonesia dengan musik internasional. Karena itu, untuk lebih mengenal musik modern ciri khas Indonesia, Toppers perlu menilik lebih dalam ke musik indie.
Musik indie (independent) dari Indonesia sendiri sudah semakin berkembang. Bahkan, ada beberapa musisi indie Indonesia yang sudah mulai memasuki commercial scene. Penasaran apa saja? Yuk, lihat langsung disini!
Musisi Indie Indonesia
White Shoes and The Couples Company
Lirik lagu dari White Shoes and The Couples Company juga sengaja dituliskan menggunakan bahasa yang agak jadoel. Lagunya yang khas mendayu ini sering dijadikan soundtrack oleh film-film indie lokal seperti Galih & Ratna atau Janji Joni.
Payung Teduh
Lagu terbarunya yang berjudul Akad juga sukses dikenal oleh negara-negara lain. Namun, sayangnya, sang vokalis Mohammad Istiqamah Djamad alias Is, resmi mengundurkan diri dari Payung Teduh pada November 2017.
Walaupun begitu, jika Toppers ingin mendengarkan lagu akustik sembari menikmati rokok atau kopi di kala hujan, Payung Teduh adalah pilihan Toppers.
Danilla Riyadi
Penyanyi kelahiran Solo yang berumur 27 tahun ini sudah sering tampil di event–event konser besar seperti Java Jazz atau We The Fest, lho. Musik dari Danilla sendiri juga merupakan campuran dari inovasinya dan pengaruh Lisa Ono.
Single terbaiknya yang berjudul Buaian, Ada Di Sana, dan Terpaut Oleh Waktu sukses mengangkat nama Danilla semenjak tahun 2014.
Barasuara
Sama seperti Danilla, Barasuara pun menjadi band incaran untuk mengisi acara-acara kampus ataupun acara-acara konser besar.
The S.I.G.I.T
Nama dari band ini pun mengusung arti tersendiri “The Super Insurgent Group of Intemperance Talent”. Nama ini menggambarkan jiwa bebas para personil untuk menciptakan lagu-lagu rock dengan suasana 70-an dan 80-an.
Efek Rumah Kaca
Mirip dengan The S.I.G.I.T, band Efek Rumah Kaca ini sudah dikenal sejak tahun 2007-an karena album pertamanya. Band bergenre rock ini jarang sekali membahas tentang kisah cinta dan malah lebih ke kehidupan.
Album terakhir Efek Rumah Kaca yang berjudul Sinestesia menceritakan tentang penyakit langka retinitis pigmentosa yang diderita sang bassist. Penyakit ini merupakan degenerasi retina mata yang menyebabkan penderitanya tidak dapat melihat di cahaya redup.
Mocca
Popularitas Mocca juga meluncur semenjak lagu-lagunya digunakan sebagai soundtrack beberapa K-drama. Ternyata band dengan musik swing-jazz ini mampu menghipnotis telinga warga Korea, ya?
Banda Neira
Memang masih belum diketahui pasti alasan bubarnya, tapi banyak yang mengira bahwa vokalis Banda Neira Rara Sekar akan melanjutkan studinya ke New Zealand. Album terakhirnya di rilis tahun 2016 dengan judul Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti.
Sore
Terakhir, ada band Sore asal Jakarta yang sukses dikenal di mancanegara. Band indie lokal ini mempunyai keunikan dimana semua personil band kidal. Band ini juga dikenal semenjak merilis soundtrack untuk film Janji Joni.
Dalam ulasan yang diberikan oleh koran The Jakarta Post, band ini mendapatkan sorotan dan banyak orang memberikan rasa salutnya pada band ini. Selain itu, Sore juga masuk ke dalam daftar musik yang harus didengarkan di Asia oleh majalah Times.
Nah, inilah 9 musisi indie lokal yang namanya sudah dikenal tidak hanya di Indonesia, tapi juga di mancanegara. Bagaimana? Sudah penasaran? Yuk, jangan lupa untuk menonton konser mereka di kota-kota tempat tinggal Toppers!