• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Susunan Acara, Ritual, dan Prosesi Pernikahan Adat Palembang

11 May 2023

Share

Susunan Acara, Ritual, dan Prosesi Pernikahan Adat Palembang

Pernikahan adat masih banyak dipilih masyarakat Palembang. Berikut prosesi pernikahan adat Palembang yang menjadi warisan tradisi turun temurun.


Rangkaian pernikahan adat biasanya memiliki prosesi yang panjang dan penuh aturan. Begitu pula dengan prosesi pernikahan adat Palembang. Pernikahan adat Palembang bisa dibilang mendapat pengaruh dari budaya Melayu dan Jawa.

Sama seperti pernikahan adat lainnya, prosesi pernikahan Palembang dimulai jauh hari sebelum hari H pernikahan. Orang-orang yang terlibat pun tidak hanya kedua calon mempelai, namun sebagian besar keluarga dari kedua belah pihak ikut serta dalam prosesi pernikahan tersebut. 

Jika Toppers ingin tahu lebih dalam tentang susunan acara lengkap pernikahan orang Palembang, simak prosesi pernikahan adat Palembang dari awal persiapan hingga syukuran berikut ini.

Baca Juga: Rekomendasi Kado untuk Teman yang akan Menikah

Adat Pernikahan Palembang Lengkap

Ria Ricis Nikah Adat Palembang

Sumber Gambar: Kompas

Di bawah ini merupakan serangkaian prosesi pernikahan adat Palembang beserta penjelasannya dari awal hingga akhir. Yuk, disimak!

1. Madik 

Prosesi pertama pada pernikahan adat Palembang adalah tahap pendekatan atau disebut dengan Madik.

Pada tahap ini, pihak keluarga pria akan mengutus seseorang untuk mengetahui bibit, bebet, dan bobot sang wanita, juga memastikan sang wanita belum menjadi tunangan atau calon istri orang lain. 

Namun seiring perkembangan zaman, prosesi Madik ini tidak lagi dilakukan karena jangankan sebelum menikah, tahap ini sudah pasti dilakukan oleh kedua belah pihak sebelum berpacaran. Tidak seperti zaman dahulu yang kental akan perjodohan. 

2. Menyengguk

Tahap ke dua pada prosesi pernikahan adat Palembang adalah Menyengguk. Jika sudah terjadi kesepakatan antar dua pihak pada prosesi Madik, maka utusan dari keluarga pria akan membawa tenong atau sangkek, anyaman bambu berbentuk lingkaran atau persegi yang dibungkus dengan kain batik bersulam benang emas, ke rumah sang wanita.

Tenong berisikan aneka bahan makanan seperti telur, mentega, terigu, dan lain sebagainya. Tenong ini juga sebagai tanda pengikat bahwa sang wanita tidak akan diambil laki-laki lain.

Hanya saja, sama seperti Madik, prosesi Menyengguk juga tak lagi banyak dilakukan pada pernikahan adat Palembang modern. Sudah tidak banyak campur tangan keluarga dalam proses pendekatan dan pengikatan pada masa kini. 

3. Berasan

Kata Berasan berasal dari bahasa Melayu yang berarti musyawarah. Pada prosesi ini, kedua belah pihak keluarga bermusyawarah membicarakan persyaratan pernikahan, baik secara adat maupun agama.

Persyaratan pernikahan secara agama yang perlu dibicarakan adalah penentuan mahar atau mas kawin. 

Sementara, secara adat perlu ditentukan apakah mengikuti Adat Berangkat Tigo Turun, Adat Berangkat Duo Penyeneng, Adat Berangkat Adat Mudo, Adat Tebas, atau Adat Buntel Kadut. Sebab masing-masing memiliki persyaratan yang berbeda.

4. Mutuske Kato

Pada tahap ini, keluarga memutuskan kapan prosesi-prosesi selanjutnya akan dilangsungkan. Pihak keluarga laki-laki membawa tujuh tenong berisi gula pasir, tepung terigu, telur itik, emping, pisang, dan buah-buahan.

Beberapa perlengkapan lain yang perlu dibawa adalah persyaratan secara adat yang perlu dipenuhi. Saat menjelang pulang, tenong dikembalikan dalam keadaan terisi aneka jajanan khas Palembang. 

5. Nganterke Belanjo

Prosesi Nganterke Belanjo ini mirip seserahan pada pernikahan adat Jawa dan dilaksanakan sebulan sampai beberapa hari sebelum akad nikah.

Prosesi ini lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita, sementara kaum pria hanya mengiringi saja. Duit belanjo (uang belanja) dimasukkan dalam ponjen warna kuning dilengkapi 12 nampan pengiring berisi kebutuhan pesta.

Selain itu, diantar pula enjukan atau permintaan atas persyaratan adat yang telah disepakati saat Mutuske Kato. 

6. Persiapan Menjelang Akad Nikah

Menjelang akad nikah, biasanya ada beberapa ritual yang dilakukan calon mempelai wanita yang dipercaya berkhasiat untuk kesehatan dan kecantikan. 

  • Betangas

Betangas merupakan mandi uap ramuan rempah-rempah. Rebusan rempah-rempah ini diletakkan di bawah kursi tempat mempelai duduk. Prosesi Betangas ini bertujuan mengeluarkan keringat dan membersihkan pori-pori agar pada saat hari H tidak banyak mengeluarkan keringat dan bau. 

  • Bebedak

Seperti namanya, bebedak merupakan istilah untuk mempercantik calon mempelai wanita dari ujung kepala sampai ujung kaki. 

  • Bepacar 

Berpacar adalah prosesi dimana daun pacar (daun inai) dilekatkan pada seluruh kuku tangan dan kaki serta telapak tangan dan kaki.

Pacar ini sebai pertanda bahwa kedua pasangan akan memasuki kehidupan baru sebagai suami istri. 

undangan nikah

7. Akad Nikah

Akad nikah menurut tradisi Palembang dilakukan di kediaman calon mempelai pria. Namun tak jarang dilakukan di kediaman calon mempelai wanita, kalau seperti itu maka akan disebut numpang kawin. 

8. Ngocek Bawang

Ngocek bawang menjadi bagian dari persiapan hari Munggah yang merupakan prosesi pernikahan adat Palembang selanjutnya.

Di awal persiapan hari Munggah ini, dilakukan pemasangan tapup, persiapan bumbu-bumbu masak, dan sebagainya.

Ngocek bawang dibagi menjadi dua hari, ngocek bawang kecik dilakukan dua hari sebelum hari Munggah, sedangkan ngocek bawang besak akan dilakukan sehari sebelum Munggah. Seluruh persiapan besar dan perapian, serta persiapan yang belum rampung dikerjakan pada tahap ini. 

9. Munggah 

Munggah merupakan puncak dari prosesi pernikahan adat Palembang. Acara puncak ini dimulai dengan kedatangan rombongan keluarga mempelai pria yang membawa 12 macam barang antaran, antara lain tiga set kain songket, kain batik Palembang, kain jumputan, kosmetik, buah-buahan, hasil bumi, aneka kue, uang dan perhiasan sambil diiringi dengan bunyi rebana. 

Sesampainya di rumah mempelai wanita, ibu dari mempelai wanita menyambut mempelai pria dengan membalutkan kain songket motif lepus pada punggung mempelai pria lalu menggiringnya ke kamar mempelai wanita.

Ketika sampai di depan pintu kamar, mempelai pria mengetuk tiga kali. Setelah pintu dibuka, mempelai pria membuka kain yang menutupi wajah mempelai wanita, disebut buka langse.

Kemudian orang tua mempelai wanita menyuapi nasi ketan kunyit dan ayam panggang ke mempelai.

Dilanjutkan dengan prosesi cacap-cacapan di mana orang tua mempelai pria mengusap ubun-ubun kedua pengantin dengan air bunga setaman sebagai simbol pemberian nafkah yang terakhir kalinya. 

Lalu rangkaian terakhir acara Munggah akan ditutup dengan sang istri memberi sirih kepada suami sebagai lambang hidup saling memberi dan menerima.

Serta menimbang topi suami menyimbolkan hidup seia sekata menjalani kehidupan rumah tangga. 

Baca Juga: Kata-Kata LDR Romantis agar Hubungan Awet meski Terpisah Jarak

10. Nyemputi 

Dua hari setelah acara Munggah, rombongan pihak laki-laki menjemput mempelai wanita beserta rombongannya untuk mengikuti perayaan yang telah disiapkan di rumah mempelai pria.

11. Nyanjoi 

Nyanjoi dilakukan saat malam sesudah Munggah dan Nyemputi. Pada malam pertama Nyanjoi, dilakukan oleh muda-mudi pihak wanita datang ke kediaman mempelai pria, lalu disambut muda-mudi dari pihak pria. Pada malam kedua Nyanjoi, digantikan oleh orang tua. 

12. Nganter Penganten

Selanjutnya, pihak besan laki-laki mengantar sang mempelai pria ke rumah besan perempuan.

Di rumah pihak mempelai wanita telah disiapkan segala yang diperlukan untuk acara Mandi Simburan.

Acara Mandi Simburan ini dilakukan untuk menyambut malam perkenalan pengantin laki-laki dan perempuan. Setelah acara ini barulah kedua pasangan baru ini bisa melakukan hubungan suami istri. 

13. Tarian Pagar Pengantin 

Tarian Pagar Pengantin biasanya ditampilkan oleh pengantin perempuan beserta tiga orang lainnya pada saat resepsi pernikahan.

Para penari melakukan tarian di atas nampan bunga mawar di hadapan pengantin laki-laki. Ini menggambarkan setelah menikah, sang perempuan hanya akan bertindak di dalam lingkaran atau ruang gerak yang lebih terbatas. 

Setelah semua prosesi pernikahan adat Palembang ini selesai, biasanya pihak laki-laki akan mengadakan syukuran atas terlaksananya semua rangkaian prosesi tersebut, dinamakan acara beratib.

Pada pernikahan adat Palembang, peran wanita memang lebih dominan dibandingkan dengan pria. Wanita lebih banyak melakukan peran pada setiap prosesi pernikahan.

Namun tidak ada yang merasa lebih dibebankan sebab pada akhirnya kedua keluarga pun berbahagia. 

Baca Juga: Ucapan Pernikahan Kreatif, Kaya Makna dan Doa

Itu dia Toppers, rangkaian acara pernikahan dengan adat Palembang. Apakah kamu salah satu calon mempelai yang akan menggunakan adat Palembang?

Guna melengkapi kebutuhan pernikahanmu, kamu bisa temukan berbagai perlengkapan pernikahan di Tokopedia. Jangan lewatkan juga promo minggu ini dan promo 10.10 Tokopedia, raih cashback dan diskon hingga 99%!

Penulis: Nathania Griselda

Share

Jaka DarmawanJaka Darmawan

Related Articles

15 Inspirasi Ucapan Hari Waisak 2024 yang Menyentuh Hati
Relationship
15 Inspirasi Ucapan Hari Waisak 2024 yang Menyentuh Hati
© 2009-2024, PT Tokopedia