MEDAN, 7 APRIL 2018 – Setelah resmi diluncurkan di Jakarta pada Maret lalu, MAKERFEST, sebuah gerakan independen untuk pemberdayaan kreator lokal kini hadir di Medan. MAKERFEST hadir untuk mencari, mengedukasi, menginspirasi, dan memberikan panggung offline & online bagi para kreator Indonesia untuk merealisasikan dan mengembangkan ide usaha kreatif mereka, hingga bisa menjadi brand-brand masa depan Indonesia yang mendunia.
Chairman MAKERFEST 2018 William Tanuwijaya menjelaskan bahwa kelahiran MAKERFEST terinspirasi oleh hasil karya para kreator lokal di seluruh Indonesia. “Dalam perjalanan saya membangun Tokopedia, saya berkesempatan menyaksikan dengan dekat perjalanan banyak kreator Indonesia dengan visi dan misi, serta produk yang bagus, namun sayangnya banyak yang mentok hanya di level UMKM. Saya yakin sebenarnya dengan ekosistem yang tepat, para kreator lokal dapat berkembang dari usaha kecil menjadi industri lalu dari industri menjadi brand-brand masa depan Indonesia yang mendunia. Untuk membangun ekosistem ini, MAKERFEST hadir menjadi panggung penghubung dari para pemangku kepentingan terkait dimana para maker, platform marketplace, logistik, perbankan, investor, dan pemerintah berkolaborasi mewujudkan cita-cita besar ini bersama.”
Medan sendiri merupakan kota dengan pertumbuhan usaha yang menjanjikan. Berdasarkan hasil Sensus Ekonomi 2016 yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, jumlah usaha tumbuh 11,5% dari 1,06 juta menjadi 1,18 juta usaha dalam kurun waktu 10 tahun. Adapun usaha yang paling dominan, yakni sektor perdagangan yang hampir mencapai 47,20% dari total usaha. Khusus di kota Medan, ada sekitar 226.233 Usaha Mikro Kecil (UMK), jauh lebih besar dibanding Usaha Mikro Besar (UMB) yaitu sebesar 8.184.
Selain itu, berdasarkan data Tokopedia, pertumbuhan merchant di Medan mencapai sekitar 40% selama tahun 2017. Adapun pertumbuhan pembeli asal Medan menunjukkan pertumbuhan yang lebih besar, yakni hampir 150%. Dari data pertumbuhan ini, masih ada peluang besar bagi kreator Medan untuk memulai dan mengembangkan bisnisnya, terutama lewat pemanfaatan platform penjualan online. Produk kreatif seperti aksesoris masih menjadi produk yang paling banyak dijual dan dicari di Medan. Produk khas Medan seperti Bolu Meranti juga menjadi salah satu produk lain yang paling dicari.
MAKERFEST sendiri hadir secara independen. Gerakan ini berkolaborasi dengan Tokopedia dan didukung oleh institusi-institusi pemerintahan sekaligus pelaku industri Indonesia, yaitu Badan Ekonomi Kreatif, Kementerian Perindustrian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Komunikasi dan Informatika serta JNE. Meski diselenggarakan bersama Tokopedia, namun MAKERFEST inklusif dan terbuka bagi seluruh kreator lokal di Indonesia yang memiliki passion untuk mengembangkan diri dan produknya.
Anak muda menjadi target utama MAKERFEST. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf menjelaskan bagaimana milenial bisa menjadi motor pertumbuhan kreator lokal Indonesia. “Lebih dari 30 persen pengusaha ekonomi kreatif di Indonesia adalah generasi milenial. Sebagai populasi terbesar, anak muda Indonesia masih memiliki potensi besar untuk turut mengembangkan ekonomi kreatif Indonesia. Melalui program seperti MAKERFEST, kami berharap ke depannya lebih banyak lagi pelaku bisnis kreatif Indonesia yang dapat memperluas skala usahanya, sehingga mampu memberikan dampak lebih besar terhadap lapangan pekerjaan dan kesejahteraan ekonomi, serta mampu memberikan inspirasi kepada generasi muda lainnya,” ungkap Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf.
Ekonomi digital memberikan ruang luas bagi anak muda Indonesia untuk berinovasi menciptakan peluang bisnis. Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara menjelaskan, “Guna memaksimalkan peluang ekonomi digital, perlu keselarasan antara teknologi terkini dengan kompetensi sumber daya manusia yang tinggi. Untuk itu pemerintah, pemain bisnis, dan pelaku kunci lainnya dalam ekosistem kewirausahaan harus bersinergi dalam mendukung pertumbuhan kreator lokal yang unggul dan berdaya saing tinggi. Merekalah yang akan menjadi penggerak Indonesia untuk menjadi kekuatan ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara pada tahun 2020.”
Salah satu kolaborator yang hadir berbagi pengalaman di MAKERFEST 2018 Medan adalah pendiri dan pemilik bisnis Ideku Handmade Martha Puri Natasande. “Membangun usaha Ideku Handmade bermula dari passion saya terhadap kerajinan tangan sejak kecil. Prinsip dasar yang menurut saya perlu dipenuhi dalam mengembangkan usaha adalah pastikan terlebih dahulu apakah benar ini bidang favorit kita. Hal ini pula yang menggerakan saya untuk sering menginspirasi orang-orang agar berani membuat usaha sendiri hingga akhirnya bisa memiliki penghasilan tambahan melalui berbagai pelatihan. Semoga pengalaman saya dapat menginspirasi dan mendorong para kreator lokal agar berani berkarya dan mengembangkan passion-nya secara produktif di dunia bisnis,” jelas Martha.
David Wijaya, pebisnis online Doodle Art bernama DWSKellington sekaligus peserta MAKERFEST di Medan yang hadir dalam diskusi media juga menceritakan pengalaman terjun ke dunia bisnis. “Awal mulanya saya hanya coba-coba untuk membuat kartu ucapan dengan gaya doodle art karena memang hobi menggambar. Saya juga sama sekali tidak ada gambaran bagaimana cara menjual produk secara online. Tidak menyangka dari hobi ini malah bisa menjadi sumber penghasilan. Untuk membuat sesuatu yang besar, kita harus mulai dulu. Nekat, berani dan terus belajar ini menjadi modal saya untuk memulai. Dengan memulai, saya sudah ambil satu langkah ke depan. Setelahnya bergantung pada diri sendiri, apakah sudah puas dengan pencapaian saat ini atau ingin lebih ditingkatkan lagi.”
MAKERFEST 2018 akan dilaksanakan pada April-Desember 2018 di Medan, Padang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar dan Makassar. Di setiap kota, akan diselenggarakan berbagai kegiatan edukasi, workshop dan sesi sharing keterampilan. Para kreator juga dapat berkonsultasi dengan pelaku usaha, konsultan bisnis, serta pengusaha ekonomi kreatif skala nasional mengenai tantangan dan solusi yang dihadapi dalam mengembangkan bisnis mereka. Termasuk dalam hal pengembangan SDM, inovasi, strategi pemasaran, branding, hingga akses ke permodalan.
MAKERFEST ditargetkan diikuti oleh sebanyak-banyaknya kreator lokal dari berbagai wilayah di Indonesia. Di setiap kota juga akan dilaksanakan Local Maker Competition 2018, kompetisi berkreasi untuk para kreator lokal yang ingin mengenalkan dan mengembangkan bisnisnya. Pemenang dari setiap kota akan diterbangkan ke Jakarta untuk mengikuti Festival MAKERFEST 2018 di Jakarta pada bulan Desember mendatang. Dari 24 peserta skala nasional, 10 finalis terbaik akan diberikan kesempatan untuk mempresentasikan bisnisnya dan memberikan sesi workshop di depan para juri dan pengunjung Festival MAKERFEST 2018.
Tiga juara terbaik Local Maker Competition 2018 akan mendapatkan reward masing-masing sebesar Rp 1 miliar, Rp 300 juta, dan Rp 200 juta sebagai modal untuk mengembangkan usahanya. Selain itu, pemenang juga mendapatkan reward lainnya berupa konsultasi kreatif dan produksi untuk branding dan marketing campaign, kolaborasi eksklusif dengan pelaku industri kreatif nasional, dan kesempatan berpartisipasi dalam pameran internasional, serta mengakses jalur distribusi ke ritel internasional.
Selain workshop, sharing session, dan kompetisi, khusus di Medan, MAKERFEST bekerja sama dengan Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC) Medan dan TopCommunity (sebutan komunitas seller Tokopedia) Medan menyelenggarakan program edukasi berbisnis online dan dukungan penyediaan alat produksi membatik seperti kain, lilin, water glass hingga pewarna untuk membantu kreator lokal berkebutuhan khusus agar dapat memulai dan mengembangkan usahanya.