Menginjak usia yang ke-11 pada tanggal 17 Agustus 2020 kemarin, Tokopedia senantiasa berusaha untuk mewujudkan visi mebangun Super Ecosystem dimana semua orang dapat memulai dan menemukan apapun, termasuk di antaranya untuk melanjutkan dan mewujudkan mimpi mereka. Sejak pandemi, Tokopedia berupaya untuk mendorong dan membuka peluang seluas-luasnya bagi para pelaku UMKM lokal yang terdampak pandemi agar dapat terus bertahan dan melanjutkan bisnisnya secara online.
Oleh karena itu, di ulang tahun yang ke-11, Tokopedia mengadakan acara Tokopedia Play Festival dengan mengusung tema “Rayakan Semangat Baru” untuk memberikan energi positif kepada seluruh masyarakat Indonesia, terutama bagi para pelaku UMKM terdampak, serta mengajak mereka untuk kembali menemukan semangat baru di tengah situasi saat ini.
Dikemas secara virtual, acara yang ditonton oleh lebih dari 150,000 orang melalui Tokopedia Play ini menghadirkan rangkaian talk show inspiratif, salah satunya adalah Semangat baru Talkshow: Find Your New Spirit During a Pandemic. Pada sesi yang dibawakan oleh Daniel Mananta, host serta pendiri DAMN I love Indonesia, Tokopedia mengundang tiga pebisnis lokal yang sukses beradaptasi dan bertransformasi dari offline ke online melalui Tokopedia ketika bisnis mereka sempat diterjang badai pandemi.
Berikut kisah inspiratif yang mereka bagikan, yang tentunya dapat membangkitkan semangat dan motivasi kepada seluruh masyarakat Indonesia.
- Omar Karim, co-founder Dua Coffee
Sukses mendirikan Dua Coffee di tahun 2016 hingga cabangnya merambah sampai ke Washington DC, Amerika Serikat, Omar Karim awalnya tidak mengira bahwa dampak pandemi ternyata begitu hebat menerjang coffee shopnya miliknya. Sejak PSBB mulai ditetapkan, Omar mengaku bahwa omzet Dua Coffee mengalami penurunan hingga 80%. Terlebih untuk beberapa gerai yang berada di luar Jakarta, terjadi penurunan omzet hingga hampir 95%. Melihat banyaknya industri makanan dan minuman yang gulung tikar, Omar dan tim lantas tidak hanya berdiam diri dan menyerah kepada keadaan.
Bertukar pikiran dengan sesama pemilik coffee shop merupakan salah satu jalan keluar. Ketika physical distancing diterapkan, periode ini mengharuskan masyarakat untuk berkegiatan dari rumah. Tentunya, periode ini membuat kita semua membutuhkan lebih banyak stok makanan dan minuman siap saji. Ini lah yang akhirnya mendorong Omar dan Dua Coffee untuk menghadirkan produk dengan kemasan big size.
Walaupun awalnya sempat ragu karena Dua Coffee tidak memiliki produk dengan kemasan besar, Omar dan tim justru malah menghadirkan inovasi terbaru dengan membuat kemasan kopi satu liter. Kala masyarakat menyambut bulan Ramadhan, Dua Coffee pun kembali berinovasi dengan menghadirkan produk minuman baru, yaitu Petik Mangga dengan kemasan satu liter.
Tidak hanya berinovasi di produk, Dua Coffee juga bertransformasi dari offline ke online menggunakan platform Tokopedia. Meski ia mengaku bahwa belum begitu familiar dengan konsep berjualan secara daring, namun ternyata keputusannya untuk mencoba kanal digital justru malah memberikan angin segar di tengah ketidakpastian.
Terlebih ketika Tokopedia mendorong industri kopi lokal untuk bangkit melalui kampanye nasional #SatuDalamKopi yang juga melibatkan Dua Coffee, siapa sangka jika penjualan Dua Coffee melesat hingga 90%, dimana penjualan tertinggi justru berasal dari penjualan daring via Tokopedia. Dengan berjualan secara online, pendapatan Dua Coffee juga bertambah tiga kali lipat, bahkan lebih besar dari saat sebelum pandemi.
2. Dewanti Amalia Artasari, founder Dewa Collection Bali
Kisah inspiratif berikutnya berasal dari Dewanti Amalia Artasari,pendiri Dewa Collection Bali sekaligus pebisnis kerajinan tangan yang disebut dengan macrame. Sejak awal, Dewa Collection Bali memang sudah menggunakan platform Tokopedia sebagai satu-satunya tempat untuk menjual kerajinan tangan miliknya. Terbesit keinginan untuk memiliki toko offline karena melihat potensi tempat tinggalnya yang dihuni dan dikunjungi oleh banyaknya turis dari berbagai negara, Amalia akhirnya berhasil membuka toko offline pada awal tahun 2020.
Tiga bulan mendirikan toko secara offline, Dewa Collection Bali terpaksa harus menutup toko yang baru didirikannya akibat pandemi. Hal ini lantas membuatnya harus memaksimalkan kanal digital untuk dapat tetap melanjutkan bisnis. Walaupun sudah menggunakan Tokopedia sejak mendirikan bisnisnya, Amalia tetap harus mengubah strategi bisnisnya untuk dapat mencuri perhatian pembeli.
Bermodalkan rasa nekat, Amalia mengubah harga menjadi jauh lebih murah dan memanfaatkan fitur-fitur promo seperti cashback untuk menarik konsumen. Usaha tidak pernah mengkhianati hasil, bisnis online Dewa Collection justru malah meningkat ketika Pandemi. Selain itu, ketika banyak bisnis yang terpaksa harus merumahkan pegawainya, Amalia menceritakan sebaliknya.
Lantaran pesanan yang kian meningkat, hal tersebut membuat Amalia harus menambah pengrajin atau pekerja. Jika awalnya pengrajin Dewa Collection berasal dari daerah tempat tinggalnya yakni di Bali, saat ini Amalia memiliki beberapa pengrajin yang berasal dari tempat kelahirannya yaitu di wilayah Jawa Timur.
3. Ucok Nasution, founder JakCloth
JakCloth sejatinya dikenal sebagai sebuah acara pameran yang mengakomodasi brand-brand lokal dengan mengadakan roadshow ke kota-kota besar di Indonesia. Ucok Nasution, sang pendiri expo ternama ini, menceritakan bagaimana pandemi berdampak kepada seluruh rangkaian tour yang sudah ia rencanakan pada 28 kota, berkurang menjadi hanya 2 kota, menyebabkan 500 brand lokal yang sudah bergabung dengan JakCloth terpaksa harus merumahkan sebagian pegawainya.
Tidak jauh berbeda dengan Omar Karim, Ucok Nasution juga sempat merasa ragu untuk mencoba kanal digital sebagai solusi untuk dapat tetap mengoperasikan bisnisnya, lantaran JakCloth selama ini selalu mengandalkan crowd atau keramaian pengunjung sebagai target penjualannya. Namun, melalui kolaborasi #IndonesiaBangkit online festival dengan Tokopedia, Ucok Nasution menyampaikan bahwa langkah tersebut berhasil menyelamatkannya.
Tak hanya menyelamatkan bisnisnya, ia pun berhasil membantu lebih dari 225 brand yang berasal dari luar kota untuk dapat kembali bergabung bersama JakCloth melalui online festival tersebut. Ucok pun tidak mengira bahwa brand-brand yang awalnya sudah menyatakan bahwa mereka ingin menghentikan bisnisnya, justru dapat kembali bangkit dan memiliki harapan yang baru untuk bisa bergabung dan meneruskan usahanya.
Ucok merasa terbantu oleh program Webinar yang diadakan oleh Tokopedia untuk membantu brand-brand tersebut mengoperasikan bisnisnya secara online, sehingga JakCloth memiliki kesempatan untuk meraih pasar yang lebih luas dari berbagai kota di Indonesia yang sebelumnya tidak pernah ia kunjungi. Ia pun menambahkan bahwa kolaborasinya dengan Tokopedia kali ini memberikan perubahan yang sangat signifikan, dimana terdapat kenaikan omzet sebanyak 2 hingga 5 kali lipat dari sebelum pandemi.
Pandemi memang mengubah banyak hal, namun ketiga pebisnis lokal yang telah berhasil menerjang badai tersebut tetap menemukan hikmah dari setiap hal yang terjadi. Bagi Ucok, pandemi merupakan sebuah ujian untuk naik kelas sehingga ujian tersebut seharusnya tidak menghentikan langkahnya untuk dapat terus berinovasi dan menciptakan peluang.
Sama halnya dengan Omar yang mengatakan bahwa bisnis bukan selalu tentang omzet. Ketika ia dapat membuka jalan untuk orang lain yang sedang membutuhkan pekerjaan, di situ lah ia merasa bahwa berkah yang didapatkan saat ini adalah hasil dari doa teman-teman yang bergabung bersama Dua Coffee.
Bagi Amalia, pandemi bukan menjadi alasan untuk menyerah. Walaupun sebelumnya ia pernah mengalami kegagalan sebelum memulai usaha bisnis macrame, hal tersebut justru menjadikan dirinya lebih kuat dan terlatih untuk menghadapi berbagai macam keadaan dan situasi.
Kisah inspiratif yang dibagikan oleh ketiga pengusaha lokal di atas tentunya dapat membuka mata kita bahwa pandemi bukanlah sebuah penghalang untuk menghentikan langkah dan mimpi, karena bisnis merupakan sebuah proses dimana kegagalan dan ujian adalah bagian dari proses tersebut. Di tengah situasi yang tidak pasti, saling bahu membahu dan berkolaborasi merupakan hal yang paling penting untuk berjuang bersama agar dapat melalui badai pandemi.