“Melalui online tidak ada kendala lagi, walaupun sudah tidak muda lagi, saya tetap bisa berkarya”
Itulah kalimat yang terucap dari Rufaidah Qisti, owner dari salah satu toko di Tokopedia, Rumah Khas Solo. Wanita yang akrab disapa Qisti ini merupakan salah satu seller yang kami temui saat melakukan roadshow ke kota Batik, Solo, pada November 2014 lalu.
Sesuai dengan namanya, Rumah Khas Solo mengangkat tema kebudayaan dari Solo dengan menjual produk-produk khas dari kota tersebut, seperti batik, blankon, makanan khas daerah, serta oleh-oleh lain yang menjadi ciri khas Solo. Namun Qisti sendiri lebih memfokuskan pada produk batik, mulai dari kain batik, baju-baju batik dan produk lain yang ia hasilkan dari batik buatannya sendiri.
Ketertarikannya terhadap batik memang sudah muncul sejak ia masih kecil. Dengan latar belakang keluarga yang memiliki usaha batik, ia terus membuat karya-karya batik untuk meneruskan usaha tersebut. Namun usaha turun temurun ini sempat mengalami kemunduran di tahun 1970. Menurut Qisti, saat itu di Solo secara keseluruhan, batik hampir mati, bahkan tidak ada orang yang ingin membelinya. Tapi hal tersebut tidak lantas menghentikan niatnya untuk melestarikan batik sebagai salah satu warisan budaya Solo.
“Saat itu bisa saja kalau saya ingin menyerah. Tapi saya sudah menanamkan tekad dalam diri saya, harus bisa bangkit saat ada masalah”, ujar Qisti saat ditemui oleh Tim Tokopedia.
Perlahan-lahan, ia pun terus berjuang untuk membangkitkan kembali batik di Solo dan usaha keluarganya. Berkat kerja keras dan usahanya tersebut, pada tahun 1987 ia bisa kembali membangun usaha batik keluarganya. Dengan memunculkan batik-batik bermotif kontemporer yang mengikuti perkembangan jaman tapi tetap tidak melepaskan unsur kebudayaan, wanita berusia 52 tahun ini mampu membuat batik khas Solo kembali diminati oleh masyarakat.
Dengan bantuan anak laki-lakinya, Rifqi Setiawan Wicaksono, ia juga memasarkan batik yang diproduksinya ke ranah online melalui Tokopedia sejak tahun 2012 lalu. Menurutnya, dengan perkembangan teknologi yang begitu pesat yang memunculkan trend belanja online, kini semua masalah keterbatasan jarak dan waktu bisa teratasi.
“Misalkan orang Solo kangen dengan makanan Solo, bisa beli dari online. Nggak usah susah-susah lagi balik ke Solo buat beli langsung”, jelasnya.

Selain mengelola bisnis batik, saat ini Qisti juga tercatat sebagai dosen aktif bidang pertanian di salah satu universitas di Solo. Tidak hanya mengajarkan materi yang berhubungan dengan perkuliahan, namun ia juga tidak ragu untuk menyalurkan ilmu membatik kepada murid-muridnya. Bahkan sudah ada beberapa orang muridnya yang sudah membuka usaha batik yang lebih besar.
Di akhir perbincangan dengan Tim Tokopedia, Qisti mengaku akan terus berkarya dan usia tidak menjadi penghalang baginya untuk terus memunculkan karya-karya batik sekaligus melestarikan budaya khas Solo itu. Bahkan ia semakin termotivasi untuk menciptakan karya batik yang lebih berkualitas dan diminati oleh masyarakat.
“Jika punya keinginan, kita harus berusaha untuk mewujudkannya. Siapa yang mau berkarya pasti dapat rejeki”, tutupnya.
Wah inspiratif sekali yah cerita dari owner Rumah Khas Solo ini, Toppers. Mulai dari perjuangannya untuk membangkitkan kembali Batik di Solo dan usaha keluarganya, hingga semangatnya yang begitu tinggi untuk terus berkarya demi kelestarian budaya Solo. Semoga bisa menginspirasi kita semua untuk terus berkarya yah, Toppers!
Bagi Toppers yang memiliki kisah unik dan menarik selama berjualan di Tokopedia ataupun dalam perjalanan membangun bisnis kamu, yuk bagikan kisahmu untuk menginspirasi seller-seller lain di Tokopedia. Caranya, daftarkan kisahmu melalui halaman Kisah Penjual sekarang juga! :D