Penyebab diare pada bayi sangatlah beragam. Salah satunya, dapat disebabkan dari asupan sang ibu.
Sebelum Anda mulai khawatir apakah si kecil diare atau tidak, Anda perlu mastikannya dengan sangat teliti.
Inilah yang dikemukakan Allison T., MS, RDN, CDN, seorang pakar diet dan nutrisi terdaftar yang memiliki gelar Master pada bidang nutrisi dan kebugaran tubuh. Pasalnya, menurut Alison, pada bayi yang disusui secara eksklusif, batasan diare atau tidak itu sangat luas sekali.
Karenanya, Anda perlu memperhatikan frekuensi buang air besar anak, serta warna dan konsistensi tinjanya lebih teliti lagi. “Penting untuk memperhatikan semua elemen ini karena setiap penyimpangan dari bayi Anda yang tadinya normal menjadi sembelit atau diare dapat menyebabkan ketidaknyamanan.
Dan, ini mungkin memerlukan penanganan tertentu, dalam beberapa kasus, juga memerlukan perhatian medis,” tulis Allison pada situs kesehatan happyfamilyorganics.
Menurut Donna Murray, RN, BSN, perawat bersertifikasi di Amerika Serikat yang telah berpengalaman selama 20 tahun lebih merawat newborn, jika Anda menyusui dan kotoran bayi Anda berwarna kekuningan dan lunak, atau berair dengan dadih atau biji kecil di dalamnya, tidak perlu khawatir.
Itu merupakan bentuk khas kotoran bayi yang disusui, dan tidak apa-apa jika Anda melihatnya setiap kali Anda mengganti popok bayi. Tetapi, karena tekstur kotoran bayi yang minum ASI, bisa cair atau berair, mungkin akan lebih sulit untuk membedakan antara kotoran normal dengan diare.
Ciri-ciri kotoran bayi pertanda dirinya mengalami diare, berdasarkan penjelasan Donna pada artikel kesehatan di situs verywellfamily.com, sebagai berikut:
- Encer, basah, berair.
- Berwarna lebih hijau atau lebih gelap dari biasanya.
- Berbau busuk.
- Berdarah atau mengandung lendir.
Benarkah Penyebab Diare Akibat Asupan Ibu?
Pada situs resmi AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia), aimi-asi.org, dituliskan, bahwa ibu yang menyusui memang sebaiknya mengonsumsi jenis makanan yang mengandung gizi seimbang, tetapi tidak perlu mengonsumsi jenis makanan tertentu atau bahkan menghindari beberapa jenis makanan. Namun, hal tersebut dapat dilakukan bila tidak ada riwayat alergi di keluarga.
Jika terdapat riwayat alergi di keluarga, semisal alergi seafood atau susu sapi, maka ibu menyusui perlu lebih hati-hati dalam mengonsumsi jenis-jenis makanan tersebut.
Inilah yang menjadi kuncinya. Poin pentingnya adalah, mengenali riwayat alergi pada keluarga Anda. Setelah Anda mengetahuinya, barulah Anda dapat menghindari makanan-makanan yang dapat menjadi pemicu alergi tersebut.
Produk Olahan Sapi Bisa Menjadi Penyebab Diare Si Kecil
Berdasarkan penjelasan Donna pada situs kesehatan keluarga verywellfamily.com, bila bayi yang menyusui ASI secara eksklusif mengalami diare, penyebabnya bisa jadi akibat asupan ibu. Seperti yang sudah dijelaskan AIMI, beberapa makanan yang dikonsumsi ibu menyusui memang dapat menyebabkan alergi dan sensitif pada bayi.
Menurut Donna, susu sapi, coklat, makanan mengandung gas, makanan pedas, dan kafein merupakan makanan yang paling mungkin memicu gangguan pencernaan pada bayi.
Pada situs resmi Michigan Medicine University Of Michigan, uofmhealth.org, salah satu layanan kesehatan terbesar di Michigan, Amerika Serikat, diungkapkan, bahwa bila Anda mengonsumsi susu sapi atau dairy product lainnya saat menyusui, maka protein susu dan gula pada susu sapi tersebut akan dikonsumsi pula oleh bayi Anda.
Protein dan gula dari susu sapi merupakan bahan di sebagian besar susu formula dan beberapa bayi sensitif terhadap protein serta gula ini.
Umumnya, protein susu memang tidak menimbulkan masalah bagi kesehatan bayi atau sistem pencernaannya. Tetapi sejumlah kecil bayi bereaksi terhadap protein yang ditemukan dalam susu sapi. Tanda-tanda sensitivitas protein susu sapi atau intoleransi meliputi:
- Gatal-gatal.
- Pembengkakan pada wajah, lidah, mulut, atau tenggorokan.
- Kesulitan bernafas, mengi, atau asma.
- Nyeri perut.
- Muntah, diare.
Anda mungkin harus menilai kembali asupan Anda untuk mencoba mencari tahu apakah sesuatu yang Anda makan bisa menyebabkan diare pada bayi Anda. Hal ini juga dapat memberikan petunjuk makanan yang menjadi pemicu alergi pada si kecil.
