Pandemi tidak menyurutkan langkah Imam Masyhuda untuk terus mengembangkan usaha Sambal Raja Roa miliknya. Berbekal ilmu yang ia miliki selama kuliah dan bekerja, Imam membuktikan bahwa usaha sambal yang ia rintis sejak tahun 2019 lalu dapat tetap berjalan lewat Tokopedia.
Kini, walaupun dihantam badai pandemi, Sambal Raja Roa berhasil menjadi merek sambal yang dikenal oleh pecinta sambal, tidak hanya di Balikpapan melainkan juga di seluruh Indonesia.
Berhenti Menjadi Karyawan dan Mulai Berbisnis
Minat Imam untuk berbisnis sudah mulai tumbuh sejak ia duduk di bangku kuliah. Saat itu di tahun 2014, ia berkuliah sambil belajar berjualan. Selepas kuliah di jurusan Sistem Informasi, Imam memutuskan untuk menjadi karyawan di salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sambil tetap menggeluti minat berbisnis yang dimilikinya.
Bersama sang istri, Imam berjualan Sambal Roa yang dibuat berdasarkan resep dari mertuanya yang berasal dari Manado. Kebetulan, resep tersebut adalah resep turun temurun yang sudah menjadi favorit keluarga sejak lama, sehingga kualitas dan rasa sudah tidak diragukan lagi.
Hanya saja, saat itu berjualan Sambal Roa hanya menjadi usaha sampingan yang ia kerjakan ketika memiliki waktu. Sebagai karyawan BUMN, Imam harus berpindah-pindah tempat tinggal mengikuti lokasi penugasan. Ia sempat tinggal di Jakarta, Bandung, Pekalongan, Balikpapan, dan Tenggarong.
Semuanya berubah di tahun 2019. Saat itu, Imam merasa sulit untuk terus berpindah-pindah tempat tinggal karena anak sulungnya sudah mulai sekolah. Ia dan istrinya kemudian sepakat untuk mengundurkan diri dari pekerjaan, fokus untuk membesarkan Raja Roa dan menetap di Balikpapan. Keputusan ini pun didukung penuh oleh keluarganya.
“Orangtua saya mendukung penuh keputusan saya ini. Menurut mereka, lebih baik bangun usaha atau bisnis dari sekarang yang 30 atau 40 tahun lagi akan jadi milik kita dan diwariskan ke anak-cucu,” kenang Imam.
Imam sangat serius dalam mengembangkan Sambal Raja Roa. Selain menjaga agar takaran selalu sesuai resep, ia juga menggunakan bahan-bahan berkualitas tinggi. Tidak tanggung-tanggung, Ia membeli semua bahan-bahan dari para petani atau penjual lokal yang ada di sekitarnya. Cabai misalnya ia beli di Petani di tempat tinggalnya di Balikpapan. Sedangkan Ikan Roa ia beli di Gorontalo dan Balikpapan, tergantung jumlah pesanan.
Kiat bertahan di tengah pandemi
Baru setahun dijalankan dengan serius, Sambal Raja Roa harus dihadapkan dengan pandemi COVID-19 hingga penjualannya mengalami penurunan hingga 70%. Walau begitu, Imam tidak kehabisan akal.
Sambal Raja Roa menggunakan bahan-bahan yang berkualitas.
Berbekal pengalamannya selama ini, Imam fokus berjualan lewat platform digital. Ia coba fokus mengembangkan media sosial milik Sambal Raja Roa, khususnya Instagram. Imam coba membangun interaksi yang baik dengan para pelanggan lewat konten yang berisikan tips dan resep pengolahan Sambal Raja Roa dengan hidangan lainnya.
Selain itu, Imam juga memanfaatkan fitur-fitur di Tokopedia untuk memaksimalkan penjualan. Ia rajin mengikuti berbagai kampanye seperti Kumpulan Toko Pilihan, Flash Sale, dan lain sebagainya, termasuk memasang iklan. Berkat usaha tersebut, ketika PPKM, 70% penjualan Sambal Raja Roa berasal dari Tokopedia. Penjualannya juga mengalami peningkatan. Tidak hanya itu, Sambal Raja Roa juga kini juga dapat dipesan oleh pembeli dari berbagai daerah di Indonesia berkat layanan Bebas Ongkir yang diberikan Tokopedia.
“Saya bersyukur sekali karena Tokopedia sangat mendukung perkembangan toko saya. Relationship Manager Tokopedia sangat informatif dan selalu membantu ketika saya membutuhkan bantuan terkait Sambal Raja Roa,” tutup Imam.