Tari Kecak Bali – Nusantara menyimpan kekayaan kesenian tradisional yang memukau. Tari Kecak salah satunya. Kesenian tari tradisional asal Bali ini sudah sangat populer baik di dalam hingga luar negeri. Di era modernisasi, Tari Kecak Bali masih dilestarikan dan memiliki banyak peminatnya.
Namun, bagaimana sejarah Tari Kecak Bali itu sendiri hingga bisa menjadi salah satu kesenian tradisional yang paling populer? Seperti apa asal usul Tari Kecak dan apa makna filosofi yang dimiliki dari Tari Kecak Bali? Simak ulasan singkat mengenai sejarah dan asal-usul Tari Kecak Bali serta makna-makna yang terkandung dalam kesenian tradisional Tari Kecak Berikut:
Baca juga: Mengenal 20 Alat Musik Tradisional Asli Indonesia yang Mendunia
Apa itu Tari Kecak ?
Kecak merupakan dramatari seni khas Bali dengan plot cerita utama mengenai kisah Ramayana atau Mahabarata. Tarian Kecak juga dikenal akan irama “cak” yang diucapkan oleh rombongan penari Kecak secar harmoni mengiringi penari yang berada di tengah.
Pertunjunkkan tari kecak melibatkan puluhan bahkan lebih penari laki-laki yang membentuk formasi duduk melingkar sembari mengangkat tangan dan menyerukan “cak” secara harmonis. Selain itu, terdapat penari lain yang memerankan tokoh Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa yang akan menari sembari berlakon di tengah-tengah formasi lingkaran tersebut.
Sejarah & Asal Usul Tari Kecak
Pada tahun 1930an, seolah seniman (pelukis sekaligus musisi) asal Jerman bernama Walter Spies sangat tertarik dengan ritual tradisional pada saat ia tinggal di Bali. Ia terinspirasi untuk menciptakan sebuah pertunjukkan yang diadaptasi dari ritual tersebut yang menceritakan kisah Ramayana dalam kepercayaan Hindu untuk dipertontonkan ke mancanegara.
Wayan Limbak, seniman tari asal Bali yang akhirnya bersama Walter Spies menciptakan tariak Kecak dan mempopulerkannya di dunia Internasional. Selain Kecak, tarian ini juga dikenal dengan nama Tari Sanghyang.

Pertunjukkan Tari Kecak Bali
Umumnya Tari Kecak dipertunjukkan oleh 50 hingga 100 penari laki-laki yang hanya menggunakan kain kotak-kotak pada bagian bawah dan bertelanjang dada. Duduk membentuk formasi melingkar dengan sebuah obor kelapa khas Bali pada bagian tengah.
Di awal pertunjukkan tari Kecak, para penari akan menggerakkan tubuhnya secara ritmis ke kanan dan ke kiri sembari melantunkan seruan “chak ke-chak ke-chak ke-chak” terus menerus dengan ritme yang pelan.
Perlahan ritme dari seruan semakin cepat dan keras sembari para penari mulai mengangkat kedua tangan keatas dan mengetar-getarkannya di udara. Para penari ini tengah memerankan pasukan Rama dan Rahwana dalam kisah Ramayana.
Kisah pada Tari Kecak
Kisah pada pertunjukkan tari Kecak dimulai dengan masuknya penari yang memerankan Rama dan Shinta yang berada di hutan Dandaka dan berlanjut dengan diculiknya Shinta oleh Rahwana. Selanjutnya Rhawana bertarung dengan Jatayu dan penyelamatan Shinta oleh Hanoman. Akhir cerita dari tarian Kecak adalah pertarungan antara Rama dan Rahwana.
Seiring dengan berlangsungnya kisah, para penari yang membentuk formasi lingkaran akan terus menyerukan “Cak ke-Cak ke-Cak” dengan irama dan ritme yang menyesuaikan suasana dan latar dari kisah yang tengah berlangsung.
Tari Kecak biasanya di pertunjukkan di Pura-Pura Bali seperti Pura Uluwatu atau Pura Tanah Lot dan juga tempat-tempat khusus yang telah disediakan untuk para turis seperti di Garuda Wisnu Kencana atau Pantai Pandawa.
Selain sebagai pertunjukkan seni, tari Kecak juga dipertunjukkan sebagai upacara atau ritual adat. Pada saat ritual, penari biasanya akan dirasuki roh dan bisa berkomunikasi dengan para dewa atau para leluhur yang telah disucikan.
Baca juga: 15 Tempat Wisata di Bali selain Pantai yang Nggak Kalah Indah
Kini kamu lebih mengenal tentang seni tari asli Nusantara asal pulau Dewata ini, bukan? Selain sangat menghibur, ternyata tari Kecak Bali mengandung makna kisah yang dalam. Jadi, teruslah lestarikan seni tari asli Indonesia ini dengan menonton langsung pertunjukkan tari Kecak saat Toppers berlibur ke Bali, ya!
