Hari Perempuan Internasional yang jatuh di setiap bulan Maret menjadi pengingat bahwa perempuan memiliki peluang dan kesempatan yang begitu lebar untuk dapat berkarya hingga membangun usaha di bidang yang beragam. Mega Puspita, pemilik usaha lokal Studio Dapur, adalah salah satu dari sekian banyak pengusaha perempuan yang telah menciptakan peluangnya.
Studio Dapur adalah wirausaha sosial asal Bandung yang memproduksi peralatan dan perlengkapan dapur berbahan dasar bambu. Didirikan pada tahun 2016, Mega serta dua orang rekannya saat itu baru saja menyelesaikan kuliah dengan jurusan Desain Produk di Institut Teknologi Nasional, Bandung.

Membuka peluang bagi pengrajin bambu untuk terus berkembang
Pada saat itu, kesejahteraan pengrajin bambu menjadi salah satu isu sosial di Tasikmalaya, Jawa Barat. Kondisi inilah yang akhirnya mendorong Mega untuk menggandeng para pengrajin bambu yang sudah lanjut usia untuk bergabung dengan bisnis yang dirintisnya, guna mendorong kesejahteraan dan keberlangsungan industri kerajinan bambu.
Menurut Mega, industri kerajinan bambu di Indonesia juga ternyata memiliki peluang yang cukup besar untuk dapat berkembang. Ditambah, produk-produk yang dihasilkan oleh Studio Dapur pun memiliki model serta desain yang kekinian sehingga dapat menarik minat masyarakat. Mega pun melihat bahwa manfaat bambu dapat digunakan untuk melestarikan lingkungan, karena prosesnya menggunakan bahan dasar air yang lebih ramah lingkungan.
Studio Dapur saat ini memiliki loka karya yang berada di Desa Padakembang, di bawah kaki Gunung Galunggung, Singaparna. Terdapat banyak pengrajin yang berasal dari Jawa Barat dan sekitarnya yang telah bergabung bersama Mega dan tim pada loka karya tersebut. Tak hanya meningkatkan kesejahteraan para pengrajin yang telah lanjut usia, Studio Dapur pun menciptakan lapangan pekerjaan yang inklusif, mulai dari pekerja yang baru menyelesaikan sekolah menengah atas hingga ibu rumah tangga.

Hampir sepertiga karyawannya yang bertugas untuk menganyam bambu adalah perempuan. Awalnya, mereka diajarkan cara menganyam hinga akhirnya dapat menganyam sendiri. Dengan begitu, para perempuan di daerah tersebut dapat tetap berdaya untuk memiliki penghasilan meskipun bekerja dari rumah sambil mengurus keluarga.
Pantang menyerah demi berikan nilai tambah lewat pemanfaatan teknologi

Berjualan di tengah pandemi merupakan sebuah tantangan bagi setiap pegiat usaha. Hal ini pun turut dirasakan oleh Studio Dapur. Meski sempat mengalami penurunan omzet di awal pandemi, pada pertengahan 2020 penjualannya kembali naik. Dengan beralih ke kanal digital seperti Tokopedia, Mega dan tim dapat memanfaatkan tren home decor dan plantation (bertanam) untuk berinovasi dengan membuat beragam produk seperti keranjang pot. Hasilnya, Studio Dapur berhasil mengalami peningkatan penjualan sebesar 2x lipat.
Lewat semangatnya dalam memberdayakan kesejahteraan para pengrajin lokal lansia serta perempuan dan ibu rumah tangga di daerahnya, Mega dapat memberikan dampak yang berarti bagi sekitar. Dengan memanfaatkan teknologi, para pengrajin pun memiliki kesempatan untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan memiliki pendapatan yang lebih baik.
Sebagai seorang pengusaha perempuan, Mega pun berpesan bahwa setiap perempuan mampu untuk berdiri di kaki sendiri, mandiri secara finansial, serta berani memulai usaha. Kunci utama dalam membangun bisnis adalah dengan menentukan visi dan tujuan dari bisnis tersebut serta mengetahui nilai yang dapat diangkat. Mega percaya bahwa menjadi seorang pengusaha bukan hanya sekedar meraih keuntungan semata, namun bagaimana bisnis tersebut dapat memberikan nilai tambah kepada banyak orang.