• socmed Facebook icon
  • socmed Instagram icon
  • socmed Twitter icon
  • socmed Youtube icon
Tokopedia
Tokopedia Blog - Home
MORE STORIES

Trik Atasi Anak Picky Eater pada Puasa Pertamanya

Share

Trik Atasi Anak Picky Eater pada Puasa Pertamanya

Variasi menu makanan adalah kunci untuk mengoptimalkan asupan nutrisi anak selama puasa. Berikut ini sejumlah trik untuk mengatasi anak picky eater.


Mengajarkan anak tentang puasa, kuncinya adalah kesabaran. Karena dengan begitu, ia akan menjalani salah satu ritual agama ini dengan menyenangkan alias tanpa merasa terpaksa. Hal ini juga diamini oleh dr. Titis Prawitasari, Sp.A(K).

Secara umum, anak sudah dapat mencoba untuk mulai berpuasa sejak usia 5-6 tahun. “Ini pun setelah orang tua memberi tahu konsep puasa itu apa dan bagaimana.

Variasi menu makanan adalah kunci untuk mengoptimalkan asupan nutrisi anak selama puasa.

Ia lalu menyarankan agar ketika anak belajar untuk berpuasa, mulailah dengan perlahan. Adapun yang dimaksud dengan perlahan adalah diawali hanya berpuasa setengah hari hingga nantinya dilakukan secara penuh.

“Umumnya usia 7 tahun, anak sudah sangat mampu untuk berpuasa 10-14 jam,” imbuh dr. Titis pada Online Workshop Ask The Expert bertajuk “Tetap Sehat Berpuasa di Tengah Pandemi” yang digelar Parentstory beberapa waktu lalu. Adapun untuk komposisi nutrisi ketika berpuasa dan tidak berpuasa, menurut dr. Titis tidak berbeda.

Hanya saja karena periode makan lebih pendek saat berpuasa maka kita harus pandai mensiasatinya agar kebutuhan nutrisi tetap tercukupi secara optimal. Khusus untuk anak-anak, sambung dr. Titis, porsi bites atau porsi kecil yang bisa diambil sendiri bisa menjadi solusi. “Porsi bites ini membuat anak bisa mengambil sendiri dan dimakan tanpa berlama-lama disuapi.

Selain membuat makanan dalam porsi bites, dr. Titis juga menekankan pentingnya memberikan variasi menu makanan kepada anak untuk makanan sahur serta berbuka. Tujuannya agar kebutuhan nutrisi anak tetap terpenuhi.

Tapi kondisi ini mungkin sedikit berbeda untuk orang tua yang memiliki anak picky eater atau hanya suka jenis makanan tertentu saja. Durasi makan yang dibatasi saat sahur dan berbuka tentu menjadi tantangan tersendiri untuk orang tua supaya membuat anak yang picky eater bisa antusias menghabiskan makanan.

Alhasil, terkadang orang tua “bernegosiasi” dengan menyediakan makanan kesukaan anak picky eater agar tubuhnya mendapatkan pasokan kalori yang cukup selama puasa. Tapi satu hal yang sering kali tidak disadari oleh orang tua adalah anak picky eater lebih rentan mengalami kekurangan nutrisi.

Mengapa? Karena untuk pertumbuhannya, anak harus mengonsumsi makanan bervariasi agar manfaat nutrisi yang didapatkan pun beragam. Hal ini tentu tidak optimal jika anak hanya mau makan satu jenis makanan tertentu saja. Lantas trik apa yang dapat dilakukan agar anak picky eater tidak kekurangan nutrisi selama puasa?

Trik agar anak picky eater tetap mendapatkan nutrisi optimal selama puasa.
“Jangan dipaksa, tetapi berikan kombinasi makanan sedikit demi sedikit,” jawab dr. Titis yang adalah dokter spesialis anak konsultan nutrisi dan penyakit metabolik dari Universitas Indonesia ini.

Ia pun kemudian menjelaskan yang dimaksud dengan kombinasi makanan adalah mengkreasikan jenis makanan yang disukai dengan makanan jenis lainnya. Misalnya untuk anak yang tidak suka makan nasi, Dr. Titis menyarankan agar orang tua tidak perlu berpatokan makan kenyang itu harus dengan nasi.

“Sumber makanan karbohidrat itu tidak harus nasi, bisa kentang atau nasi.” Sedangkan untuk anak yang tidak suka makan daging, dr. Titis memberikan trik untuk mengkreasikannya menjadi menu yang menarik. “Coba buat kentang bola-bola yang diisi dengan daging dan keju lalu disiram kuah semur akan membuat anak ingin makan.”

Alhasil, anak tidak menyadari kalau jenis makanan yang tidak disukainya, yaitu daging sudah dikombinasikan dengan jenis makanan yang disukainya yaitu kentang. “Yang penting adalah anak mendapatkan sumber nutrisi yang beragam yaitu karbohidrat, protein, dan lemak,” jelas dr. Titis antusias.

Lalu, agar anak tidak mudah lapar setelah makan sahur, dr. Titis menyarankan untuk memberikan makanan dengan indeks glikemik sedang hingga rendah. Contoh indeks glikemik sedang adalah nasi putih atau macaroni dengan keju.

Sedangkan untuk makanan dengan indeks glikemik rendah seperti nasi merah, spageti, kacang-kacangan, yogurt serta berbagai sayuran. “Ingat, penambahan lemak, serat dan asam sepeti cuka maupun jeruk peras saat memasak makanan, dapat menurunkan indek glikemik makanan.”

Dan ketika anak berbuka puasa, berikanlah makanan yang cepat menaikkan kadar gula darah yaitu makanan dengan indeks glikemik tinggi. Contohnya roti, donat, buah melon, atau manisan. Serta jangan lupa untuk memenuhi kecukupan cairan, untuk anak-anak usia sekolah kebutuhannya adalah 1.500-2.000ml setiap harinya.

Kebutuhan cairan ini bisa didapat dari air minum dan kandungan air dalam makanan. “Satu hal yang bisa didapatkan anak dari menjalani puasa di Ramadan ini adalah pelajaran tentang displin dan cara hidup sehat,” pungkas dr. Titis.

banner tokopedia parents
Cek Tokopedia Parents dan dapatkan semua solusi untuk kebutuhan keluarga-mu

Share

TokopediaTokopedia

Related Articles

10 Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi, Anak Ceria Bebas Gigitan Nyamuk
Kids and Parenting
10 Lotion Anti Nyamuk untuk Bayi, Anak Ceria Bebas Gigitan Nyamuk
© 2009-2025, PT Tokopedia