Tiket Pesawat Garuda Indonesia Jayapura - Denpasar
Bandara di Jayapura
Bandara Sentani (DJJ) merupakan bandara yang berlokasi di Kota Sentani, Kabupaten
Jayapura, Provinsi Papua. Nama “Sentani” sendiri diambil dari nama danau terbesar di Papua,
Danau Sentani, yang memiliki arti “'di sini kami tinggal dengan damai”. Berjarak kurang lebih
sekitar 40 km dari pusat kota Jayapura, Bandara Sentani adalah bandara terbesar di Provinsi
Papua. Bandara ini juga menjadi penghubung menuju wilayah-wilayah pedalaman di Papua.
Bandara Sentani terletak di ketinggian 88 mdpl dan memiliki landasan pacu sepanjang 3000 m.
Dulu, Bandara Sentani adalah lapangan terbang milik militer Jepang yang dibangun pada masa
Perang Dunia II. Namun, pada tahun 1944, lapangan terbang tersebut berhasil direbut oleh
militer Amerika Serikat, yang kemudian sempat jatuh ke tangan Belanda. Hingga akhirnya pada
tahun 1962, lapangan terbang Sentani dikelola sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia.
Saat ini, Bandara Sentani memiliki tiga terminal, yaitu terminal domestik, internasional, dan
terminal tiga. Terdapat berbagai fasilitas yang mendukung Bandara Sentani, seperti ruang
tunggu, toilet, loket check in, dan ruang beribadah. Walaupun fasilitas yang ada di Bandara
Sentani saat ini masih terbatas, sekarang pemerintah Indonesia tengah berfokus pada
pembenahan Bandara Sentani agar nantinya dapat menjadi salah satu bandara internasional
terbesar di Indonesia. Ada beberapa maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara
Sentani, yaitu Batik Air, Airlines PNG, Express Air, Lion Air, Garuda Indonesia, Trigana Air
Service, Susi Air, Sriwijaya Air, dan Wings Air.

Bandara di Denpasar
Bandara Ngurah Rai terletak di Kabupaten Badung, Bali, berada sejauh 8,1 mil dari Kota
Denpasar. Pada awal dibangunnya Bandara ini tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en
Waterstaats, karena lokasinya yang berada di Desa Tuban, Bandara Ngurah Rai sering disebut
oleh masyarakat sekitar sebagai Pelabuhan Udara Tuban. Kemudian seiring perkembangan
dan pembangunan infrastruktur transportasi udara, nama Bandara ini diganti oleh Pemerintah
Indonesia dengan nama yang diambil dari Pahlawan Nasional kelahiran Bali, I Gusti Ngurah
Rai. Bandara Ngurah Rai termasuk bandara Internasional tersibuk ketiga di Indonesia, setelah
Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Juanda.
Indonesia memang secara de facto merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun setelah tahun itu,
masih terdapat bentrokan dan agresi militer yang dilakukan oleh Belanda. I Gusti Ngurah Rai,
nama seorang Pahlawan Nasional yang diabadikan namanya pada bandara ini, meninggal
dalam Perang Puputan, perang melawan Belanda selama Revolusi Indonesia pada tahun 1946.
Bandara ini beroperasi dengan satu terminal domestik dan satu terminal internasional.
1. Terminal Domestik
2. Terminal Domestik melayani keberangkatan domestik dengan 8 gerbang: Gerbang 1A,
1B, 1C, 2, 3, 4, 5, dan 6. Untuk pengambilan bagasi, Terminal Domestik kedatangan
memiliki 4 titik pengambilan bagasi.
3. Terminal Internasional
4. Terminal Internasional keberangkatan memiliki 14 gerbang: Gerbang 1A, 1B, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9A, 9B, 10, 11, dan 12. Untuk gerbang keberangkatan internasional difasilitasi
dengan garbarata atau biasa disebut belalai gajah. Terminal internasional kedatangan
memiliki 7 pengambilan bagasi. Terdapat pula fasilitas Visa on Arrival (VoA) dan imigrasi
serta bea cukai (custom) di area kedatangan internasional.
