tokopedia-logo
Travel
Palu-Makassar

Tiket Pesawat Garuda Indonesia Palu - Makassar

Asal
Swap locations
Tujuan
Berangkat
Pulang
25 Mar 2025
Jumlah Penumpang
1 dewasa
Kelas Penerbangan
Ekonomi
INDONESIA
PDG
Padang - Minangkabau (PDG)
UPG
Makassar - Sultan Hasanuddin (UPG)
SOC
Solo - Adisumarmo (SOC)
PGK
Pangkal Pinang - Depati Amir (PGK)
JOG
Yogyakarta - Adisutjipto (JOG)
SUB
Surabaya - Juanda (SUB)
SRG
Semarang - Achmad Yani (SRG)
PLM
Palembang - Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM)
PKU
Pekanbaru - Sultan Syarif Kasim II (PKU)
CGK
Jakarta - Soekarno Hatta (CGK)
KNO
Medan - Kualanamu (KNO)
DPS
Denpasar - Ngurah Rai (DPS)
PNK
Pontianak - Supadio (PNK)
MALAYSIA
KUL
Kuala Lumpur - Kuala Lumpur (KUL)
SINGAPORE
SIN
Singapore - Changi (SIN)
INDONESIA
PDG
Padang - Minangkabau (PDG)
UPG
Makassar - Sultan Hasanuddin (UPG)
SOC
Solo - Adisumarmo (SOC)
PGK
Pangkal Pinang - Depati Amir (PGK)
JOG
Yogyakarta - Adisutjipto (JOG)
SUB
Surabaya - Juanda (SUB)
SRG
Semarang - Achmad Yani (SRG)
PLM
Palembang - Sultan Mahmud Badaruddin II (PLM)
PKU
Pekanbaru - Sultan Syarif Kasim II (PKU)
CGK
Jakarta - Soekarno Hatta (CGK)
KNO
Medan - Kualanamu (KNO)
DPS
Denpasar - Ngurah Rai (DPS)
PNK
Pontianak - Supadio (PNK)
MALAYSIA
KUL
Kuala Lumpur - Kuala Lumpur (KUL)
SINGAPORE
SIN
Singapore - Changi (SIN)
Number of adult passengers
Dewasa
Usia 12 tahun ke atas
Number of child passengers
Anak
Usia 2 - 12 tahun
Number of infant passengers
Bayi
Usia di bawah 2 tahun
Ekonomi
Bisnis
Utama

Bandara di Palu

Bandara Mutiara merupakan bandar udara yang berlokasi di Jl. Abd. Rahman Saleh, Palu
Selatan, Kota Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Bandara Mutiara adalah kependekan dari
nama Bandar Udara Mutiara SIS Al-Jufrie, dan nama ini diberikan langsung oleh Presiden
Soekarno sebagai bentuk keprihatinan saat ia mengunjungi Palu pada tanggal 10 Oktober
1957. Saat itu, Bandara Mutiara masih bernama Masovu yang bermakna Tanah Berdebu.
Selanjutnya, akhirnya Masovu diganti nama menjadi Bandara Mutiara SIS Al-Jufrie untuk
mengenang jasa pahlawan nasional asal Sulawesi Tengah, yaitu Sayyid Idrus bin Salim Al-
Jufrie. Selain itu, nama Mutiara juga dianggap Presiden Soekarno sebagai nama yang indah
seperti kota Palu yang penuh pernik saat dilihat dari udara.

Bandara Mutiara memiliki dua landasan pacu dengan landasan pacu pertama berukuran 2500
meter dengan lebar 45 meter, dan landasan pacu kedua berukuran 3450 meter dengan lebar 60
meter. Kedua landasan ini bisa menjadi tempat naik dan turun pesawat jet berbadan lebar.
Meski belum menjadi Bandar Udara Internasional, Bandara Mutiara telah direncanakan oleh
pemerintah setempat untuk dilakukan perombakan menjadi kategori Bandar Udara
Internasional mengingat tingginya minat masyarakat Sulawesi Tengah kepada transportasi
udara. Maskapai penerbangan yang telah beroperasi di Bandara Mutiara sudah cukup banyak,
meliputi Batik Air, Citilink, Garuda Indonesia, Lion Air, Kalstar Aviation, Sriwijaya Air, Susi Air,
Wings Air, Xpress Air, dan SMAC dengan rute tujuan ke Jakarta, Makassar, Tolitoli, Balikpapan,
Surabaya, Gorontalo, Tarakan, dan masih banyak lainnya.

Bandara Mutiara (PLW) Palu
Selengkapnya

Bandara di Makassar

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin terletak tiga puluh kilometer dari Kota
Makassar, provinsi Sulawesi Selatan. Sepanjang pengoperasiannya, bandara ini telah
beberapa kali berganti nama. Awalnya lebih dikenal dengan Lapangan Terbang Kadieng,
bandara ini memilih rute Surabaya sebagai rute komersil pertama. Penjajah Jepang kemudian
melakukan perbaikan landasan pacu dari rumput menjadi beton dan mengganti nama bandara
menjadi Lapangan Terbang Mandai. Bandara yang kemudian dinamai dari Sultan Gowa ini
pernah menjadi salah satu bandara tersibuk karena menghubungkan Indonesia bagian Barat
dengan Timur. Sejak 28 Oktober 2006 hingga Juli 2008 Perluasan dan pengembangan telah
dilakukan sejak tahun 2004 sampai 2009 pada bandara ini hingga dapat menampung sekitar 7
juta penumpang setiap tahunnya, dengan rata jumlah 3,500 penumpang per jam untuk peak
season. Pada tahun 2008, rute internasional bandara ini sempat ditutup karena banyaknya
maskapai internasional (terutama Garuda Indonesia) yang mengalami kerugian. Saat ini,
Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin memiliki luas sekitar 381 hektar dengan
fasillitas antara lain, dua landasan pacu (yang pertama sepanjang 3,500 m x 45 m dan yang
kedua 2,500 m x 45 m, apron (lapangan parkir pesawat) dengan kapasitas tujuh pesawat
berbadan lebar, serta taxiway. Di awal tahun 2015, PT. Angkasa Pura II (Persero) melakukan
pembebasan tanah seluas 60 hektar untuk melakukan pembangunan Bandar Udara
Internasional Sultan Hasanuddin yang baru. Pembangunan ini dilakukan untuk memaksimalkan
kinerja serta fungsi bandara menjadi 15 juta penumpang per tahunnya. Ditargetkan
pembangunan ini akan rampung pada tahun 2019.

Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin memiliki dua terminal bandara yang beroperasi,
di antaranya:

1. Terminal Lama
    Sejak dibangun terminal baru, terminal lama telah sepenuhnya dikosongkan dan
    digunakan hanya untuk keperluan TNI-AU dan menjadi tempat bagi Skuadron Udara 11.

2. Terminal Baru
    Terminal baru terletak di sebelah Selatan terminal lama. Terminal ini memiliki kapasitas
    hingga 7 juta penumpang dan berukuran 5 kali lebih besar daripada terminal lama.
    Terminal baru terdiri dari:
     a. Terminal Internasional
         Terminal Internasional Bandara Sultan Hasanuddin ini melayani penerbangan
         dengan rute internasional untuk maskapai Lion Air, AirAsia, Garuda Indonesia,
         Saudia, SilkAir, dan lain-lain.
     b. Terminal Domestik
         Terminal Domestik Bandara Sultan Hasanuddin ini melayani penerbangan dengan
          rute internasional untuk maskapai Batik Air, Lion Air, Garuda Indonesia, Citilink,
          Sriwijaya Air, Wings Air, Susi Air, Sriwijaya Air, Aviastar, Airfast Indonesia dan lain-
          lain.

Bandar Udara Sultan Hasanuddin
Selengkapnya
Tiket Pesawat
Bantuan
Keamanan
PCI Compliant
Ikuti Kami
FacebookTwitterInstagram
Get it on Google PlayDownload on the App Store