Tiket Pesawat dari Jakarta - Denpasar
Bandara di Jakarta
Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta terletak di Tangerang, Banten dan Cengkareng, Jakarta. Bandara ini pertama kali beroperasi pada tanggal 1 Mei 1985, menggantikan Bandar
Udara Kemayoran di Jakarta Pusat yang sudah ditutup di tahun yang sama. Bandara ini diberi
nama sesuai dengan nama presiden dan wakil presiden pertama di Indonesia, yaitu Soekarno
dan Mohammad Hatta. Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta memiliki luas 18 km persegi
dengan 2 landasan paralel yang dipisahkan oleh 2 taxiway sepanjang 2,4 km. Pada tahun 2011,
bandara ini menduduki posisi ke-12 bandara dengan penumpang terbanyak di dunia, dengan
perkiraan mampu menampung 19 juta hingga 25 juta penumpang per tahun.
Hingga saat ini, di Bandar Udara Internasional Soekarno Hatta terdapat tiga terminal bandara
beroperasi dan satu terminal yang sedang dibangun:
- Terminal 1
Terletak di sisi selatan bandara, terminal ini mengoperasikan penerbangan rute
domestik selain maskapai Garuda Indonesia. Gerbang di Terminal 1 memiliki awalan
huruf abjad A, B, dan C. - Terminal 2
Terminal 2 Bandara Internasional Soekarno Hatta dibuka pada tahun 1992 dan terletak
di sisi utara bandara. Terminal ini melayani penerbangan rute internasional dan
domestik. - Terminal 3
Terminal 3 atau T3 resmi beroperasi pada tahun 2011. Terminal ini mengoperasikan
penerbangan domestik khusus maskapai Garuda Indonesia, dan penerbangan
internasional oleh berbagai maskapai seperti Saudi Arabian Airlines dan Korean Air. - Terminal 4
Dikarenakan semakin meningkatnya jumlah penumpang, Terminal 4 rencananya akan
dibangun pada tahun 2020 dan berlokasi di sisi utara Bandara Internasional Soekarno
Hatta.

Bandar Udara Halim Perdanakusuma merupakan sebuah bandara yang dikelola oleh PT
Angkasa Pura II dan terletak di Kecamatan Makasar, Jakarta, Indonesia. Bandara ini juga
beroperasi sebagai markas besar Komando Operasi Angkatan Udara I (Koops AU I) TNI-AU.
Awalnya, bandara ini diberi nama Vliegveld Tjililitan atau Lapangan Terbang Cililitan ketika
pertama kali dibuka pada tahun 1925. Lapangan Terbang Cililitan menjadi lapangan terbang
pertama di Hindia Belanda yang melayani penerbangan internasional. Setelah Belanda
menyerahkan kepemilikan landasan udara ini ke pemerintah Indonesia sepenuhnya pada
tanggal 20 Juni 1950, AURI pun segera mengambil alih dan menjadikannya pangkalan udara
militer. Namanya pun diganti sesuai dengan nama pahlawan nasional, Abdul Halim
Perdanakusuma, pada hari kemerdekaan Indonesia yang ketujuh.
Sebelum tahun 2014, bandara ini hanya melayani penerbangan VVIP dan charter flight, setelah
kemudian bandara ini dialihfungsikan menjadi bandara komersial akibat penuhnya penerbangan
di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Bandara ini memiliki landasan pacu sepanjang 3
kilometer, dengan luas tanah mencapai 170 hektar dan luas terminal sekitar 19 kilometer
persegi. Diperkirakan Bandara Halim Perdanakusuma dapat menampung sebanyak 15 ribu
penumpang setiap harinya. Fasilitas yang dimiliki oleh bandara ini pun cukup lengkap, seperti e-
kiosk, konter check in, musholla, ruang tunggu, ATM center, dan toilet. Adapun maskapai
penerbangan yang beroperasi di Bandara Halim Perdanakusuma adalah Citilink, Batik Air,
Wings Air, Susi Air, TransNusa, dan Pelita Air.

Bandara Pondok Cabe (PCB) yang terletak di kawasan Pondok Cabe Udik, Pamulang,
Tangerang Selatan, Banten ini dulunya merupakan pangkalan militer di era Perang Pasifik.
Pada tahun 1942, saat pasukan Sekutu ABDA (America, British, Dutch, Australia menduduki
Indonesia, bandara ini dibangun untuk menghalau invasi pasukan Jepang ke Jawa sebagai
bentuk pertahanan militer. 32 pesawat tempur disiapkan di bandara ini. Pondok Cabe dianggap
sebagai lokasi yang tepat sebagai tempat perlindungan karena masih rimbunnya lingkungan
sekitar saat itu. Bandara Pondok Cabe menerima 25 unit Hawker Hurricane RAF, diikuti dengan
Skuadron 36, Skuadron 100 RAF, pesawat Vickers Vildebeest dan bomber torpedo Fairey
Albacore.
Pembangunan dilanjutkan pada tahun 1972 oleh Pertamina sebagai tempat bersarangnya
pesawat-pesawat milik Divisi Penerbangan Pertamina, yang merupakan cikal bakal PT PAS.
Pesawat-pesawat milik PT PAS ini digunakan untuk mendukung program transmigrasi yang
dicanangkan pemerintah Indonesia pada waktu itu. Bandara Pondok Cabe pada masa itu juga
turut mendukung operasional kontraktor production sharing dan perusahaan migas di
Indonesia. Lapangan terbang tersebut mengalami pengembangan lebih lanjut yang ditandai
dengan pembangunan infrastruktur seperti perpanjangan landasan pacu, penambahan apron
dan hanggar. Setelah tahun 1985, lapangan terbang itu juga menjadi basis operasi Polisi
Udara, Penerbang TNI AL, Skuadron 21/Serba Guna Penerbang TNI AD, dan Persatuan Olah
Raga Terbang Layang Jakarta Raya.
Meskipun saat ini Bandara Pondok Cabe masih hanya dapat melayani penerbangan charter
untuk berbagai perusahaan minyak dan gas di Indonesia, nantinya pada akhir tahun 2018,
landasan udara ini akan melayani penerbangan reguler alias dikomersilkan. Ekspansi ini terjadi
setelah dilakukan revitalisasi yang mencakup lahan seluas 119 hektar dan landasan pacu
sepanjang 2.200 meter. Pesawat Boeing Classic dan pesawat-pesawat propeller reguler
maupun non-reguler nantinya akan dapat mendarat di landasan pacu ini. Saat ini, Pelita Air
Service merupakan pihak yang mengelola bandara. Perusahaan tersebut juga mengoperasikan
maskapai Pelita Air. Bandara Pondok Cabe dikomersilkan untuk menghadapi lonjakan
penumpang di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma.

Bandara di Denpasar
Bandara Ngurah Rai terletak di Kabupaten Badung, Bali, berada sejauh 8,1 mil dari Kota
Denpasar. Pada awal dibangunnya Bandara ini tahun 1930 oleh Departement Voor Verkeer en
Waterstaats, karena lokasinya yang berada di Desa Tuban, Bandara Ngurah Rai sering disebut
oleh masyarakat sekitar sebagai Pelabuhan Udara Tuban. Kemudian seiring perkembangan
dan pembangunan infrastruktur transportasi udara, nama Bandara ini diganti oleh Pemerintah
Indonesia dengan nama yang diambil dari Pahlawan Nasional kelahiran Bali, I Gusti Ngurah
Rai. Bandara Ngurah Rai termasuk bandara Internasional tersibuk ketiga di Indonesia, setelah
Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan Bandara Internasional Juanda.
Indonesia memang secara de facto merdeka pada 17 Agustus 1945. Namun setelah tahun itu,
masih terdapat bentrokan dan agresi militer yang dilakukan oleh Belanda. I Gusti Ngurah Rai,
nama seorang Pahlawan Nasional yang diabadikan namanya pada bandara ini, meninggal
dalam Perang Puputan, perang melawan Belanda selama Revolusi Indonesia pada tahun 1946.
Bandara ini beroperasi dengan satu terminal domestik dan satu terminal internasional.
1. Terminal Domestik
2. Terminal Domestik melayani keberangkatan domestik dengan 8 gerbang: Gerbang 1A,
1B, 1C, 2, 3, 4, 5, dan 6. Untuk pengambilan bagasi, Terminal Domestik kedatangan
memiliki 4 titik pengambilan bagasi.
3. Terminal Internasional
4. Terminal Internasional keberangkatan memiliki 14 gerbang: Gerbang 1A, 1B, 2, 3, 4, 5,
6, 7, 8, 9A, 9B, 10, 11, dan 12. Untuk gerbang keberangkatan internasional difasilitasi
dengan garbarata atau biasa disebut belalai gajah. Terminal internasional kedatangan
memiliki 7 pengambilan bagasi. Terdapat pula fasilitas Visa on Arrival (VoA) dan imigrasi
serta bea cukai (custom) di area kedatangan internasional.

Perjalanan Jakarta - Bali
Tentang Perjalanan
Bali, pulau yang juga dikenal sebagai "Pulau Dewata," adalah destinasi wisata yang memukau di Indonesia. Terletak di tengah-tengah kepulauan Nusa Tenggara, Bali dikenal karena keindahan alamnya, budaya yang kaya, dan suasana yang memikat.
Bali adalah destinasi yang mampu memenuhi hasrat para pelancong dengan keindahannya yang luar biasa, budayanya yang hidup, dan pilihan aktivitas yang beragam. Tidak mengherankan bahwa pulau ini telah menjadi tujuan populer bagi wisatawan dari seluruh dunia.
Bali menawarkan beragam destinasi wisata yang menakjubkan, mulai dari pantai-pantai yang eksotis hingga tempat-tempat budaya yang kaya. Berikut adalah tiga contoh destinasi menarik di Bali:
- Ubud: Terletak di tengah pulau, Ubud adalah sebuah kota kecil yang dikenal sebagai pusat seni dan budaya Bali. Destinasi ini merupakan tempat yang sempurna untuk mengeksplorasi seni dan kerajinan Bali. Kamu dapat mengunjungi galeri seni, studio seniman, dan pertunjukan tari tradisional.
- Uluwatu: Uluwatu terkenal karena pemandangan pantainya yang spektakuler dan Pura Luhur Uluwatu yang berada di atas tebing dengan pemandangan laut yang menakjubkan.
- Tanah Lot: Tanah Lot adalah salah satu ikon paling terkenal di Bali. Pura Tanah Lot terletak di atas batu karang di pinggir laut dan dapat diakses saat air laut surut. Tempat ini sangat terkenal karena keindahan pemandangan matahari terbenamnya yang luar biasa.
Setiap destinasi di Bali memiliki daya tarik uniknya sendiri, mulai dari keindahan alam, budaya yang kuat, hingga kekayaan sejarah dan arsitektur. Tidak mengherankan jika Bali terus menjadi tujuan impian bagi banyak orang yang ingin mengalami pesona pulau ini.
Lama Penerbangan Jakarta ke Bali adalah 1 Jam 55 Menit.
Terdapat 20 lebih penerbangan Jakarta ke Bali dalam satu hari. Jumlah penerbangan selalu fluktuatif mengikuti update dari maskapai.
Toppers dapat melakukan pencarian penerbangan sesuai yang kamu inginkan, pilih dan pesan penerbangan, isi data penumpang sesuai kartu identitas, lakukan pembayaran dan e-ticket akan dikirimkan.
Kamu bisa melakukan pengecekan pada Daftar Transaksi kamu dengan memilih transaksi Tiket Pesawat yang statusnya masih aktif. Setelah memilih transaksi Tiket Pesawat, nantinya pada halaman Detail Transaksi di paling bawah terdapat tombol Web Check In, klik tombol Web Check In.
Kamu hanya akan mendapatkan refund untuk maskapai yang memiliki kebijakan Refundable. Apabila kamu membeli tiket PP dan salah satu tiket adalah Non-refundable, maka kamu hanya akan mendapatkan refund untuk salah satu tiket saja.
Jarak Penerbangan Jakarta ke Bali adalah 962 km. Perjalanan via penerbangan direkomendasikan untuk rute ini.
Harga tiket penerbangan Jakarta ke Bali mulai dari Rp 558.600. Harga tiket pesawat selalu fluktuatif. Perubahan harga mengikuti update dari maskapai.
Batas usia untuk penumpang dewasa >12 tahun, anak 2-12 tahun, bayi 0-2 tahun. Batas usia penumpang terhitung pada saat perjalanan, bukan pada saat pemesanan dilakukan. Untuk penumpang bayi, setiap maskapai memiliki ketentuan berbeda. Silahkan hubungi Tim Tokopedia Care atau pihak maskapai untuk informasi lebih lanjut.
Bagasi kabin adalah bagasi yang diperbolehkan untuk dibawa ke dalam pesawat bagi penumpang dewasa dan anak. Maksimum adalah 7 kg yang dapat dibawa ke dalam pesawat. Penumpang bertanggung jawab atas bagasinya sepanjang perjalanan.
Sehubungan dengan pengendalian Covid-19, Pemerintah mengeluarkan kebijakan untuk seluruh penerbangan di domestik dan internasional. Silakan cek Regulasi Penerbangan dan Hotel pada Masa COVID-19 untuk informasi terbaru.