"Kitong Bakalai Sendiri" Politik Identitas Papua

Deskripsi
Kitong Bakalai Sendiri, atau kita saling berkonflik adalah satu dinamika politik di tanah Papua, pasca kehadiran Otsus dengan yang berlimpah, demokrasi (elektoral) dengan kontestasi politik dan kebebasannya, serta pemekaran daerah otonomi baru, dengan kesempatan meraih jabata dalam pemerintahan. "Kitong Bakalai Sendiri" berimplikasi dalam stabilitas politik lokal dan pemerintah daerah: lambatnya agenda pembangunan dan kesejahteraan bagi masyarakat Papua. Kitong Bakalai Sendiri, didorong oleh menguatnya (sentimen dua identitas) politik identitas yang dipraktek.

Senada dengan ungkapan Francis Fukuyama bahwa "Dunia abad ke-21 adalah masa dimana identitas sebagai komoditas politik yang kuat, artinya pertarungan politik cenderung didasarkan pada identitas, dibanding pertarungan kelas seperti yang dipikirkan oleh kaum marxisme". Kita telah menyaksikan dinamika ini dalam pilkada DKI Jakarta 2017 dan Pilres 2019, begitu juga banyak terjadi di tanah Papua. Pertarungan antar agama, suku atau etnis, marga dan kampungisme, terutama di saat pilkada dan juga penempatan dan perekrutan jabatan dalam birokrasi pemerintahan daerah.
Buku "Kitong Bakalai Sendiri" POLITIK IDENTITAS PAPUA menyajikan dinamika kebangkitan dan pertarungan politik identitas: Bagaimana dam mengapa politik identitas terjadi? apa implikasinya bagi demokrasi, birokrasi dan nasib kita? serta apa yng musti kita lakukan? Dalam buku ini, secara umum berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut.
=========================================
Spesifikasi
Judul : Kitong Bakalai Sendiri: Politik Identitas di Papua
Penulis : Jonny Ricardo Kocu
Harga : Rp 65.000
Tebal : xxii + 147 hlm: 14 x 21 cm
ISBN : 978-623-183-358-7
Cetakan : Mei 2023
Jenis : Nonfiksi