Buku Sejarah Kekasih Orang-Orang Pergerakan & Setelah Kekasihnya Pergi 1Paket 2Buku Jilid 1&2
Harga Normal: Rp55.000,-
INI ADALAH KISAH ENAM PEREMPUAN TANGGUH Dl BALIK NAMA BESAR TOKOH INDONESIA
Dimulai dari Siti Walidah, yang tidak hanya menjadi pendukung utama perjuangan suaminya, tetapi terlibat langsung dalam perjuangan, dengan mendirikan Aisyiyah, organisasi perempuan terbesar di Indonesia. Baginya, “Perempuan adalah mitra suami yang juga memiliki hak untuk mengenyam Pendidikan.”
Lain lagi dengan Siti Nafiqah. la lebih banyak memfokuskan pengabdian pada suami dengan mendidik putra-putrinya. Kelak putra-putri Siti Nafiqah menjadi putra-putri yang banyak berperan penting dalam perjalanan sejarah Indonesia. Baginya, "Seorang ibu adalah madrasah pertama bagi anaknya."
Ada lagi, Raden Ajeng Suharsikin, perempuan yang membantu ekonomi keluarga dengan menyulap setengah rumahnya menjadi tempat kos-kosan untuk anak-anak sekolah, akibat kesibukan suami dalam dunia pergerakan sebagai ketua Sarekat Islam (SI). Dari tempat kos-kosan milik Suharsikin kelak lahir tokoh-tokoh besar Indonesia: Soekarno, Kartosoewirjo, Semaun, Musso, dan Iain-lain.
Lalu, Zainatun Nahar, ia ikhlas selama hidupnya hidup berpindahpindah dari satu kontrakan ke kontrakan di darah yang kumuh. Padahal sang suami adalah inteketual Muslim bertaraf internasional yang menjabat menteri dalam beberapa periode. la setia pada filsafat hidup suaminya, H. Agus Salim "Memimpin adalah Menderita."
Bagaimana juga dengan Dewi Kultsum, yang rela mendampingi suami memperjuangkan keyakinannya, dengan hidup di hutan-hutan, di tengah desing peluru dan peperangan? Di tengah kesulitan hidup di hutan itu pula ia melahirkan beberapa putra-putrinya.