Atur jumlah dan catatan
Stok Total: Sisa 2
Subtotal
Rp59.000
OPERASI SANDI YUDHA - MENUMPAS GERAKAN KLANDESTIN (OLEH A.M. HENDROPRIYONO)
Rp59.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: SOSIAL POLITIK
--- "Think as a soldier, talk as a soldier, walk as a soldier"
-Kode Buku : NNF1483
-ISBN: 9786232411906
-Penulis : A.M. Hendropriyono
-Penerbit : PBK (Penerbit Buku Kompas)
-Tgl/Thn Terbit : Desember 2019
-Jumlah Halaman : 224
-Format Buku: Soft Cover
-Berat Buku : 0.3 kg
-Dimensi : 14 x 21 cm
-Buku baru, ori, segel, harga spesial diskon Rp 139.000
Jenderal TNI (Purn.) A.M. Hendropriyono pada tahun 1968 pernah bertugas di Kalimantan Barat (1968) sebagai perwira muda dari pasukan elite Puspassus (cikal bakal Kopassus sekarang). Ketika itu ia tergabung dalam Detasemen Tempur 13 yang ditugasi melaksanakan operasi para-komando.
Di masa penugasan yang kedua ia tergabung dalam Satuan Tugas 42 yang diberi tanggung jawab melaksanakan operasi Sandi Yudha. Pada masa itulah Hendropriyono menerapkan taktik anti-inserjensi dan klandestin yang disebut ”Operasi Balik”, yaitu operasi yang menghadapkan musuh dengan musuh. Tugas pasukan Sandi Yudha adalah melaksanakan perang inkonvensional, perang yang tidak tunduk kepada hukum internasional.
Unconventional warfare yang pernah terjadi di medan pertempuran Kalimantan Utara (Inggris) dan kemudian di Kalimantan Barat (Indonesia), diceritakan Hendropriyono dalam konteks siasat, yaitu metode yang mencakup tataran strategi sampai tataran taktis/teknis operasional.
Dengan melakukan kilas balik ingatan terhadap pelaksanaan operasi Sandi Yudha sekitar empat dekade yang lalu, diharapkan kita bisa menemukan metode yang paling tepat dalam perang teror-anti teror pada masa kini.
-Kode Buku : NNF1483
-ISBN: 9786232411906
-Penulis : A.M. Hendropriyono
-Penerbit : PBK (Penerbit Buku Kompas)
-Tgl/Thn Terbit : Desember 2019
-Jumlah Halaman : 224
-Format Buku: Soft Cover
-Berat Buku : 0.3 kg
-Dimensi : 14 x 21 cm
-Buku baru, ori, segel, harga spesial diskon Rp 139.000
Jenderal TNI (Purn.) A.M. Hendropriyono pada tahun 1968 pernah bertugas di Kalimantan Barat (1968) sebagai perwira muda dari pasukan elite Puspassus (cikal bakal Kopassus sekarang). Ketika itu ia tergabung dalam Detasemen Tempur 13 yang ditugasi melaksanakan operasi para-komando.
Di masa penugasan yang kedua ia tergabung dalam Satuan Tugas 42 yang diberi tanggung jawab melaksanakan operasi Sandi Yudha. Pada masa itulah Hendropriyono menerapkan taktik anti-inserjensi dan klandestin yang disebut ”Operasi Balik”, yaitu operasi yang menghadapkan musuh dengan musuh. Tugas pasukan Sandi Yudha adalah melaksanakan perang inkonvensional, perang yang tidak tunduk kepada hukum internasional.
Unconventional warfare yang pernah terjadi di medan pertempuran Kalimantan Utara (Inggris) dan kemudian di Kalimantan Barat (Indonesia), diceritakan Hendropriyono dalam konteks siasat, yaitu metode yang mencakup tataran strategi sampai tataran taktis/teknis operasional.
Dengan melakukan kilas balik ingatan terhadap pelaksanaan operasi Sandi Yudha sekitar empat dekade yang lalu, diharapkan kita bisa menemukan metode yang paling tepat dalam perang teror-anti teror pada masa kini.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan