Sang Hyang Kamahayanikan merupakan salah salah satu teks tertua yang diketahui hingga saat ini dalam khazanah Sastra Jawa Kuna. Teks ini pada umumnya dianggap bercorak Tantrik Budhistik.
Teks Sang Hyang Kamahayanikan dianggap sezaman dengan teks Bhuwana Kosa atau dengan teks Wrhaspati Tattwa, yang diperkirakan berasal dari abad ke-9 masehi, atau kurang lebih sezaman dengan Kekawin Ramayana.
Gde Punya dan kawan-kawan (1979:31) menyebutkan bahwa Sang Hyang Kamahayanikan digubah oleh Mpu Sindok di Jawa Timur antara tahun 922-947 Masehi, dan di Bali kitab ini sudah dikenal sejak zaman pemerintahan raja-raja dinasti Warmadewa. Di dalam salahsatu naskah Sang Hyang Kamahayanikan, meskipun dalam bentuk yang agak rusak, ditemukan nama Raja Pu Sindok, yaitu Sri Isana Bhadrotunggadewa Mpu Sindok (Kats, 1910).
Tetapi sarjana lain, yaitu W.F. Stutterheim dan Nurhadi Magetsari menjelaskan bahwa mungkin sekali teks Sanghyang Kamahayanikan sudah ada sejak zaman Sjailendra, karena ada sejumlah penggambaran yang sama tentang landasan keagamaan yang dilukiskan pada candi Borobudur dengan teks Sanghyang Kamahayanikan (Marwati Djoned Poesponegoro, Nugroho Noto Susanto, 1984:253).
Kitab Sang Hyang Kemahayanikan ini diterjemahkan oleh I Gusti Bagus Sugriwa, salah satu budayawan legendaris Pulau Dewata. Pertama kali diterbitkan tahun 1971 dan diterbitkan kembali pada tahun 2012 oleh Udayana University Press, didistribusikan secara online oleh Bali Wisdom.
Sangat direkomendasikan memiliki kitab ini untuk memperkaya wawasan kita tentang warisan kebijakan leluhur Nusantara kuno.
Banyak kebijakan spiritual leluhur diungkapkan dalam 105 syair kitab ini, ditambah catatan-catatan pendukung dari I Gusti Bagus Sugriwa.
IDENTITAS BUKU:
Judul : Sang Hyang Kemahayanikan Penerjemah: I Gusti Bagus Sugriwa Penerbit: Udayana University Press Tebal: xxi +183 Halaman Oleh. I Gusti Bagus Sugriwa Universitas Udayana