Dalam beberapa tahun terakhir, padang lamun telah menjadi perhatian dunia karena fungsinya yang telah diteliti sebagai salah satu penyerap emisi karbon di perairan laut (blue carbon), terutama penyimpanan karbon pada bagian bawah tanah (below groun). Namun, informasi mengenai fungsi ekosistem lamun sebagai penyerap karbon ini masih belum diketahui secara luas oleh masyarakat, baik karena pemahaman akan fungsi lamun yang masih kurang, maupun karena ketersediaan sumber informasinya yang masih sangat terbatas di lingkungan akademis saja. Karena fungsi lamun tak banyak dipahami khususnya fungsi pentingnya sebagai penyerap dan penyimpan karbon, banyak padang lamun yang rusak oleh berbagai aktivitas manusia. Salah satu contohnya di Perairan Pulau Pari, Teluk Jakarta, tutupan lamun telah berkurang sebanyak 25 % dari tahun 1999 hingga 2004