Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 30
Subtotal
Rp75.000
Seni Berpikir Kritis : Menakar Kebenaran Sejak dalam Pikiran - Ibnu Sina
Rp75.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Buku Self Development
Seni Berpikir Kritis, terjemahan dari kitab Manthiq al-Masyriqiyyîn (Logika Orang-Orang
Timur), merupakan sebuah risalah logika yang ditulis oleh Ibnu Sina di akhir masa hidupnya.
Buku ini menjadi jawaban atas ketidakpuasannya terhadap dominasi filsafat Peripatetik dan
logika Aristotelian yang ia anggap terlalu statis dan kaku. Dalam karya ini, Ibnu Sina
menawarkan pendekatan baru terhadap logika, memadukan metode berpikir tradisional
dengan gagasan yang membuka ruang untuk pengembangan pengetahuan.
Buku ini terbagi menjadi tiga bagian utama: (1) Konsepsi (Tashawwur): Membahas
bagaimana manusia membentuk konsep awal tentang sesuatu, baik yang telah memiliki
justifikasi maupun yang belum; (2) Observasi (Imtihân): Mengeksplorasi cara menentukan
validitas atribut yang melekat pada objek, seperti genus, diferensia, dan properti; dan (3)
Justifikasi (Tashdîq): Mengupas metode untuk menilai apakah proposisi tertentu benar atau
salah, termasuk kategori-kategori seperti proposisi universal, parsial, afirmatif, dan negatif.
Ibnu Sina menekankan bahwa logika adalah alat untuk memandu pikiran dari yang telah
diketahui ke yang belum diketahui, sehingga memungkinkan manusia untuk menghindari
berbagai kesalahan dan ilusi. Dengan cara ini, logika berfungsi sebagai penjaga kebenaran
sekaligus pembimbing menuju pemahaman yang lebih mendalam.
Dalam buku ini, Ibnu Sina juga membahas konsep-konsep penting seperti hubungan antara
subjek dan predikat, definisi esensial dan aksidental, serta berbagai bentuk kontradiksi
dalam proposisi. Semua ini disajikan dengan tujuan akhir untuk memurnikan logika sebagai
alat epistemologis yang tidak terikat oleh kekhasan budaya atau bahasa tertentu.
SIAPA PENULIS BUKU INI?
Ibnu Sina, atau dikenal sebagai Syaikh ar-Ra`îs, adalah ilmuwan dan filsuf besar dari Bukhara
yang lahir pada tahun 980 M. Sejak kecil, ia telah menunjukkan kecerdasan luar biasa
dengan menghafal al-Quran sebelum usia sepuluh tahun dan mendalami berbagai bidang
seperti filsafat, kedokteran, dan sastra. Kejeniusannya semakin diakui ketika ia berhasil
menyembuhkan Sultan Nuh bin Manshur, yang memberinya akses ke perpustakaan kerajaan.
Dari sana, ilmu pengetahuannya berkembang pesat, menjadikannya rujukan para ilmuwan
untuk belajar.
Sebagai Bapak Kedokteran Dunia, kontribusi Ibnu Sina di bidang kedokteran sangat
monumental, terutama melalui karyanya, al-Qânûn fî ath-Thibb, yang menjadi referensi
utama di dunia medis hingga kini. Ia juga memberikan dasar bagi ilmu dinamika dalam fisika,
memperkaya filsafat dengan pendekatan Islam, dan membuat terobosan di bidang
astronomi. Selain itu, ia menulis puisi dan berkontribusi dalam teori musik. Ibnu Sina wafat
pada tahun 1037 M di usia 58 tahun, meninggalkan warisan ilmu pengetahuan yang tak
ternilai dan terus menginspirasi generasi-generasi setelahnya.
Timur), merupakan sebuah risalah logika yang ditulis oleh Ibnu Sina di akhir masa hidupnya.
Buku ini menjadi jawaban atas ketidakpuasannya terhadap dominasi filsafat Peripatetik dan
logika Aristotelian yang ia anggap terlalu statis dan kaku. Dalam karya ini, Ibnu Sina
menawarkan pendekatan baru terhadap logika, memadukan metode berpikir tradisional
dengan gagasan yang membuka ruang untuk pengembangan pengetahuan.
Buku ini terbagi menjadi tiga bagian utama: (1) Konsepsi (Tashawwur): Membahas
bagaimana manusia membentuk konsep awal tentang sesuatu, baik yang telah memiliki
justifikasi maupun yang belum; (2) Observasi (Imtihân): Mengeksplorasi cara menentukan
validitas atribut yang melekat pada objek, seperti genus, diferensia, dan properti; dan (3)
Justifikasi (Tashdîq): Mengupas metode untuk menilai apakah proposisi tertentu benar atau
salah, termasuk kategori-kategori seperti proposisi universal, parsial, afirmatif, dan negatif.
Ibnu Sina menekankan bahwa logika adalah alat untuk memandu pikiran dari yang telah
diketahui ke yang belum diketahui, sehingga memungkinkan manusia untuk menghindari
berbagai kesalahan dan ilusi. Dengan cara ini, logika berfungsi sebagai penjaga kebenaran
sekaligus pembimbing menuju pemahaman yang lebih mendalam.
Dalam buku ini, Ibnu Sina juga membahas konsep-konsep penting seperti hubungan antara
subjek dan predikat, definisi esensial dan aksidental, serta berbagai bentuk kontradiksi
dalam proposisi. Semua ini disajikan dengan tujuan akhir untuk memurnikan logika sebagai
alat epistemologis yang tidak terikat oleh kekhasan budaya atau bahasa tertentu.
SIAPA PENULIS BUKU INI?
Ibnu Sina, atau dikenal sebagai Syaikh ar-Ra`îs, adalah ilmuwan dan filsuf besar dari Bukhara
yang lahir pada tahun 980 M. Sejak kecil, ia telah menunjukkan kecerdasan luar biasa
dengan menghafal al-Quran sebelum usia sepuluh tahun dan mendalami berbagai bidang
seperti filsafat, kedokteran, dan sastra. Kejeniusannya semakin diakui ketika ia berhasil
menyembuhkan Sultan Nuh bin Manshur, yang memberinya akses ke perpustakaan kerajaan.
Dari sana, ilmu pengetahuannya berkembang pesat, menjadikannya rujukan para ilmuwan
untuk belajar.
Sebagai Bapak Kedokteran Dunia, kontribusi Ibnu Sina di bidang kedokteran sangat
monumental, terutama melalui karyanya, al-Qânûn fî ath-Thibb, yang menjadi referensi
utama di dunia medis hingga kini. Ia juga memberikan dasar bagi ilmu dinamika dalam fisika,
memperkaya filsafat dengan pendekatan Islam, dan membuat terobosan di bidang
astronomi. Selain itu, ia menulis puisi dan berkontribusi dalam teori musik. Ibnu Sina wafat
pada tahun 1037 M di usia 58 tahun, meninggalkan warisan ilmu pengetahuan yang tak
ternilai dan terus menginspirasi generasi-generasi setelahnya.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan