5.0/ 5.0
100% pembeli merasa puas
4 rating • 1 ulasan
5(4)100%
4(0)0%
3(0)0%
2(0)0%
1(0)0%
Atur jumlah dan catatan
Stok Total: Sisa 8
harga sebelum diskonRp120.000
Subtotal
Rp96.000
MADILOG : Materialisme, Dialektika, dan Logika - Tan Malaka (Versi Asli)
Rp96.000
diskon 20%
Harga sebelum diskon Rp120.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Sejarah dan Biografi
MADILOG : Materialisme, Dialektika, dan Logika
Penulis : Tan Malaka
Penerbit : History Books
Tebal : 594 Hal
Ukuran: 14 x 20 cm
Buku Dijamin ORI dan SEGEL
Agar Paket Lebih Safety : https://www.tokopedia.com/cafe-buku/bublewrap-dan-kardus-biar-packing-lebih-aman-dan-sefety
Tan Malaka menulis Madilog bukan tanpa maksud. Melalui bukurya ini, dia memberikan panduan cara berpikir bagi kaum buruh dan kaum tertindas. Adapun, cara berpikir yang dimaksud oleh Tan Malaka bukan sembarang cara berpikir, terlebih lagi cara berpikir mistis atau takhayul, melainkan cara berpikir yang dilandasi oleh materialismne, dialektika, dan logika, justru melalui tulisannya ini Tan Malaka berjuang melawan cara berpikir ala logika mistika atau takhayul yang menumpulkan pikiran. Tan Malaka segera menyerang logika mistika di bagian bab pertama di dalam buku ini dengan tajam. Dia membenturkan cara berpikir antara logika mistika dan logika sains: membenturkan mitos dewa matahari dengan ajaran evolusi Charles Darwin. Dengan sangat menarik, dia menunjukkan kekonyolan cara berpikir logika mistika melalui contoh perilaku (baca: fantasi) mistis Dewa Matahari (Dewa Rah). Dewa ini jika menginginkan sesuatu tidak perlu menunggunya seperti petani menunggu hasil panenan setelah beberapa bulan dia menanam benihnya di ladang. Sang dewa cukup mengatakan, Ptah! Bumi, bulan, bintang, gunung kembar, dan manusia. Maka, terciptalah semua itu. Bisa jadi, jika dewa ini menginginkan minuman dan makanan, dia tidak perlu bersusah payah bekerja Dia hanya cukup mengucapkan, "Ptah! Coca-cola dan rendang daging sapi!" Dengan sendirinya, minuman dan makanan lezat itu tiba-tiba saja akan ada dihadapannya sama seperti para bos yang tidak perlu bekerja ketika menginginkan sesuatu yang nota bene hasil kerja buruh.
Di dalam buku inĂ, Tan Malaka juga menunjukkan bahwa cara bepikir yang dilandasi oleh pemikiran ilmiah pun terbagi menjadi 2 kategori. Kategori pertama adalah cara berpikir sederhana, cara berpikir dengan menggunakan hukum-hukum logika. Kategori kedua adalah cara berpikir dengan menggunakan hukum-hukum materialisme-dialetika [Marxian]-cara berpikir Marxian ini melibatkan pergerakan, perubahan, dan kekomplekan yang berbeda dengan cara berpikir statis yang ada di dalam hukum-hukum logika.
#madilog #bukumadilog #bukumadilogversialsi #tanmalaka #bukutanmalaka #bukusejarah #bukupolitik
Penulis : Tan Malaka
Penerbit : History Books
Tebal : 594 Hal
Ukuran: 14 x 20 cm
Buku Dijamin ORI dan SEGEL
Agar Paket Lebih Safety : https://www.tokopedia.com/cafe-buku/bublewrap-dan-kardus-biar-packing-lebih-aman-dan-sefety
Tan Malaka menulis Madilog bukan tanpa maksud. Melalui bukurya ini, dia memberikan panduan cara berpikir bagi kaum buruh dan kaum tertindas. Adapun, cara berpikir yang dimaksud oleh Tan Malaka bukan sembarang cara berpikir, terlebih lagi cara berpikir mistis atau takhayul, melainkan cara berpikir yang dilandasi oleh materialismne, dialektika, dan logika, justru melalui tulisannya ini Tan Malaka berjuang melawan cara berpikir ala logika mistika atau takhayul yang menumpulkan pikiran. Tan Malaka segera menyerang logika mistika di bagian bab pertama di dalam buku ini dengan tajam. Dia membenturkan cara berpikir antara logika mistika dan logika sains: membenturkan mitos dewa matahari dengan ajaran evolusi Charles Darwin. Dengan sangat menarik, dia menunjukkan kekonyolan cara berpikir logika mistika melalui contoh perilaku (baca: fantasi) mistis Dewa Matahari (Dewa Rah). Dewa ini jika menginginkan sesuatu tidak perlu menunggunya seperti petani menunggu hasil panenan setelah beberapa bulan dia menanam benihnya di ladang. Sang dewa cukup mengatakan, Ptah! Bumi, bulan, bintang, gunung kembar, dan manusia. Maka, terciptalah semua itu. Bisa jadi, jika dewa ini menginginkan minuman dan makanan, dia tidak perlu bersusah payah bekerja Dia hanya cukup mengucapkan, "Ptah! Coca-cola dan rendang daging sapi!" Dengan sendirinya, minuman dan makanan lezat itu tiba-tiba saja akan ada dihadapannya sama seperti para bos yang tidak perlu bekerja ketika menginginkan sesuatu yang nota bene hasil kerja buruh.
Di dalam buku inĂ, Tan Malaka juga menunjukkan bahwa cara bepikir yang dilandasi oleh pemikiran ilmiah pun terbagi menjadi 2 kategori. Kategori pertama adalah cara berpikir sederhana, cara berpikir dengan menggunakan hukum-hukum logika. Kategori kedua adalah cara berpikir dengan menggunakan hukum-hukum materialisme-dialetika [Marxian]-cara berpikir Marxian ini melibatkan pergerakan, perubahan, dan kekomplekan yang berbeda dengan cara berpikir statis yang ada di dalam hukum-hukum logika.
#madilog #bukumadilog #bukumadilogversialsi #tanmalaka #bukutanmalaka #bukusejarah #bukupolitik
Ada masalah dengan produk ini?