Naskah-naskah apokrif merupakan sumber penting untuk pengetahuan kita tentang masa awal agama Kristen. Pemisahan antara Kitab-kitab Suci kanonik (resmi) dan literatur apokrif baru pasti pada abad ke-3. Namun, tentang Surat kedua S. Petrus dan Kitab Wahyu belum terdapat kepastian. Banyak karangan apokrif hampir sama umurnya dengan Perjanjian Baru. Umurnya tidak penting, kebenar¬an ajaran itulah yang menentukan. Hanya Kitab Suci yang kanonik boleh dibaca dalam ibadat, karena mengandung iman yang benar dan bukan ajaran salah. Tetapi, karangan apokrif sangat disukai umat. Demikian sudah dikatakan oleh ahli AlKitab Origenes († 253). Walaupun banyak karangan apokrif meminjam nama seorang -rasul sebagai pengarang, hal ini tidak begitu penting. Lebih penting adalah apakah karangan sesuai dengan kesaksian apostolis.