\Sebagai orang yang kehilangan hak-hak sipil, aku hanya bisa mendengarkan...\ . Dan seperti bayi-bayi selebihnya modal untuk berkomunikasi hanyalah suaraku: jeritan, raungan, keluhan, rengekan. Dan bila modal komunikasi itu dirampas, ah-ya, siapa yang bisa rampas hak untuk berdialog dengan diri sendiri? Buku ini menuliskan tentang penggalan dari masa-masa Pram menjalani pengasingan di Pulau Buru, masa pembuangan yang berat, tetapi tak pernah membuatnya surut dari menulis dan surut dari meyakini potensi kemanusiaan tiap-tiap pribadi yang merdeka dan mau mendengarkan suara hati nuraniya. *** (Pramoedya Ananta Toer dan Kenangan Buru - Rudolf M Razek | Mata Bangsa | Rp.48.000) #PramoedyaAnantaToerDanKenanganBuru #RudolfMRazek