Kita menyembah dan mengabdi kepada Allah dalam sembahyang kita, dalam puasa kita, dalam zakat kita, dalam haji kita, dalam pergaulan rumah tangga dengan anak-istri kita, dalam pergaulan kemasyarakatan dengan tetangga dan sesama, pendek kata dalam segala gerak-langkah hidup kita.
Namun sayang, sering kali kita, bukan saja membatasi penyembahan dan pengabdian dalam ritus-ritus khusus seperti itu, bahkan dengan itu kita masih pula mendangkalkannya dalam pengertian fiqhi-nya yang lahiriah. Gerak-laku kita di dalamnya sering kali hanya sekadar gerak-laku rutin yang kosong makna.
Dari sinilah agaknya bermula ungkapan dikotomis yang sungguh tidak menguntungkan bagi kehidupan beragama di kalangan kaum Muslim, yaitu ungkapan tentang adanya kesalehan ritual di satu pihak dan kesalehan sosial di pihak yang lain. Padahal kesalehan dalam Islam hanya satu, yaitu kesalehan muttaqi (hamba yang bertakwa), atau dengan istilah lain, mukmin yang beramal saleh. Kesalehan yang mencakup sekaligus ritual dan sosial.
+++++++++
Judul : Pesan Islam Sehari-Hari Penulis : A. Musthafa Bisri Penerbit : Laksana Tebal : 336 hlm Tahun : 2018
“Buku ini, secara tersirat, menyatakan tak ada soal yang tak terjangkau sentuhan agama. Saya merasa nyaman duduk di taman bunga perenungan yang dibangun Kiai Mus. Sebuah taman yang menyegarkan, yang membangun kesadaran baru, dan yang jelas mendobrak kebuntuan dalam tata sosial, politik, dan kebudayaan kita sekarang.” —Mohamad Sobary, Budayawan
+++++++++
Judul : Konvensi Penulis : A. Musthafa Bisri Penerbit : DIVA Press Tebal : 132 hlm Tahun : 2018
Begitu sampai Jakarta, seperti setiap kali sampai Jakarta, seolah-olah ada yang selalu meyakinkan aku: inilah dunia! Sibuk berputar dan bising bagai gasing. Kapan gasing ini berhenti berputar? Sibuk apa saja gerangan orang-orang ini yang hilir-mudik ke sana kemari seperti terburu-buru?