Beli Lokal
Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 500
harga sebelum diskonRp50.000
Subtotal
Rp37.500
Buku Taman Dusta Siwalanpanji - BASABASI
Rp37.500
diskon 25%
Harga sebelum diskon Rp50.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: FIKSI
Judul : Taman Dusta Siwalanpanji_x000D_
Penulis : W. Haryanto_x000D_
Penerbit : Basabasi_x000D_
ISBN : 978-623-7290-49-0_x000D_
Tebal : 76 hlm_x000D_
Tahun : 2019_x000D_
_x000D_
senja itu datang entah dari mana_x000D_
burung yang mati tak pergi ke surga_x000D_
_x000D_
di Siwalanpanji, setiap kejadian_x000D_
meninggalkan gigitan _x000D_
_x000D_
*_x000D_
_x000D_
Puisi-puisi yang kutulis di buku ini, berawal dari sebuah mimpi buruk. Tahun 2016, di tengah perjalanan pulang ke Surabaya, pukul 02.00 mimpi buruk itu mendatangiku: kantorku terkubur lumpur, lalu aku pergi ke sebuah kota di tengah malam, di perjalanan itu kulihat orang-orang membongkar seluruh rel kereta api. Mimpi itu seperti firasat, dua tahun berselang, mimpi itu seakan menuju pintu kenyataan. Mimpi buruk itu, menjadikanku sulit tidur beberapa malam sesudahnya. _x000D_
_x000D_
Aku tidak menuliskan hal-hal fantastis ataupun filosofis. Bagiku, menulis puisi seakan membangkitkan iblis yang terkekang di dalam diriku, kemarahan, rasa terjajah, dan ketidakberdayaan. Aku hanya pion, bukan nahkoda. Maka, iblis yang kulepasseperti tangan yang menarikku lepas dari kejatuhan. Puisi adalah satu kakiku, aku berdiri di atasnya agar aku tersadarbahwa tidak ada satu penjara yang bisa membungkamku.
Penulis : W. Haryanto_x000D_
Penerbit : Basabasi_x000D_
ISBN : 978-623-7290-49-0_x000D_
Tebal : 76 hlm_x000D_
Tahun : 2019_x000D_
_x000D_
senja itu datang entah dari mana_x000D_
burung yang mati tak pergi ke surga_x000D_
_x000D_
di Siwalanpanji, setiap kejadian_x000D_
meninggalkan gigitan _x000D_
_x000D_
*_x000D_
_x000D_
Puisi-puisi yang kutulis di buku ini, berawal dari sebuah mimpi buruk. Tahun 2016, di tengah perjalanan pulang ke Surabaya, pukul 02.00 mimpi buruk itu mendatangiku: kantorku terkubur lumpur, lalu aku pergi ke sebuah kota di tengah malam, di perjalanan itu kulihat orang-orang membongkar seluruh rel kereta api. Mimpi itu seperti firasat, dua tahun berselang, mimpi itu seakan menuju pintu kenyataan. Mimpi buruk itu, menjadikanku sulit tidur beberapa malam sesudahnya. _x000D_
_x000D_
Aku tidak menuliskan hal-hal fantastis ataupun filosofis. Bagiku, menulis puisi seakan membangkitkan iblis yang terkekang di dalam diriku, kemarahan, rasa terjajah, dan ketidakberdayaan. Aku hanya pion, bukan nahkoda. Maka, iblis yang kulepasseperti tangan yang menarikku lepas dari kejatuhan. Puisi adalah satu kakiku, aku berdiri di atasnya agar aku tersadarbahwa tidak ada satu penjara yang bisa membungkamku.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan