Download Tokopedia App
Tentang TokopediaMulai Berjualan PromoTokopedia Care
tokopedia-logo
Kategori
Atur jumlah dan catatan

Stok Total: Sisa 2

Subtotal

Rp97.000

di bawah bendera pasar dari nasionalisasi menuju liberalisasi ekonomi

Rp97.000
  • Kondisi: Baru
  • Min. Pemesanan: 1 Buah
  • Etalase: Intrans publishing
Medhang Bhumi Mataram
Penulis: Zainollah Ahmad
Penerbit Mata Padi
Ukuran: 14x21cm
Halaman: 288
Buku BAGUS ORIGINAL SEGEL


300gr
Maraknya kecenderungan upaya distorsi dan "pengaburan" sejarah dengan menebeng isu-isu primordialisme, khususnya agama, membuat penulis prihatin. Misalnya tentang Majapahit kesultanan Islam, Borobudur peninggalan Nabi Sulaiman, Lamajang dan Tigang Juru kerajaan Islam, yang justru dicetuskan kaum intelektual atau akademisi. Di mana mereka berangkat dari pemahaman yang sempit, demi kepentingan sesaat atau mungkin ada misi 'politis' di belakangnya. Harusnya ada kajian dan telaah yang komprehensif, utamanya mengacu kepada sumber-sumber mainstream, tidak asal-asalan dalam mengambil konklusi. Dalam kasus ini sejarawan senior UI Prof. Dr. Agus Aris Munandar, mengeluhkan adanya framing "islamisasi sejarah", di mana gejala ini diramaikan oleh pencarian 'identitas keagamaan' yang makin marak dan merembet ke mana-mana belakangan ini.
Sehingga melalui "buku putih" ini penulis kiranya memandang perlu untuk melakukan "pelurusan" dan klarifikasi, khususnya berkaitan dengan adanya buku karya Dr. KH. Fahmi Basya, Borobudur dan Peninggalan Nabi Sulaiman yang kontroversial dan menimbulkan polemik. Pada mana Candi Borobudur diklaim sebagai peninggalan peradaban dari Nabi Sulaiman yang konon disebutkan wilayahnya berpusat di Jawa Tengah. Setidaknya penulis telah memberikan informasi yang berimbang dan komprehensif karena merujuk kepada sumber-sumber mainstream yang valid dan otoritatif.
Dalam buku ini penulis memilih kajian tentang kerajaan Mědang Bhūmi Mataram yang sebenarnya merupakan tema lama. Biasanya dikenal dengan istilah "Mataram Kuno", "Mataram Hindu" atau "Matarām Lama" sebagaimana yang sudah sering ditulis dalam berbagai literatur. Ketika buku ini dalam proses pengerjaan, cukup membuat penulis merasa kesulitan dalam mengembangkan interpretasi, itu harus diakui. Hal itu disebabkan karena historisitas kerajaan ini banyak didasarkan pada sumber prasasti yang dianggap sudah baku dan tidak perlu dipermasalahkan atau diperdebatkan lagi. Sehingga penulis melakukan komparasi dan kompilasi sumber, utamanya pendapat para ahli pertama yang meneliti.

Ada masalah dengan produk ini?

ULASAN PEMBELI

5.0/ 5.0

100% pembeli merasa puas

1 rating • 0 ulasan

5(1)100%
4(0)0%
3(0)0%
2(0)0%
1(0)0%
Toped Illustration

Belum ada ulasan untuk produk ini

Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan