Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 15
Subtotal
Rp99.000
Buku Gelandangan di Kampung Sendiri - Emha Ainun Nadjib Cak Nun - Mizan
Rp99.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Semua Etalase
Buku Gelandangan di Kampung Sendiri - Emha Ainun Nadjib Cak Nun - Mizan
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Judul buku : Gelandangan di Kampung Sendiri
Kover: softcover
Penerbit: Bentang Pustaka
Format: 13 x 20,5 cm
ISBN: 978-623-186-486-4
Jumlah halaman: 300
Penyunting: Arief Koes Hernawan & Nurjannah Intan
Jenis Kertas Isi: Bookpaper 55 gr
Jenis Kertas Sampul: Art Carton 230 gr
Kategori: Politik & Hukum
Lini: Bentang Pustaka
SinopsisRasa-rasanya, para pejabat sering salah sangka terhadap rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat, sementara rakyat mereka kira bawahan. Mereka merasa tinggi dan rakyat itu rendah. Maka, mereka merasa sah dan tidak berdosa kalau memaksakan kehendak mereka atas rakyat. Mereka membuat peraturan untuk mengatur rakyat karena merasa merekalah yang berhak membuat peraturan. Rakyat hanya punya kewajiban untuk menaatinya.
Inilah tatanan dunia yang dibolak-balik. Bukankah hak atas segala aturan berada di tangan rakyat? Kalau rakyat tidak setuju, itu berarti bos tidak setuju. Hamba sahaya harus punya telinga selebar mungkin untuk mendengarkan apa kata juragannya. Maka menjadi aneh jika rakyat terus menerus diwajibkan berpartisipasi dalam pembangunan. Karena rakyatlah pemilik pembangunan.
Keunggulan
- Gaya bertutur yang puitis dan indah
- Menggunakan pendekatan spiritual dan kultural
- Kritik yang disampaikan lugas namun santun
Isu yang disampaikan memiliki kedekatan dengan realitas rakyat kecil
Penulis: Emha Ainun Nadjib
Judul buku : Gelandangan di Kampung Sendiri
Kover: softcover
Penerbit: Bentang Pustaka
Format: 13 x 20,5 cm
ISBN: 978-623-186-486-4
Jumlah halaman: 300
Penyunting: Arief Koes Hernawan & Nurjannah Intan
Jenis Kertas Isi: Bookpaper 55 gr
Jenis Kertas Sampul: Art Carton 230 gr
Kategori: Politik & Hukum
Lini: Bentang Pustaka
SinopsisRasa-rasanya, para pejabat sering salah sangka terhadap rakyat dan dirinya sendiri. Mereka menyangka bahwa mereka adalah atasan rakyat, sementara rakyat mereka kira bawahan. Mereka merasa tinggi dan rakyat itu rendah. Maka, mereka merasa sah dan tidak berdosa kalau memaksakan kehendak mereka atas rakyat. Mereka membuat peraturan untuk mengatur rakyat karena merasa merekalah yang berhak membuat peraturan. Rakyat hanya punya kewajiban untuk menaatinya.
Inilah tatanan dunia yang dibolak-balik. Bukankah hak atas segala aturan berada di tangan rakyat? Kalau rakyat tidak setuju, itu berarti bos tidak setuju. Hamba sahaya harus punya telinga selebar mungkin untuk mendengarkan apa kata juragannya. Maka menjadi aneh jika rakyat terus menerus diwajibkan berpartisipasi dalam pembangunan. Karena rakyatlah pemilik pembangunan.
Keunggulan
- Gaya bertutur yang puitis dan indah
- Menggunakan pendekatan spiritual dan kultural
- Kritik yang disampaikan lugas namun santun
Isu yang disampaikan memiliki kedekatan dengan realitas rakyat kecil
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan