4.8/ 5.0
100% pembeli merasa puas
4 rating • 1 ulasan
5(3)75%
4(1)25%
3(0)0%
2(0)0%
1(0)0%
Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 198
Subtotal
Rp50.000
Menapaki Tangga-Tangga Kesalihan
Rp50.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Dakwah & Tarbiyah
100% ORIGINAL PUSTAKA IMAM SYAFII 100%
Buku yang dikirim ORIGINAL, BARU, dan SEGEL
Penerbit: Pustaka Imam Asy Syafii
Penulis: Dr. Ahmad Farid
ISBN: 978-602-6360-199
Dimensi: 14 x 20 cm
Mendapat ridha Allah dan Masuk ke Surga-Nya adalah dambaan dan cita-cita setiap hamba. Tetapi, Surga itu tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang. Hanya orang tertentu saja yang pantas memasukinya yaitu orang yang membawa bekal kesucian jiwa dan kesalihan diri. Untuk mencapai kesucian jiwa dan kesalihan diri tidaklah mudah. Dia harus sanggup menundukkan medan penyucian jiwa yang berat dan terjal untuk sampai ke tujuan, dan memang seperti itulah tabiat jalan ini.
Mengendalikan jiwa dan menyucikannya dari noda-noda syirik, riya, ujub, takabur, dengki, iri, panjang angan-angan, cinta dunia serta menghiasi hati dengan ikhlas, khauf, raja’, tawakal, ridha, sabar, syukur, cinta, dan taubat memang jauh lebih sulit dibanding mendaki gunung yang tinggi.
Karena itu, pantaslah bagi orang yang berhasil melakukannya disambut oleh Allah dengan panggilan-Nya,
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
Buku yang dikirim ORIGINAL, BARU, dan SEGEL
Penerbit: Pustaka Imam Asy Syafii
Penulis: Dr. Ahmad Farid
ISBN: 978-602-6360-199
Dimensi: 14 x 20 cm
Mendapat ridha Allah dan Masuk ke Surga-Nya adalah dambaan dan cita-cita setiap hamba. Tetapi, Surga itu tidak dapat dimasuki oleh sembarang orang. Hanya orang tertentu saja yang pantas memasukinya yaitu orang yang membawa bekal kesucian jiwa dan kesalihan diri. Untuk mencapai kesucian jiwa dan kesalihan diri tidaklah mudah. Dia harus sanggup menundukkan medan penyucian jiwa yang berat dan terjal untuk sampai ke tujuan, dan memang seperti itulah tabiat jalan ini.
Mengendalikan jiwa dan menyucikannya dari noda-noda syirik, riya, ujub, takabur, dengki, iri, panjang angan-angan, cinta dunia serta menghiasi hati dengan ikhlas, khauf, raja’, tawakal, ridha, sabar, syukur, cinta, dan taubat memang jauh lebih sulit dibanding mendaki gunung yang tinggi.
Karena itu, pantaslah bagi orang yang berhasil melakukannya disambut oleh Allah dengan panggilan-Nya,
“Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang ridha dan diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku.”
Ada masalah dengan produk ini?