Indah caraft -Tasbih Galih Asem Asli 100 butir Model Shadili

Tasbih Galih Asem Indah craft Asli 100 butir Model Barel

Model Butir Barel Ukir Garis.
Model ikat / Susunan: Sadhili susunan 17/33/33/17 = 100 butir.
Ukuran manik manik tebal 08 mm lingkar 13mm (8x13mm)
Jika menginginkan susunan lain silahkan chat kami atau tambahkan di catatan susunan yang diinginkan.
Tali menggunakan benang berkualitas, kekencangan ikatan dapat distel sesuai keinginan sehingga nyaman digunakan.

Bahan: Galih Asem atau teras kayu asem (Tamarindus indica) Asli
Finishing rapih dan halus 100% Natural alami tanpa lapis kimia

Dalam Islam, istilah "Sādhilī" merujuk kepada Tarekat Syadziliyah (atau Shadhiliyya), sebuah tarekat sufi yang didirikan oleh Abu al-Hasan al-Shadhili (wafat 1258 M), seorang wali dan ulama besar dari Maroko. Tarekat ini menekankan spiritualitas Islam dengan pendekatan dzikir, introspeksi, dan penekanan pada ibadah hati.

Aspek Utama Tarekat Syadziliyah:
Dzikir (Zikir): Zikir dalam Tarekat Syadziliyah sering kali melibatkan penggunaan tasbih atau biji-biji zikir sebagai alat bantu untuk mengingat Allah. Lafaz zikirnya meliputi:

Kalimat tauhid: La ilaha illallah.
Shalawat: Doa atas Nabi Muhammad SAW.
Dzikir Asmaul Husna: Mengingat nama-nama Allah yang indah.
Prinsip Kesederhanaan: Tarekat ini menekankan kesederhanaan dan keseimbangan dalam kehidupan duniawi, mengajarkan agar seorang muslim tidak terjebak dalam hal-hal material tetapi tetap menjalankan tanggung jawab duniawi dengan baik.

Ajaran Introspeksi: Pengikut Syadziliyah diajarkan untuk mengintrospeksi diri, membersihkan hati dari sifat-sifat tercela (seperti iri, sombong, atau serakah), dan menggantinya dengan sifat-sifat terpuji (seperti tawadhu, sabar, dan syukur).

Pemimpin Spiritual (Mursyid): Dalam tarekat ini, peran mursyid (guru spiritual) sangat penting untuk membimbing murid dalam perjalanan spiritual.

Literatur Spiritual: Salah satu doa yang terkenal dalam tradisi Syadziliyah adalah Hizb al-Bahr (Doa Laut) yang disusun oleh Abu al-Hasan al-Shadhili, yang sering dibaca untuk memohon perlindungan dan keberkahan.

Terkait dengan Biji Tasbih
Dalam konteks Tarekat Syadziliyah, biji tasbih digunakan sebagai alat bantu dalam berdzikir, tetapi esensinya tetap terletak pada keikhlasan dan kedalaman hati dalam mengingat Allah. Tidak ada aturan khusus mengenai bentuk atau jumlah biji tasbih, karena fokusnya adalah pada keberlanjutan dzikir.