IRCiSoD - Bundling Dua Penjelajah, Dua Dunia: Dari Jalur Sutra Marco Polo hingga Samudra Ibnu Batutah - Marco Polo

Judul: Marco Polo 1271–1295 M; Jalur Sutra, Kubilai Khan, Cina, Tartar, dan Jalur Rempah
Penulis: Marco Polo
Penerjemah: Yudi Santoso
Penyunting: Qurotul Ayun
Penerbit: IRCiSoD
Tahun: 2025
Bahasa: Indonesia
Tebal: 382 hlm.
Dimensi: 14x20 cm


Judul: Perjalanan Ibnu Batutah (1325-1354); Timur Dekat, Asia, dan Afrika
Penulis: Ibnu Batutah
Penerjemah: Laura Harsoyo
Penyunting: Avifah Ve
Penerbit: IRCiSoD
Tahun: 2025
Bahasa: Indonesia
Tebal: 262 hlm,
Dimensi: 14x20 cm
Bundling ini mengajak pembaca memasuki dua kisah legendaris penjelajahan dunia, merekam dua arus besar lintas benua dan laut di abad ke-13 dan ke-14, yang membentangkan mozaik peradaban Asia, Afrika, dan Eropa.


1. Marco Polo 1271–1295 M; Jalur Sutra, Kubilai Khan, Cina, Tartar, dan Jalur Rempah
Memulai perjalanan dari Venesia pada 1271, Marco Polo bersama ayah dan pamannya menelusuri Jalur Sutra, menghadapi gurun Asia Tengah, perbukitan Persia, dan pusaran budaya yang beragam hingga akhirnya tiba di kekaisaran Kubilai Khan di Tiongkok. Buku catatannya tidak hanya memaparkan riuhnya pasar rempah dan kemegahan istana Mongol, tetapi juga mendeskripsikan teknologi, masyarakat, dan adat istiadat yang membuka cakrawala baru bagi Eropa. Dalam catatan Polo, Timur tidak lagi asing—ia menjadi jantung peradaban dan rute perdagangan global. Setelah hampir dua dekade di Tiongkok, Polo kembali ke Venesia lewat jalur laut, menyusuri pesisir India dan Asia Tenggara, meninggalkan catatan berharga tentang keanekaragaman dunia Timur pada zamannya.


2. Perjalanan Ibnu Batutah (1325-1354); Timur Dekat, Asia, dan Afrika
Setengah abad setelah Marco Polo, Ibnu Batutah dari Maroko memulai odise besar melintasi dunia Islam dan blok dunia non-Muslim. Perjalanannya dimulai sebagai jamaah haji ke Mekah, lalu berkembang menjadi penelusuran selama hampir tiga dekade. Lewat Afrika Utara, Timur Tengah, Persia, dan Rusia, Batutah melanjutkan ke India—di mana ia pernah menjabat hakim—menuju Kepulauan Maldives, Sri Lanka, Nusantara (Sumatra), Tiongkok, bahkan Andalusia dan wilayah di jantung Afrika. Rihlah Ibnu Batutah lebih dari sekadar catatan geografis; ia mengabadikan keragaman budaya, agama, sistem politik, kehidupan sosial, hingga keunikan perilaku lokal di setiap negeri yang disinggahinya. Catatan Batutah menjadi jendela penting untuk mengenali wajah peradaban abad pertengahan pada radius lebih dari 120.000 km, melintasi lebih dari 40 negara modern saat ini.


Kedua karya ini, saat dibaca berurutan, menghadirkan narasi penuh tentang jejak peradaban dunia: Marco Polo dengan catatan kemegahan dan jalur rempahnya, serta Ibnu Batutah dengan lorong-lorong budaya dan semangat perjumpaan global. Bersama mereka, pembaca menapaki dunia dalam dua arus sejarah; daratan dan lautan, Timur dan Barat, melintasi jembatan waktu dan ruang yang mengubah wawasan dunia selamanya.