MADILOG (VERSI ASLI) Penulis: Tan Malaka Penerbit: Java Book Tebal: 568 hlm | Bookpaper Dimensi: 14x22 cm | Soft Cover
Tan Malaka menulis Madilog bukan tanpa maksud. Melalui bukunya ini, dia memberikan panduan cara berpikir bagi kaum buruh dan kaum tertindas. Adapun cara berpikir yang dimaksud Tan Malaka bukan sembarang cara berpikir, terlebih lagi cara berpikir mistis dan takhayul, melainkan cara berpikir yang dilandaskan oleh materialisme, dialektika, dan logika. Melalui buku ini, Tan Malaka berjuang melawan cara berpikir model logika mistis atau takhayul yang menumpulkan pikiran.
Tan Malaka segera menyerang logika mistis dengan tajam di bagian bab pertama dalam buku ini. Dia membenturkan cara berpikir logika mistis dan logika sains; membenturkan mitos dewa matahari dengan ajaran evolusi Charles Darwin. Dengan sangat menarik, dia menunjukkan kekonyolan cara berpikir logika mistis melalui melalui perilaku (baca: fantasi) Dewa Matahari (Dewa Rah). Dewa ini, jika menginginkan sesuatu tidak perlu menunggunya seperti petani menunggu hasil panenan, setelah beberapa bulan pak/bu tani menanam benihnya di ladang.
Sang dewa cukup mengatakan, "Ptah! Aku menginginkan bumi, bulan, bintang, gunung kembar, dan manusia." Maka terciptalah semua keinginannya itu. Bisa jadi, jika dewa ini menginginkan minuman dan makanan, dia tidak perlu bersusah payah bekerja. Dia hanya cukup mengucapkan, "Ptah!" Coca-cola dan rendang daging sapi!" Dengan sendirinya minuman dan makanan lezat ini tiba-tiba saja akan ada dihadapannya, sama seperti bos-kapitalis yang tidak perlu bekerja ketika menginginkan sesuatu karena kaum buruhlah yang mengerjakannya.