Antroposen adalah konsep yang sangat integratif. Ini menyatukan pemikiran manusia tentang aspek spesifik dari gangguan sistem Bumi—seperti perubahan & krisis iklim atau hilangnya keanekaragaman hayati atau pengasaman laut—yang berfokus pada saling ketergantungan manusia. Hal ini yang kemudian menjelaskan cara-cara di mana keganasan ekonomi, sosial, dan budaya telah mengganggu sistem Bumi. Sepanjang sejarah yang tercatat, manusia telah menganggap kesinambungan Alam sebagai sesuatu yang diberikan dan terberi, dan manusia senyatanya mengabaikan proses alamiah alam yang sebenarnya setara dengan proses ketubuhan manusia: memiliki batas! Memang mungkin mengeksploitasi batu bara tanah Borneo secara terus-menerus, misalnya? Memang ada Borneo B ketika Borneo A habis diekstraksi? Tidak ada Planet B pengganti Bumi, bukan? Atau bahwa planet Bumi tidak bertambah, bukan.
Buku ini merupakan seri ke-6 Ekofeminisme yang ditulis dari berbagai topik, perspektif, dan latar belakang penulis. Seperti dulu, studi tentangnya terus-menerus mengalami sambutan yang baik dari pembaca. Berbagai kalangan dan komunitas turut serta memberikan kontribusi secara langsung di beberapa daerah, khususnya mendampingi objek-objek terdampak, dalam hal ini alam dan perempuan yang ‘saling merawat’.
Dewi Candraningrum, dkk., Ekofeminisme: Planet Yang Berpikir (Iman Antroposen, Polutan, Ekosida, dan Krisis Alam), Yogyakarta, Cantrik Pustaka, Des 2023, 545 hlm, 160.000