Pesantren Studies 4a

Ada berbagai teks yang berbicara tentang kedatangan orang-orang Eropa di Nusantara, seperti Serat Baron Sakender. Teks-teks itu tidak muncul begitu saja sebagai kreasi penulis khas anak-anak kos-kosan. Mereka adalah penulis-penulis yang terlibat langsung dalam gerak zaman itu, termasuk aktor-aktor baru yang datang ke Nusantara. Mereka mengumpulkan bahan di tengah masyarakat, menghimpun data dari berbagai sumber lisan maupun tertulis, serta membangun jaringan informasi dengan sejumlah komunitas. Termasuk dari pedagang dan pelaut dari India, Persia dan Arab. Kalau perlu, mereka meminjam informan-informan asing yang menjadi musuh terhadap bangsa-bangsa asing lainnya. Bukankah di antara bangsa-bangsa Eropa itu, Portugis, Spanyol, Inggris, Belanda, ada persaingan dan pertikaian ketika mereka masuk ke Nusantara? Dan bukankah itu juga yang dimanfaatkan oleh orang-orang pesantren, bukan hanya untuk mengorek informasi sebanyak-banyaknya, tapi juga nantinya bisa mengadu satu sama lain untuk kepentingan nusantara? Seperti yang dilakukan orang-orang Aceh hingga seorang kiai bernama Haji Oemar di Tidore abad 18. Himpunan ini yang kemudian memperkaya imajinasi mereka tentang bangsa-bangsa asing berkulit putih dari belahan benua sana, yang kemudian mereka tulis dan dokumentasikan dalam berbagai teks-teks yang ada (hlm. 96-97).

xvi+437 hlm | Cetakan 2 Mei 2015