Di era wajib bayar dan wajib ikut serta asuransi kesehatan, setiap penduduk diharapkan mengoptimalkan pengobatan pada layanan primer. Dokter yang bertugas pada layanan primer maupun sekunder dimotivasi untuk memberikan pelayanan optimal tanpa harus merujuk ke layanan yang lebih tinggi pada kasus–kasus yang mendasar. Di dunia ideal (di angan–angan dan tidak ada di negara mana pun), sistem ini merupakan sistem pengamanan sumber daya dan perlindungan kesehatan pasien yang sempurna. Tidak demikian halnya saat ini. Nyawa dan keselamatan jutaan penduduk Indonesia terancam. Celakanya, mereka yang terancam tidak menyadari ancaman yang mengintai setiap peresepan dan kunjungan poliklinik.
Kelemahan sistem di atas adalah asumsi bahwa semua dokter selalu berpraktek sesuai dengan kode etik profesi, tidak terpengaruh oleh tekanan politik, tidak terpengaruh kuat daya ekonomi, dan sumber daya finansial penyedia jasa yang selalu cukup. Ketika salah satu dari asumsi di atas salah, sistem layanan kesehatan berpotensi membahayakan dan atau merugikan pasien. Buku ini bertujuan membuka wawasan masyarakat tentang kondisi pelayanan kesehatan di Indonesia, baik di layanan primer maupun di layanan tersier; baik di dokter umum ataupun di Rumah Sakit Pendidikan. Kenyataannya beberapa dokter tidak berpraktek di ranah keamanan pasien, seperti yang diharapkan masyarakat luas.Kenyataannya pelayanan kesehatan selalu besifat geografikal dan ekonomis. Ketidakmerataan fasilitas kesehatan dan masalah harga obat menjadikan nyawa kita bergantung pada lokasi tinggal dan jumlah harta. Kondisi ini menjadikan si kaya di kota tertentu mendapat layanan kesehatan yang lebih buruk daripada si miskin di kota lain. Pasien tidak mengetahui standar pengobatan, risiko, dan bahaya yang akan dideritanya.