Musik hip hop yang berciri khas ‘pemberontakan’ telah berhasil dimanfaatkan menjadi sarana perjuangan mempertahankan tanah leluhur, budaya, dan tradisi.
Dalam prosesnya, berbagai titik simpul kreatif bermuara dalam Jogja Hip Hop Foundation (JHF). Buku ini secara cukup rinci menjelaskan proses-proses kreatif beserta faktor-faktor pendukung baik individu, masyarakat, maupun berbagai lembaga yang ada. Nampak jelas bagaimana Yogyakarta bisa menjadi ladang subur bagi insan-insan yang memilih jalan kreatif seperti yang dicontohkan pada para pendukung JHF.
Keraton sebagai pusat kuasa dan budaya menjadi patron utama seni budaya Yogyakarta. JHF berhasil mengolah dan mewakili kepentingan keraton dan warga Yogyakarta tentang keistimewaan dengan memanfaatkan media hip hop hingga JHF berhasil meraih puncak ketenaran. Setelah tenar lalu apa?
"... JHF dengan lugas menunjukkan sikap mendukung kedaulatan Keraton pada saat ribut-ribut Undang-Undang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta" (8Ball, Rapper)
"Saya tidak mau mendengarkan lagu-lagu JHF karena alasan bahwa JHF memang sangat dekat dengan Keraton, dan saya enggan mendengarkan musik dari sebuah grup yang terang-terangan turut serta melanggengkan feodalisme dan penggunaan kekuasaan koersif yang dipraktikkan kepada yang papa di akar rumput." (Aris Setyawan, Kritikus Musik)
Judul : Jogja Hip Hop Feodal: Dari Underground Hingga Keraton Penulis : Edy D. Riyanto Ukuran : 15,5 x 23 cm Halaman : 176 hlm ISBN : 978-623-89473-4-8