Atur jumlah dan catatan
Stok Total: 249
harga sebelum diskonRp65.000
Subtotal
Rp61.750
Geger Sepehi dan Pengaruh Inggris di Kesultanan Yogyakarta 1812-1816 M
Rp61.750
diskon 5%
Harga sebelum diskon Rp65.000
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Sosial Politik Budaya
GEGER SEPEHI DAN PENGARUH INGGRIS DI KESULTANAN YOGYAKARTA 1812-1816 M
Pengarang: Rizky Budi Prasetya Sulton, S.Hum., M.Han
Editor: Aep Syaiful Hamidin
Ukuran: 156 hlm.; 14,5 cm × 21 cm
Jenis Kertas: Bookpaper
Melalui Kapitulasi Tuntang pada 1811, Inggris menggantikan Belanda untuk menguasai Jawa. Semua wilayah di Jawa tunduk pada Inggris, kecuali Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang saat itu dipimpin oleh Hamengkubuwono II. Karena ia menolak kedaulatan asing, maka Inggris melakukan penaklukan militer untuk menundukan Yogyakarta pada 18 sampai 20 Juni 1812 M.
Tentara yang dikerahkan Inggris untuk menyerang keraton kebanyakan berasal dari India yang dikenal dengan Brigade Sepehi. Pasca penaklukan Keraton Yogyakarta oleh Inggris, terjadi penjarahan barang berharga milik keraton dan karya intelektual. Selain itu, terjadi perubahan tatanan adat keraton karena pertamakalinya negara asing berkuasa penuh atas Kesultanan Ngayogyakarta. Dalam 5 tahun, Inggris memberikan berbagai pengaruh di kesultanan ini.
Untuk menganalisis dan merekonstruksi peristiwa Geger Sepehi, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dengan pembahasan mengenai latar belakang terjadinya geger, proses terjadinya, dan berbagai pengaruh Inggris setelah berhasil menundukan Yogyakarta.
Pembahasan dalam buku ini menggunakan pendekatan sosial politik untuk memahami keadaan masyarakat Yogyakarta pada masa tersebut sekaligus juga mengetahui keadaan politik di keraton yang membuat peristiwa geger tersebut terjadi.
Pengarang: Rizky Budi Prasetya Sulton, S.Hum., M.Han
Editor: Aep Syaiful Hamidin
Ukuran: 156 hlm.; 14,5 cm × 21 cm
Jenis Kertas: Bookpaper
Melalui Kapitulasi Tuntang pada 1811, Inggris menggantikan Belanda untuk menguasai Jawa. Semua wilayah di Jawa tunduk pada Inggris, kecuali Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat yang saat itu dipimpin oleh Hamengkubuwono II. Karena ia menolak kedaulatan asing, maka Inggris melakukan penaklukan militer untuk menundukan Yogyakarta pada 18 sampai 20 Juni 1812 M.
Tentara yang dikerahkan Inggris untuk menyerang keraton kebanyakan berasal dari India yang dikenal dengan Brigade Sepehi. Pasca penaklukan Keraton Yogyakarta oleh Inggris, terjadi penjarahan barang berharga milik keraton dan karya intelektual. Selain itu, terjadi perubahan tatanan adat keraton karena pertamakalinya negara asing berkuasa penuh atas Kesultanan Ngayogyakarta. Dalam 5 tahun, Inggris memberikan berbagai pengaruh di kesultanan ini.
Untuk menganalisis dan merekonstruksi peristiwa Geger Sepehi, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dengan pembahasan mengenai latar belakang terjadinya geger, proses terjadinya, dan berbagai pengaruh Inggris setelah berhasil menundukan Yogyakarta.
Pembahasan dalam buku ini menggunakan pendekatan sosial politik untuk memahami keadaan masyarakat Yogyakarta pada masa tersebut sekaligus juga mengetahui keadaan politik di keraton yang membuat peristiwa geger tersebut terjadi.
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan