Dahulu kala beberapa juru cerita tua biasanya menceritakan cerita-cerita tentang raja-raja dan lain-lainnya kepada anak-anaknya. Setelah ceritanya berakhir mereka biasanya berkata kepada anak-anaknya “awas anak-anak, cerita ini memang sudah terjadi begini” (Iti = begini, ha=tentu, asa=sudah terjadi). Dengan perlahan-lahan tiga kata itu sudah menjadi gaya dalam bercerita. Tiga kata itu sudah bersatu, yaitu menjadi itihasa yaitu sejarah raja-raja dan sebagainya. Demikian kata itihasa yang pada mulainya hanya sebagai tradisi dari mulut ke mulut kemudian bermakna sejarah.