Madilog merupakan manifestasi simbol kebebasan berpikir Tan Malaka. Ia bukan dogma yang biasanya harus ditelan begitu saja tanpa reserve. menurut dia, justru kaum dogmatis yang cenderung mengkaji hafalan sebagai kaum bermental budak/pasif yang sebenarnya. Di sinilah filsafat idealisme dan materialisme ala Barat dan konsep rantau disintesiskan Tan Malaka. Lembar demi lembar ditulisnya dalam suasana kemiskinan, penderitaan dan kesepian yang begitu ekstrem. Namun, Madiloglah yang menjadi puncak kualitas orisinal pemikiran terbaik Tan Malaka yang dikumpulkannya di Haarlem, Nederland [dampai kelahiran buah pikirannya itu di Rawajati [1943]