Atur jumlah dan catatan
Stok: 53
harga sebelum diskonRp94.000
Subtotal
Rp79.900
[Mizan] Buku Bisnis Tomorrow Is Today - 402 halaman, Standar
Rp79.900
diskon 15%
Harga sebelum diskon Rp94.000
Pilih spesifikasi: 402 halaman
Pilih edisi: Standar
- Kondisi: Baru
- Min. Pemesanan: 1 Buah
- Etalase: Semua Etalase
Buku Original Mizan Group
"I've been livin' for the moment But I just can't' have my way And I'm afraid to go sleep Cause tomorrow is today"
Tomorrow is Today, Billy Joel
Anda mungkin pernah mendengar potongan lirik lagu Tomorrow is Today yang dinyanyikan oleh Billy Joel itu. Namun, Anda mungkin belum tahu latar belakangnya. Konon, Billy Joel didera rasa frustrasi dan depresi pada hari itu dan hari esoknya. Begitulah perjalanan seorang bintang. Di balik bertaburannya cahaya gemerlap, Billy Joel ternyata juga mengalami depresi, bahkan berujung bunuh diri. Kisah pilu seperti itu tentu tak hanya dialami seorang musisi. Dalam dunia bisnis dan pemerintahan sangat biasa kita saksikan sikap mental inferior dan fatalistik di antara para eksekutif dan entrepreneur. Mereka khawatir terhadap banyak hal. Berbicara dengan nada sedih, seorang pengusaha yang pernah berjaya merespons model baru bisnis yang digerakkan orang-orang muda, ^Apa saya tutup saja semua usaha saya di sini? Pemerintah tak peduli dengan kami. Ribuan tenaga kerja terancam.^ Perubahan itu pasti. Sayangnya tak semua orang mau berubah, sebagian malah terperangkap dalam ^masa lalu^, masa-masa emasnya yang tak ada lagi. Ia berpikir zaman keemasan itu akan ada terus, dan bila hilang, ia pun tetap berpikir cara lamalah yang benar. Buku lanjutan tentang disruption ini, bukan untuk menjelaskan lagi tentang disruption itu sendiri. Penulis ingin mengajak Anda melihat apa yang dilakukan eksekutif Indonesia yang menyadari adanya ancaman disruption. Ancaman yang bisa membuat mereka mati, atau minimal, kesakitan. Alih-alih membiarkan perusahaannya mati, meski kadang perubahan terus-menerus memicu frustrasi, sebagian dari mereka justru merespons secara inovatif dan melakukan self disruption. Walaupun masih banyak juga yang tanpa menyadari telah mengambil jalan bunuh diri, terperangkap oleh masa lalunya, seperti Nokia atau Kodak. Apa pun profesi dan latar belakang Anda, jangan lewatkan membaca buku yang menggugah dan mencerahkan ini!
*Note: Untuk Klaim kekurangan/kerusakan wajib disertai video membuka paket. Tanpa menyertakan video membuka paket, mohon maaf klaim tidak dapat diterima. Terima kasih
"I've been livin' for the moment But I just can't' have my way And I'm afraid to go sleep Cause tomorrow is today"
Tomorrow is Today, Billy Joel
Anda mungkin pernah mendengar potongan lirik lagu Tomorrow is Today yang dinyanyikan oleh Billy Joel itu. Namun, Anda mungkin belum tahu latar belakangnya. Konon, Billy Joel didera rasa frustrasi dan depresi pada hari itu dan hari esoknya. Begitulah perjalanan seorang bintang. Di balik bertaburannya cahaya gemerlap, Billy Joel ternyata juga mengalami depresi, bahkan berujung bunuh diri. Kisah pilu seperti itu tentu tak hanya dialami seorang musisi. Dalam dunia bisnis dan pemerintahan sangat biasa kita saksikan sikap mental inferior dan fatalistik di antara para eksekutif dan entrepreneur. Mereka khawatir terhadap banyak hal. Berbicara dengan nada sedih, seorang pengusaha yang pernah berjaya merespons model baru bisnis yang digerakkan orang-orang muda, ^Apa saya tutup saja semua usaha saya di sini? Pemerintah tak peduli dengan kami. Ribuan tenaga kerja terancam.^ Perubahan itu pasti. Sayangnya tak semua orang mau berubah, sebagian malah terperangkap dalam ^masa lalu^, masa-masa emasnya yang tak ada lagi. Ia berpikir zaman keemasan itu akan ada terus, dan bila hilang, ia pun tetap berpikir cara lamalah yang benar. Buku lanjutan tentang disruption ini, bukan untuk menjelaskan lagi tentang disruption itu sendiri. Penulis ingin mengajak Anda melihat apa yang dilakukan eksekutif Indonesia yang menyadari adanya ancaman disruption. Ancaman yang bisa membuat mereka mati, atau minimal, kesakitan. Alih-alih membiarkan perusahaannya mati, meski kadang perubahan terus-menerus memicu frustrasi, sebagian dari mereka justru merespons secara inovatif dan melakukan self disruption. Walaupun masih banyak juga yang tanpa menyadari telah mengambil jalan bunuh diri, terperangkap oleh masa lalunya, seperti Nokia atau Kodak. Apa pun profesi dan latar belakang Anda, jangan lewatkan membaca buku yang menggugah dan mencerahkan ini!
*Note: Untuk Klaim kekurangan/kerusakan wajib disertai video membuka paket. Tanpa menyertakan video membuka paket, mohon maaf klaim tidak dapat diterima. Terima kasih
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI

Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan