Spesifikasi Produk: Format: 15,5 x 23,5 cm Jumlah halaman: 224 Jenis Kertas Isi: BP 55 gr Jenis Kertas Sampul: AP 230 gr
Sinopsis :
Fenomena kearab-araban yang marak di Indonesia belakangan ini tak jarang menjadi pelatuk sentimen rasial dan konflik politik. Pada awalnya hal ini sebenarnya muncul dalam bentuk simbol-simbol, seperti cara berpakaian, artikulasi keseharian, dan penampilan fisik. Pada saat yang sama, muncul pula fenomena “habibisme”, ketika sebagian figur dari kalangan keturunan Nabi Muhammad Saw. mengklaim diri sebagai pemandu umat, lalu memasuki arena permainan politik praktis. Siapa itu Arab atau lebih tepatnya apa itu Arab? Lantas, apakah “kehabiban” seseorang merupakan garansi tingginya kualitas pemahaman keislaman mereka, sehingga orang harus selalu patuh dan tunduk kepada mereka; dan bahwa yang berbeda pendapat atau posisi politik dengan mereka sama dengan tidak menghormati Nabi Saw.? Buku ini berupaya membedah fenomena tersebut dengan pisau fenomenologi, semiotika, sosiologi, dan sejarah, sekaligus bersandar kepada Al-Quran dan Hadis. Kesimpulannya tak pelak sangat “subversif”: membongkar kesalahkaprahan pemahaman sebagian Muslim Indonesia tentang isu ini.
“Buku ini merupakan suatu autokritik dan analisis tajam yang membuka mata kita tentang isu identitas Arab (dan habib).” —Haidar Bagir
“Ekspresi keresahan keturunan Yaman melihat keadaan komunitasnya, terbaca jelas di buku ini: mengapa masih mau terjebak politik kolonial yang menerapkan segregasi? Jawabannya akan mengejutkan kita semua. Inspiring!” —Nadirsyah Hosen, Monash University, Australia
“Buku yang pantas dibaca di tengah perdebatan soal ‘habib’ di Indonesia akhir-akhir ini.” —Ulil Abshar Abdalla, cendekiawan Muslim
“Buku ini sangat timely (tepat waktu) terbitnya, ketika gonjang ganjing tentang warga Alawi yang lebih dikenal di Indonesia sebagai habib, dan keturunan Arab umumnya, sedang jadi bahan pembicaraan hangat. Sebuah karya yang dapat menjelaskan pemahaman orang yang keliru tentang siapa dan apa sebenarnya yang dimaksud dengan Arab, dan apa kesamaannya dan perbedaannya dengan Yaman dan Hadhramaut. Buku ini juga sebuah autokritik terhadap keturunan Arab dan habib di Indonesia karena penulisnya adalah juga merupakan bagian dari keluarga besar Alawi di Indonesia. Karenanya sangat bermanfaat juga bagi pembaca keturunan habib guna introspeksi diri.” —Abdillah Toha, Penulis buku Buat Apa Beragama?
“Buku Identitas Ilusi Itu Arab yang ditulis oleh Musa Kazhim Alhabsyi ini merupakan upaya mereposisi keterbukaan budaya yang telah dilakukan para pendatang Arab terdahulu, sehingga identitas Arab betul-betul melebur dan menyatu sebagai bangsa Indonesia. Buku yang wajib dibaca oleh mereka yang menyadari bahwa perbedaan bukanlah penghalang dalam membangun persatuan.” —Islah Bahrawi, Jaringan Moderat Indonesia
*Note: Untuk Klaim kekurangan/kerusakan wajib disertai video membuka paket. Tanpa menyertakan video membuka paket, mohon maaf klaim tidak dapat diterima. Terima kasih