KALIMAT PASIF BAHASA JEPANG DEDI SUTEDI 73000 500 gr
Kalimat pasif bahasa Jepang sering menjadi masalah bagi para pembelajar karena sulit dipahami, sehingga menimbulkan kesalahan berbahasa Jepang. Kesalahan ini disebabkan oleh interferensi dari kalimat bahasa Indonesia yang penggunaannya cukup produktif.
Dalam bahasa Jepang, nomina tidak benyawa tidak dapat digunakan mengisi fungsi subjek secara bebas, tetapi mengharuskan adanya alasan khusus. Masalah ini tidak dapat dijawab oleh pendekatan linguistik formalis, tetapi dapat diselesaikan oleh pendekatan linguistik fungsional.
Ada empat hal yang membolehkan nomina tidak bernyawa menjadi subjek kalimat pasif, yang berhubungan dengan jenis perbuatan dan pelaku perbuatan tersebut.