Narasi: Orang beriman punya dua pilihan saja. Menjadi garam yang asin atau yang tawar, tidak ada pilihan lain (atau pelita yang menyala terang atau padam). Kita harus bisa menggarami orang-orang di sekitar kita (yaitu “pancinya”) supaya mereka selamat. Tetapi kalau kita tidak mau, tidak bisa mengasinkan orang-orang yang dibebankan Tuhan atas kita (keluarga kita) atau orang-orang sekitar kita, berarti kita adalah garam yang tidak asin, nasibnya jadi jelek, dibuang dan diinjak artinya binasa, ditolak dari rumah Allah yang kekal. Memang ada yang tidak mau digarami jadi asin, sayang, kasihan. Kita sendiri sebagai orang beriman harus asin artinya hidup baru makin seperti Kristus, supaya bisa menjadi contoh, kesaksian dan itu menolong orang lain bisa la-hir baru dan jadi asin sehingga sama-sama masuk da-lam Surga kekal. Syaratnya adalah mau, bukan sang-gup. Kalau mau dengan tulus, termasuk mau mende-rita dalam pelayanan, Roh Kudus yang beri kemampu-an sehingga berhasil, kecuali mereka menolak. Sebab hanya Allah, Roh Kudus yang betul-betul bisa melahir-barukan dan tumbuh makin seperti Kristus.
DAFTAR ISI Jadi pelita yang bersinar Bagaimana Tuhan menilai pelayanan kita dalam bersinar ini Belas kasihan Sekarang waktunya Roh Kudus atau Roh Pentakosta adalah Roh penuaian Jiwa-jiwa yang kita menangkan, menjadi mahkota kemuliaan kita Siapa yang harus kita menangkan 1. Isi rumah kita 2. Isi panci kita 3. Orang-orang tertentu yang dikirim Tuhan kepada kita 4. Saling menguatkan saudara-saudara seiman Siapa yang harus bersaksi untuk keselamatan jiwa-jiwa? Pengorbanan Yes, i do
Ada masalah dengan produk ini?
ULASAN PEMBELI
5.0/ 5.0
100% pembeli merasa puas
1 rating • 0 ulasan
5
(1)100%
4
(0)0%
3
(0)0%
2
(0)0%
1
(0)0%
Belum ada ulasan untuk produk ini
Beli produk ini dan jadilah yang pertama memberikan ulasan